Oleh : Vicky Kurniawan
Hari terakhir di Jepang. Hari ini kami buka dengan bermalas-malasan di hotel sampai waktu check out tiba. Sambil menunggu seorang teman yang berjanji untuk datang, saya sengaja menyisakan hari terakhir ini untuk bersantai tanpa itinerari. Sekali-kali melewatkan hari tanpa rencana itu enak juga lho, going with the flow dan melihat kejutan apa yang akan kita alami hari ini. Pesawat yang akan membawa kami ke Kuala Lumpur akan terbang jam 23.45 jadi saya perkirakan jam 20.00 saya sudah harus berangkat dari stasiun Shinjuku menuju Haneda. Jadi ketika Teddy, teman saya datang sekitar jam 12 siang, kami langsung check out tanpa menitipkan backpack karena ogah harus balik lagi ke hotel hanya untuk mengambil tas. Rencananya backpack akan kami titipkan di luggage storage yang banyak terdapat di stasiun Shinjuku.

Rainbow Bridge dan Patung Liberty di Odaiba Island (Photo By : http://www.japan-guide.com)
Dari hotel kami bertiga jalan kaki ke stasiun Shin Okubo dan naik JR Yamanote Line arah Shinjuku menuju Shinjuku Station. Yang ini tiketnya tidak termasuk hitungan karena dibayarin 🙂 Sampai di Shinjuku mulailah perburuan mencari luggage storage yang masih kosong. Sengaja mencari loker disekitar kantor Odakyu supaya gampang dicari karena kami sudah hapal area sekitar kantor itu. Ternyata mencari loker yang kosong saat makan siang itu susah juga. Di sekitar area Shinjuku terdapat ratusan locker penyimpanan tas, tapi semuanya terisi penuh. Mungkin ini ada hubungannya dengan kebiasaan orang Jepang yang suka berbelanja saat makan siang dan menaruh barang belanjaanya di loker sampai saat pulang kerja tiba. Setelah berkeliaran disana-sini akhirnya ketemu juga dua loker kecil yang kosong dengan sewa 300 yen perloker. Setelah backpack aman mulailah perjalanan kami menuju Odaiba Island. Teddy, teman kami, sengaja membawa kami kesini karena hampir semua tempat utama di Tokyo sudah kami kunjungi saat hari pertama tiba. Untuk transportasi hari ini kami membeli tiket Tokyo Metro 1-Day Open Ticket yang hanya bisa dipakai pada jalur Tokyo Metro (9 lines) untuk penggunaan tidak terbatas dalam satu hari.
Odaiba Island
Odaiba Island sebenarnya adalah sebuah pulau kecil buatan manusia yang terletak di Tokyo Bay. Di jaman Edo, pulau ini sengaja dibangun sebagai benteng pertahanan dari serangan laut dan setelah seabad kemudian fungsinya beralih menjadi pusat belanja dan entertainment. Dari Shinjuku Station tempat ini dapat dicapai dengan kereta. Rutenya sebagai berikut :
Salah satu cara menuju Odaiba Island adalah dengan naik kereta khusus Yurikamome Line yang menghubungkan Shimbashi Station dengan Toyosu station dan melewati semua atraksi di Odaiba. Perjalanan antara Shimbashi dan Daiba Station memakan waktu kurang lebih 15 menit. Harga tiketnya lumayan mahal yaitu 310 yen sekali jalan yang harus dibeli tersendiri karena tidak termasuk dalam JR Pass serta Metro dan Subway Pass. Kalau naik Yurikamome lebih dari dua kali dapat dipertimbangkan untuk membeli one day pass seharga 800 yen yang jatuhnya akan lebih murah daripada harga reguler. Yurikamome sendiri menggunakan kereta khusus yang mirip sekali dengan monorail (relnya diatas) tapi tidak ada supirnya. Jadi semuanya bersifat otomatis karena dikendalikan dengan komputer. Rute kereta Yurikamome Line dapat dilihat pada gambar dibawah ini, sedangkan website resminya dapat diklik disini.
Kereta Yurikamome ini menyeberang melewati Rainbow Bridge yang menghubungkan Odaiba dengan Tokyo. Jembatan bertingkat dua ini merupakan simbol Odaiba Island dan terlihat sangat indah terutama pada malam hari saat lampu-lampu meneranginya. Jembatan ini menopang jalan kendaraan bermotor, rel kereta Yurikamome dan jalur pejalan kaki serta menawarkan pemandangan yang indah sepanjang pelabuhan dan Tokyo waterfront. Posisi paling bagus adalah duduk atau berdiri di kereta paling depan karena dari situlah pemandangan jalannya terlihat paling spektakuler. Kalau pernah melihat film Spiderman 2 ala Toby Maguire dimana dia melawan Dr. Octopus untuk menyelamatkan kereta di New York yang melaju kencang. Pemandangannya yah hampir-hampir mirip adegan itu. Kereta melaju kencang dengan gedung-gedung tinggi seakan berlari di kanan kirinya.
Sesampainya di Daiba Station tempat pertama yang kami kunjungi adalah Odaiba Seaside Park. Tempat ini mudah dikenali karena tiruan patung Liberty yang ada di tamannya. Patung ini ditempatkan pertama kali di Odaiba tahun 1998 selama 1 tahun sebagai peringatan “The French year in Japan”. Berkat kepopulerannya akhirnya pada tahun 2000 ditempatkan kembali di sini sebagai replika dari patung Liberty asli yang berada di Perancis. Selain replika patung Liberty, di tempat ini juga terdapat taman dengan pemandangan terbuka kearah Rainbow Bridge. Mungkin malam hari adalah saat yang tepat untuk melihat keindahan jembatan ini karena saat itulah lampu-lampu yang ditempatkan di sepanjang kawat penunjangnya menyala dengan tiga warna yang berbeda : merah, putih dan hijau hasil dari energi matahari yang diserap sepanjang hari. Dari taman ini kita juga akan disuguhi pemandangan terbuka kearah Tokyo Bay.

Patung Liberty dan Pemandangan Rainbow Bridge dan Tokyo Bay di waktu malam (Photo By : Wikipedia dan koleksi pribadi)
Dari Odaiba Seaside Park, kami berjalan kaki menuju mall DiverCity Tokyo Plaza yang terletak persis dibelakang Fuji TV Building. Kalau gedung Fuji TV mudah dikenali karena bola raksasanya, maka Mall DiverCity juga tampak menonjol dengan patung Gundam raksasanya. Gundam setinggi 18 meter ini bagian dari promosi atraksi Gundam Front Tokyo yang berada di lantai 7. Bagi pecinta anime Jepang, Gundam bukanlah tokoh asing lagi karena dari tahun ’80 sampai 2000 an film serinya masih terus dibuat. Bagi pecinta robot raksasa ini, satu atraksi wajib kunjung di DiverCity adalah Gundam Front Tokyo. Dengan tiket masuk 1000 Yen per satu orang dewasa para fans Gundam dapat menikmati segala hal yang berhubungan dengan tokoh idolanya. Mulai dari melihat secara nyata kilasan-kilasan beberapa adegan dari filmnya, foto bareng sampai membeli merchandise Gundam yang beberapa item sangat susah didapat ditempat lain. Seluk beluk tentang Gundam Front Tokyo dapat dilihat disini.
Tidak terasa hampir 2 jam kami menghabiskan waktu ditempat ini. Maunya makan siang di DiverCity tapi setelah melihat-lihat kok tidak ada menu makan siang yang dirasa halal dan pas dihati. Jadi dari DiverCity kami berjalan kembali ke Daiba Station dan naik kereta Yurikamome menuju Ginza. Peta Odaiba Island dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Selama perjalanan, Teddy banyak bercerita tentang kehidupannya selama di Jepang sekaligus mengenalkan kepada kami beberapa kebiasaan orang Jepang yang sebelumnya luput dari perhatian seperti tidak berisik kalau naik kereta, tidak sembarangan mengambil barang yang jatuh termasuk cara antri yang benar di stasiun kereta. Membayangkan kehidupan sebagai mahasiswa yang sedang mengambil program master disini, dengan kondisi yang serba teratur dan disiplin. sudah terbayang dia bakalan stress berat saat kembali ke Indonesia nanti 🙂
Ginza
Ginza sesuai dengan namanya, dulu merupakan sebuah rawa-rawa yang disulap menjadi tempat pembuatan koin perak (Silver Mint). Setelah terjadi kebakaran hebat yang memusnahkan hampir semua bangunan, pemerintahan Meiji membangun kembali area tersebut dengan menjadikannya contoh dari modernisasi. Tidak tanggung-tanggung mereka sampai mendatangkan seorang arsitek dari Inggris untuk mendesain area itu. Jadi saat itu, Ginza merupakan satu-satunya area di Tokyo yang bernuansa barat dengan gedung batu bata dan jalan-jalan yang lebar. Sayangnya banyak bangunan-bangunan dari bata itu yang kurang laku dijual karena walaupun indah untuk dipandang tapi harganya mahal dan tidak sesuai dengan iklim serta gaya hidup orang Jepang. Tapi hal itu berbanding terbalik dengan keadaan sekarang. Ginza yang sekarang, sudah berkembang menjadi salah satu pusat perbelanjaan dan hiburan paling terkenal di Tokyo. Konsumen yang dituju terutama adalah kalangan menengah keatas. Kalau dulu kurang laku untuk dijual sekarang menjadi salah satu kawasan real estate paling mahal di Jepang dimana satu meter persegi tanah bernilai lebih dari 10 juta yen. Untuk menuju tempat ini, berikut saya tuliskan rute kereta dari Odaiba Island menuju Ginza.
Waktu paling ideal untuk jalan-jalan kesini adalah tiap Sabtu dan Minggu dari jam 12:00 siang sampai jam 5:00 sore saat jalan utama di Ginza ditutup dari kendaraan dan para pejalan kaki dapat bebas berjalan di Chuo Dori Street. Di Ginza, tempat pertama yang saya datangi disini adalah toko Uniqlo Ginza. Bagi penggemar fashion bermerk Uniqlo tempat ini merupakan destinasi wajib kunjung karena dengan gedung berlantai 12, Uniqlo Ginza merupakan cabang terbesar Uniqlo diseluruh dunia. Berbeda dengan toko-toko cabang Uniqlo yang lain, di toko ini selain produk Uniqlo sendiri ada juga produk-produk kolaborasi dengan beberapa merk seperti Jun Takahashi’s Undercover, David Lynch dan perancang busana wanita dari Inggris Laura Ashley.
Desain gedung ini juga terlihat unik dengan banyak panel kaca serta boneka manekin yang bisa berputar. Kabarnya untuk menarik turis, toko ini juga menyediakan 15 pembicara dengan 6 bahasa yang berbeda (Jepang, Inggris, Perancis, Spanyol, China dan Korea). Di Uniqlo ini harga barang-barang obralnya memang relatif murah. Barang-barang diskon tersebut ada yang diletakkan secara mencolok di rak-rak diskon tapi ada juga yang tersembunyi di bagian belakang rak. Untuk oleh-oleh, di toko ini saya mendapat satu jaket windbreaker untuk anak-anak yang bisa dilipat sampai sekepalan tangan dengan harga yang lumayan murah. Jalan-jalan di seputaran Ginza ini, kami juga mampir ke Tokyo Station untuk mengagumi keindahan gedungnya dari luar. Tokyo Station merupakan stasiun tersibuk di Jepang yang menjadi lintasan kereta-kereta JR East, JR Central dan Tokyo Metro sekaligus menjadi terminal bagi bis-bis yang melayani rute daerah Kanto dan sekitarnya.
Gedung utama stasiun ini didesain dengan gaya barat yang masih bertahan sejak pertama kali dibuka tahun 1914 (wow, hampir seratus tahun yang lalu). Bagian depan bangunan ini sudah bertahan melewati perang, gempa bumi dan segala macam resesi ekonomi. Walaupun terlihat kuno, gedung ini terlihat sangat menonjol diantara gedung-gedung bertingkat disekelilingnya. Sayangnya saat saya disini hari sudah sore (sekitar jam 5-an), sehingga tidak sempat menjelajahi kompleks Imperial Palace yang terletak persis di depan Tokyo Station. Berjarak kurang lebih 10 menit jalan kaki dari Tokyo Station, Imperial Palace ini merupakan rumah bagi keluarga kerajaan Jepang. Walaupun bagian dalamnya (Inner Ground) tertutup untuk umum, kita masih tetap bisa mengunjungi bagian luarnya (Outer Ground) dengan gratis. Bagian dalam Imperial Palace hanya dibuka untuk umum dua kali dalam setahun yaitu tanggal 2 Januari (Tahun Baru) dan 23 Desember saat ulang tahun kaisar. Saat itu pengunjung dapat masuk ke taman dalam dan melihat beberapa anggota kerajaan yang secara khusus akan memperlihatkan diri di balkon.
Selain Outer Ground, dikawasan ini terdapat juga Imperial Palace East Garden yang juga terbuka untuk umum. Walaupun sifatnya gratisan, untuk masuk taman ini orang harus tetap mendaftar. Taman ini buka dari jam 9:00 sampai jam 16:30 dan pendaftaran masuk berakhir 30 menit sebelum jam tutup. Peta kawasan Ginza dan sekelilingnya dapat dilihat pada gambar berikut :
Akhirnya tepat jam 6 sore kami naik kereta kembali ke stasiun Shinjuku. Dari Tokyo Station kami naik Tokyo Metro Marunouchi Line (M17) arah Shinjuku turun di Shinjuku Station (M08).
Shinjuku Station – Haneda Airport
Turun dari kereta di Shinjuku Station kami memutuskan makan malam merangkap makan siang yang tertunda. Setelah cari sana sini akhirnya kami memilih untuk makan di KFC yang lokasinya dekat dengan stasiun. Menu yang halal disini kalau menurut PMIJ (Persaudaraan Muslim Indonesia Jepang) hanyalah ikan, kentang goreng dan apple pie karena mereka menggunakan minyak sayur untuk menggorengnya. Ini pertama kalinya kami masuk KFC selama di Jepang. Bila diamati, KFC di Jepang ini bagian dalamnya sedikit beda dengan KFC di Indonesia. Pada umumnya kalau di Indonesia restoran KFC selalu dilengkapi dengan tempat duduk yang nyaman untuk berlama-lama makan ditempat (dine in). Bahkan di beberapa restoran juga tersedia sofa yang enak banget dibikin tiduran ditambah playground mini sebagai tempat bermain bagi anak-anak. Pokoknya segala fasilitas yang membuat orang betah berlama-lama makan didalam. Tapi hal itu jangan diharapkan ada disini. Sebagai contoh, KFC Shinjuku ini hanya menyediakan beberapa set kursi standar untuk makan dan banyak sekali kursi model bar dengan meja panjang yang dipakai bersama-sama. Jadi orang pesan, makan dan cepat-cepat pergi. Jarang sekali yang makan sambil ngobrol berlama-lama seperti kami 🙂 . Mungkin restorannya memang disetting seperti itu supaya perputaran pengunjungnya cepat mengingat restoran yang sempit (lahan terbatas) dan yang pesan banyak. Selain itu 70% pengunjung KFC di Jepang memang memiliki kecenderungan untuk beli dan dimakan diluar (take out). Satu lagi yang unik di KFC Jepang adalah penampilan patung Colonel Sander’snya yang selalu berubah-rubah menurut event yang sedang berlangsung contohnya saat natal, pak kolonel memakai baju santa claus atau pas sedang ada promo pembelian paket Dragon Ball, pak kolonel berubah kostum menjadi Songoku lengkap dengan bola naganya.
Saat sedang makan itulah terlihat pemandangan yang kalau dipikir-pikir cukup memalukan juga. Kebetulan 3 meja disebelah kami ditempati segerombolan orang Indonesia yang rupanya sedang mengikuti tour. Nah saat selesai makan mereka asal tinggal begitu saja. Yah tahu sendirilah, kalau di Indonesia kan selalu ada pelayan yang membereskan meja. Akhirnya tour guide dan salah satu petugas KFC meminta mereka untuk kembali. Sempat terjadi keributan kecil saat mereka diminta untuk membereskan meja yang telah digunakan. “Lho kan saya sudah bayar, kenapa mesti beres-beres juga”, kata salah seorang peserta sambil ngotot. Tapi tetep aja tour guidenya yang kebetulan orang Jepang meminta mereka untuk membereskan meja. Jadi sambil ngomel panjang lebar akhirnya mereka beres-beres juga. Wadoh saya yang juga orang Indonesia jadi ikutan malu juga.
Sebenarnya satu etika saat makan di restoran waralaba seperti McD atau KFC di luar negeri adalah membersihkan meja yang telah digunakan. Jadi datang meja bersih, pulang meja juga harus bersih. Buat saya pribadi karena ini adalah kebiasaan baik jadi saya terapkan juga saat makan di Indonesia. Kalau makan di restoran waralaba selalu saya usahakan untuk membersihkan meja, membuang sampah dan menaruh baki di tempatnya. Terkadang petugasnya sampai heran. Kalau makan di warung atau restoran, tinggal saya tumpuk aja, piring kotor dan gelas kotor. Remah-remah dibuang ke piring kotor, cipratan saus dibersihkan pakai tissu Yah pokoknya terlihat rapi lah, sampai terkadang saya sering digodain “nggak dicuci didapurnya sekalian?” 🙂 Ah, tapi saya sih cuek aja, itung-itung bantu pelayan restoran juga.
Selesai makan, kami berjalan kaki kembali ke stasiun Shinjuku untuk mengambil backpack di loker. Ditengah jalan kami bertemu seorang ibu asal Indonesia yang bertanya arah hotelnya. Kami memutuskan untuk mengantar ibu tersebut karena setelah dicek di peta ternyata letak hotelnya tidak terlalu jauh. Sepanjang jalan kaki ke hotel si ibu banyak bercerita tentang perjalanannya di Jepang. Ternyata ibu ini merupakan salah satu anggota tour yang diselenggarakan oleh perusahaan penjual wadah plastik yang cukup terkemuka di Indonesia. Perusahaan ini memberikan insentif jalan-jalan ke Jepang bagi peserta dengan penjualan terbanyak. Kalau dilihat dari ceritanya, jalan-jalan peserta tur ini bukan sekedar jalan-jalan kere seperti saya. Bayangkan saja, mereka menginap di Keio Plaza Hotel yang kamar standarnya saja berharga resmi sekitar 20.000 yen permalam. Belum lagi atraksi yang dituju adalah Tokyo Disneyland. Karena saya lihat si ibu membawa koper baru, iseng-iseng saya tanya-tanya kepo, “lho kopernya yang lama rusak ya bu?” “Ah, enggak ini koper tambahan untuk oleh-oleh karena yang lama sudah kepenuhan”. (he he he tipikal orang Indonesia banget yang doyan belanja). Yah seperti sayalah yang kelamaan di Uniqlo sampai lupa eskplore Imperial Palace 😦 . Tapi bedanya dengan si ibu, saya nggak pernah belanja banyak-banyak kalau lagi traveling karena satu nggak punya uang dan dua nggak punya bagasi he he entahlah kalau saya punya kedua-duanya.
Sebenarnya diperjalanan banyak sekali bertemu peserta tur yang sama dengan si ibu (mereka berseragam termasuk satu rombongan yang ketemu saya di KFC). Tapi tiap kali ketemu sama temannya si ibu malah pura-pura tidak tahu sampai saya penasaran kenapa si ibu bersikap demikian. Jadi mulailah si kepo ini bertanya, “lho kenapa kok nggak gabung sama mereka, itu kan ada teman-teman ibu?”. “He he sebenarnya saya malu jalan sama mereka, soalnya suka sembarangan banget sampai malu-maluin. Mulai dari duduk dlosoran di lobby hotel sampai buang sampah sembarangan ” jawab si ibu. Waduh saya sampai nggak tahu mesti jawab apa. Setelah mengantar sampai ke depan hotel, saya sampai ternganga-nganga lihat kemegahan hotelnya (maklum saya kan ndeso), akhirnya kami melanjutkan perjalanan ke Shinjuku.
Setelah mengambil backpack akhirnya tibalah saat kami berpamitan. Sempat sedih juga karena ini juga momen-momen terakhir kami di Jepang. Berawal dari Shinjuku dan berakhir di Shinjuku. Setelah mengucapkan selamat tinggal dan saling mengucapkan janji untuk selalu kontak akhirnya kami berpisah juga disini. Dari stasiun Shinjuku kami naik JR Yamanote line menuju Shinagawa Station dan dari situ langsung disambung Keikyu Airport Line menuju Haneda Airport. Perjalanan dari Shinjuku ke Haneda memakan waktu kurang lebih 45 menit sudah termasuk mencari platform keretanya juga. Pada saat naik kereta dari Shinjuku ke Haneda ini ada satu kejadian lucu. Entah sedang berada didaerah mana, tiba-tiba keretanya berhenti. Saya yakin dia betul-betul berhenti ditengah jalan dan bukan di stasiun karena tidak ada tanda-tanda stasiun disekitar tempat itu. Seperti reaksi orang Indonesia pada umumnya, saya langsung ribut aja, “kenapa berhenti? ada apa?, ini mogokkah?”. Tapi semua itu menghilang ketika melihat reaksi orang-orang disekitar saya. Mereka semua tetap duduk anteng dan meneruskan kegiatannya masing-masing seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Nggak ada tuh yang heboh-heboh seperti saya. Karena kegiatan orang Jepang di kereta adalah tidur, membaca dan main gadget jadi bisa dibayangkan tanpa suara mesin kereta, suasananya jadi hening banget kayak kuburan. Mungkin kalau saya menjatuhkan koin disitu suaranya bakal terdengar sampai ke ujung. Akhirnya saya hanya berbisik-bisik saja sama suami mencoba berdiskusi kenapa keretanya berhenti, itupun sudah heboh banget karena hanya kami berdualah yang berbisik-bisik disekitar tempat itu 🙂 . Mengapa kereta itu berhenti masih menjadi misteri bagi saya hingga sekarang, tapi dugaan saya kemungkinan besar karena ada perpindahan jalur di depan sehingga dia harus sabar menunggu sampai jalurnya siap dan bersih dari kereta lain.
Akhirnya jam 20.45 sampai juga kami di Haneda, cukup waktu untuk check inn dan jalan-jalan sedikit sebelum masuk ke pesawat yang dijadwalkan terbang ke Kuala Lumpur jam 23.55. Setelah masuk kedalam gate akhirnya sadar juga kalau kunjungannya benar-benar akan berakhir. Selama 8 hari, Jepang sudah banyak memberikan pelajaran bagi diri saya dengan beberapa kebiasaan baru yang bisa dibawa pulang ke Indonesia. Semoga Allah memberikan kesempatan bagi saya untuk kembali karena masih banyak sebetulnya daerah-daerah yang menarik untuk dijelajahi.
Biaya Hari Ke 8
Hill-men
January 30, 2014 at 2:44 pm
wah samaan nih mbak..
kebiasaan baik yaitu bersihin meja di resto fastfood saya adopsi di indo..
malah disini saya sampe diliatin orang2, hahaha..
kebiasaan baik kn boleh ditiru ya :p
devy
January 30, 2014 at 4:48 pm
Ya ampuuunn mbak,,itu memalukan sekali sih peristiwa di KFC ,,halaahh udh salah pake ngeyel lagi gak mau beresin,,, sy kalo jd mba vicky maunya cepet2 kabur aja dr situ biar ga disangka temen2nya hihihi,,mbak mau tanya lagi,sy kan rencananya insya Allah perginya awal april,pergi dan pulang dr Nagoya,,rencana begitu sampe sy mau keliling2 dl kota nagoya, stlh itu baru ke Osaka,,nah berhubung JRpass sy baru diaktifkan dihari ke 4,sy bingung naik apa ya yg cepat dan ekonomis ke osaka? Secara jaraknya lmyn juga yaa 3 jam-an,,kalo pake willer Bus itu gimana caranya mba? Hrs booking online dr indo? Gak bisa go show aja? Makasih ya sebelumnya,,jgn bosan kalo sy msh ada tanya2 nanti ya 😉
aremaronny
January 31, 2014 at 7:37 am
Transportasi paling murah memang naik bis mbak. Untuk Willer Express mending pesan di Indonesia aja mbak. Kalau go show pun tiketnya tetap harus dibeli secara online karena mereka tidak melayani pembelian tiket secara langsung.
aremaronny
January 31, 2014 at 7:35 am
Ha ha ha..iya semua pada liat karena aneh, padahal bule makan di McD Indonesia juga begitu…
nia
February 1, 2014 at 1:30 am
mba mohon maaf numpang nanya, saya mau nge add fb nya mba.. tapi gatau alamatnya, bolehkah dishare? 🙂
aremaronny
February 1, 2014 at 6:54 am
Tinggal klik FB Badge yang saya cantumkan di sisi sebelah kanan saja mbak Nia, nanti otomatis akan tersambung.
maylav96
February 4, 2014 at 8:02 am
Budaya baik kok malah dibilang aneh… Emg sebenernya orang Indonesia yg aneh mb. Semakin dimudahkan tapi gengsi tetap tinggi… Susah deh kl maunya sering dilayani…
aremaronny
February 4, 2014 at 9:04 pm
He he mungkin dulu saya juga seperti itu mbak, tapi semakin sering traveling semakin terbukalah wawasan saya. Yah setidak-tidaknya saya banyak merasakan hasil positif dari traveling walaupun akibat negatifnya juga ada seperti tabungan yang terus menerus jebol 🙂
tony
February 6, 2014 at 9:45 am
Halo, Mbak Vicky. Maaf baru sempet baca lagi setelah sekian lama 😀
Sebenarnya untuk masuk Imperial Palace harus buat online appointment dulu walaupun gratis.
Dan nama dan waktu kunjungan yang tercantum serta jumlah orang yang ikut masuk harus sesuai dengan online appointment itu.
Di dalam juga disediakan gratis locker penitipan bakcpack kecil (daypack) dan audio guide (via earphone) dalam berbagai bahasa selain tour guide yang juga multi-language.
Kalau seperti kami yang membawa backpack besar juga bisa koq dititipkan hanya saja tidak masuk locker hanya diletakkan di sebelah locker. Memang benar! JANGAN KUATIR hilang barang di Jepang…
Di Eropa pun sama, Mbak. Kita harus beres2 sendiri sisa makanan kita. Bahkan host kita takjub waktu kita bilang di Indonesia, KFC ada delivery service-nya karena disana biasanya hanya produk pizza yang bisa delivery 😀
Solid writing… 😀
aremaronny
February 7, 2014 at 6:43 am
Wah terima kasih atas tambahan infonya ya mas Tonny, mungkin karena istana itu masih dihuni jadi mau masukpun juga susah yah. Oh jadi walaupun gratis mesti buat janji dulu ya (rasa-rasanya memang pernah baca di LP tapi lupa 🙂 ).
feberman saragih
February 7, 2014 at 11:57 am
mbak terima kasih inifo2nya, mbak bisa enggak dibuat total dana yang dikeluarkan setiap melakukan perjalanan. terimakasih infonya
aremaronny
February 8, 2014 at 6:43 am
Sudah saya buat ringkasan biayanya pada awal tulisan mas, coba dicek di daftar isi
feberman saragih
February 17, 2014 at 1:40 pm
Ok terima kasih, saya kurang teliti. Mbak, saya kurang paham bahasa inggris (kesalahan masa lalu) tapi saya pengen keluar negeri seperti mbak (tidak ikut tour), apa ada solusinya biar enggak nyasar nyasar? Atau mbak punya pengalaman tersendiri. Terima kasih banyak infonya
aremaronny
February 20, 2014 at 7:49 am
Ketidakmampuan berbahasa Inggris sebenarnya bukan merupakan kendala utama mas. Asal mas mengerti bahasa Inggris standar saja sudah cukup. Pengalaman saya selama ini berpergian, kebanyakan saya menggunakan bahasa tubuh bila berkunjung ke negara-negara yang penduduknta tidak mengerti bahasa Inggris. Negara-negara yang penduduknya jarang berbahasa Inggris adalah Thailand, Jepang dan Cina (Hongkong, Macau, Shenzhen). Jadi mas jangan terlalu kuatir soal bahasa.
nisamama
February 11, 2014 at 5:38 pm
Ya ampuuun, ter-la-luh itu orang2 Indonesia memalukan dunia persilatan. Hehe. Ga hanya di resto cepat saji mbak viky, kalau makan di food court di mall juga gitu, piring2 bekas makan kita bawa sendiri ke counter makannya, sudah disediakan tempat taruh piring kotor. Biasanya restoran yang kita bawa sendiri makanannya, selesainya juga gitu, bawa sendiri piring kotornya ke tempatnya. Kecuali yang bisa pesan di meja dan makanannya diantar pelayan, itu baru selesainya ga usah beres2 meja, karena pelayan yang akan membereskannya. 🙂
aremaronny
February 11, 2014 at 7:28 pm
He he iya ma…tapi diharapkan kalau sudah ditegur begitu mereka akan lebih hati-hati. Berarti memang benar yah kalau traveling itu menambah wawasan banget 🙂
rustam thomas
February 22, 2014 at 9:26 pm
Mba Vicky, sungguh pengalaman yang mengesankan. Dituangkan dengan detail dan sistematis. Terima kasih telah berbagi, saya membuat rencana itenerary saya berdasarkan informasi yang telah disampaikan. Sangat informatif dan bermanfaat. Acung jempolllll buat mba Vicky.
Salam hormat 🙂 (grak) mba….
aremaronny
February 23, 2014 at 8:08 am
Terima kasih juga karena sudah mau mampir kesini 🙂
Agnes
February 22, 2014 at 11:08 pm
mbak mau nanya dong, di KFC jepang sedia nasi ga? tq
aremaronny
February 23, 2014 at 8:09 am
Sayangnya tidak mbak Agnes
Ulil Abhsar
March 4, 2014 at 10:18 pm
sangat meng isnpirasi sekali artikel nya, matur suwon sam kamb hehe 🙂
aremaronny
March 14, 2014 at 6:57 am
He he sama-sama, terima kasih juga sudah mau mampir kesini.
hasma
April 10, 2014 at 1:35 pm
Mbak Vicky, saya mau tanya lagi nich… apabila kita tiba di stasiun yang kita tuju apakah exitnya cuma satu? atau beberapa exit (spt Hongkong atau Seoul), dimana kita harus tahu exit yang mana sesuai tujuan kita. Biasanya kalau keluar di pintu Exit yang salah kita bisa nyasar. Apakah ada petunjuk arah yang jelas, misalnya stasiun Asakusa, ada petunjuk arah untuk ke Sensoji Temple atau Nakamise Street. Mohon bantuannya Mbak. Terima kasih
aremaronny
April 13, 2014 at 7:37 am
Sayangnya exitnya juga banyak mbak, tapi jangan kuatir petunjuk jalan di dalam stasiun juga banyak. Tapi sayangnya pas sampai diluar stasiun itu petunjuk arahnya minim banget. Saran saya kalau bisa pakai HP smart phone yang selalu terkoneksi internet jadi bisa sering-sering lihat posisi kita di google map. Tapi kalau tidak, yah seperti saya saja, siap-siap tanya dan kesasar he he (BTW biasanya saya ngeprint peta sendiri)
Fahmi (catperku.info)
May 8, 2014 at 11:23 am
itu kalau ke odaiba naik kereta ternyata viewnya keren juga ya 😀 kemarin saya jalan kaki lewat rainbow bridge 😀
aremaronny
May 29, 2014 at 12:23 pm
Wah hebat….he he he jadi pengen juga nyoba jalan lewat Rainbow Bridge…jaraknya jauh kah?
Seifour
June 5, 2014 at 3:52 pm
Mba, infonya jelas banget…Senangnya nemu blog mba, bakal berguna banget nih buat kunjungan saya ke jepang tahun depan ^^…Thanks yaaa
aremaronny
June 12, 2014 at 1:57 pm
He he sama-sama…terima kasih sudah mau mampir kesini yah…
morimosa
August 31, 2014 at 2:57 pm
Saya baca semua partnya. Dan….. wow… terimakasih karena sudah share info sejelas-jelasnya. Semua yg saya pingin tanyakan terjawab semua didalam blog ini. Mungkin kalo dibukukan akan jadi best seller karena lengkap banget (≧∇≦)b 本当にありがとうございます。
aremaronny
August 31, 2014 at 6:35 pm
he he terima kasih mbak Lisa karena sudah mau mampir kesini
diah
September 27, 2014 at 5:52 am
salam kenal mb… seneng banget baca ceritanya… thx for complete information…
aremaronny
September 29, 2014 at 11:28 am
Terima kasih karena sudah mampir kesini ya mbak…
missransel
February 2, 2015 at 2:23 pm
blognya sangat informatif sekali mba… dan insya Allah Mei ini saya dan teman2 juga backpackeran ke jepang. Itinerary ijin ambil sebagian dari sini ya mba.. keep writing 🙂
Vicky Kurniawan
February 2, 2015 at 7:26 pm
Silahkan mbak kalau mau pakai itinerarynya. Terima kasih sudah mampir ya.
Siti Nur Mahallia
May 1, 2015 at 10:03 am
Salam kenal mb vicky…. Wooow itin yg sempurna …. Semoga bs mngikuti jejak kaki mb vicky ya:)) sukses slalu n ajak 2 dunk ! Heheheeee….
Vicky Kurniawan
May 1, 2015 at 11:27 am
Salam kenal juga mbak Siti..Terima kasih sudah mampir kesini ya
ryan
May 7, 2015 at 12:48 pm
mantap….
Rony
May 17, 2015 at 11:25 pm
Luar biasa detail itinerary nya.. Sangat membantu bagi yang ingin explore Jepang untuk pertama kalinya
Vicky Kurniawan
May 19, 2015 at 4:30 pm
Terima kasih sudah mau mampir kesini ya mas..
Damayanti
June 28, 2015 at 4:39 pm
Salam kenal mba vicky…seneng bget baca intinerary jepangnya…. InsaAllah tahun depan 2016 akhir april sy ada rencana ke jepang , dan tiket sdh sy beli pake MAL, tp sy bibgung neh krn bandaranya Ke Narita bukan Haneda….bs kasih info ga mba menuju ke kota tokyonya gmn dan intinerarynya enaknya kemana dulu… Mks yaa mba
Vicky Kurniawan
June 30, 2015 at 2:36 pm
Salam kenal juga mbak Damayanti. Mengenai transportasi dari bandara Narita ke Tokyo bisa dilihat disini http://www.japan-guide.com/e/e2027.html
Fina halid
November 3, 2015 at 9:47 pm
Alhamdulillah, malam ini aq plg ke Indonesia. Dari hari pertama sampai hari ke 8, aq ikuti jejak mba Vicky. Semua perjalanannya sama… Aq dimudahkan krn blog yg mba tulis. Smoga mnjadi amal jariah buat mba. Terimakasih yaaa
Vicky Kurniawan
November 4, 2015 at 9:46 am
Terima kasih sudah mampir yah mbak Fina. Jadi ikutan senang..
arie
November 24, 2015 at 1:58 pm
saya kapan ya bisa pergi ke jepang… mungkin cuma dalam mimpi…:(
Vicky Kurniawan
November 28, 2015 at 7:22 pm
He he he saya malah tidak pernah mimpi pergi ke Jepang. Hanya ikut saja kemana angin tiket promo berhembus. Tapi satu hal yang saya yakin dengan pasti, mimpi adalah awal dari segalanya.
twindry
December 15, 2015 at 8:52 am
mba mau tanya donk.itu rincian biaya2 selama di jepang sudah untuk berdua atau biaya per orang nya? makasih mba atas sharingnya yg super lengkap.melihat rincian biayanya saya jadi yakin mimpi ke jepang bsia terwujud.trims 🙂
Vicky Kurniawan
December 16, 2015 at 1:39 pm
Itu rincian per orang mbak. BTW nanti kalau buat itinerary biayanya dicek lagi ke website yang bersangkutan yah soalnya terkadang banyak yang sudah berubah.
twindry
December 17, 2015 at 2:08 pm
ada email yg bisa buat di tanya2 ngak mba? saya iseng2 nyusun itinerary, yah hitung-hitung untuk penyemangat agar mimpi bisa jadi kenyataan.heheh
Vicky Kurniawan
December 18, 2015 at 2:41 pm
Sudah saya terima emailnya.
ryonclo
December 25, 2015 at 7:57 pm
mba, tadi saya ada baca “Dengan tiket masuk 1000 Yen per satu orang dewasa para fans Gundam dapat menikmati segala hal yang berhubungan dengan tokoh idolanya.” jadi kalo cuma mau foto2 depan gundam raksasa itu perlu bayar apa engga ya mba???
Vicky Kurniawan
December 26, 2015 at 1:04 pm
ha ha ha kalau yang itu gratis mas…
nurita
January 11, 2016 at 1:51 pm
Mbak Vicky mksh banget dah nemu bloknya nanya dong mba sebenarnya mau back packer tapi berhubung ibu ikut sptnya gak bisa spt itu yg mau saya tanyakan kalo udah punya JR pass untuk ka lokal tetep beli sdr kah? Sy masih bingung kalo punya JR pass apakah misal dr tokyo ke kyoto masih naik bus whiler? Mksh mba info nya
Vicky Kurniawan
January 13, 2016 at 10:19 am
JR Pass hanya berlaku untuk kereta dan bis JR saja mbak, diluar itu yah harus bayar lagi. Kalau sudah punya JR Pass naik Shinkansen aja mbak. Caranya bisa dilihat disini http://www.japan-guide.com/e/e2018.html
nita nurdalena
March 22, 2016 at 9:57 am
sepupu saya yg kasih tau blog mbak Vicky…sy akan jadikan guidance untuk perjalanan sy ke Jepang sama kel awal Mei ini…sangat membantu sekali mbak…terimkasih banyak….
Vicky Kurniawan
March 22, 2016 at 1:57 pm
Terima kasih sudah mampir kesini ya mbak Nita
elisa
April 17, 2016 at 8:16 pm
Hallo Mba Vicky,
mau tanya mba, odaiba sendiri apa worth it untuk di datangi? karena kami ada hari kosong untuk keliling sebelum naik bus ke kyoto.
ada saran mba kemana sebelum kami naik bus ke osaka? oh iya mba, saya dan teman saya ke Jepang saat Golden Week. agak khawatir nih mba. ada tips dan trick kah?
thank you
Vicky Kurniawan
April 18, 2016 at 11:10 am
Kalau dibandingkan dengan harga tiket keretanya menurut saya kurang Worth it mbak Elisa. Waktu itu sebelum naik bis ke Kyoto saya keliling kesini https://jejakvicky.com/2013/07/22/hari-ke-2-tokyo-asakusa-tsukiji-market-harajuku-shibuya-tmg/ . Kalau perginya saat Golden week dimantapin semua mbak. Yang jelas hotel dan transportasi antar kota sudah harus dibooking jauh jauh hari. Jangan sampai nekad beli dadakan.
Ditulis oleh: laulau
September 28, 2016 at 5:07 pm
mau tanya, untuk 2 day pass subway tokyo kalo dibeli itu aktif dari saat pembelian atau saat pertama kali kartunya di pakai ya? terima kasih..
Vicky Kurniawan
September 28, 2016 at 7:01 pm
Aktif saat pertama kali digunakan mbak selama belum expired sesuai tanggal yang berada di bagian belakang tiket.
Ditulis oleh: laulau
October 3, 2016 at 2:52 pm
mba mau tanya lagi hehe..saya kalo mau ke haneda airport dari subway kodemmacho, saya liat hyperdia ada lewat asakusa line & lanjut keikyu line, saat pembayaran apa saya bisa yang subway bayar dgn kartu subway pass & sisanya beli kartu terpisah atau harus dibayar menjadi satu? karena saya lihat itu kereta kayaknya langsung lanjut sampe ke bandara. terima kasih.
Vicky Kurniawan
October 3, 2016 at 9:08 pm
Keikyu Line jalurnya terpisah. Memang betul kalau yang subway bisa dibayar pakai subway pass. Nanti yang keikyu line beli tiket tersendiri.
Nopita maulittian
May 17, 2017 at 10:43 pm
Ya Alloh seperti dapet pencerahan luar biasa setelah nemu cerita mba yg superrr keren! Insya Alloh saya november ini akan ke jepang dgn rute tokyo, kyoto & osaka seminggu pp. Saya masih rada bingung tentang transportasinya mba, lebih ke masalah beli one day ticket kah/gmn karna saya tinggal 2hari/kota. Tolong infonya, makasih banyak mba & wish me luck
Vicky Kurniawan
May 20, 2017 at 6:03 pm
Kalau cuman ke tiga kota itu aja mending beli persingle ride mbak atau kalau di Kyoto yah beli one day pass aja atau bila perlu beli one day passnya dua kali. Tapi coba nanti buat itin yang lebih halus dan pelajari lagi pass pass yang berlaku di Jepang. Siapa tahu ada yang lebih baik.
Nopita maulittian
May 17, 2017 at 10:49 pm
Oiya mba satu lg, itu kalo mba waktu itu jadi ke fukushimi inari rutenya jadi gmn ya? Saya pny rencana kalo boleh mau ikutin itin mba dgn sedikit perubahan krn saya in tokyo & out osaka. Saya mau fasihkan dlu masalah transportasinya gimana. Makasih byk mba.
Vicky Kurniawan
May 20, 2017 at 6:49 pm
Fushimi inari kalau bisa dikunjungi pagi atau siang hari saja.
Nopita maulittian
May 20, 2017 at 7:16 pm
Malam mba, mau nanya lg & maaf bawel bgt. Klo disuruh pilih tokyo one day pass, pasmo & suica card mending pilih mana ya? Pengen cari yg bisa ngecover setidaknya 80% macam transportasi dr 100% semua transportasi ky ezlink di sg. Saya searching malah bingug sendiri hhehe. Makasih mba
Vicky Kurniawan
May 22, 2017 at 6:33 am
Pilih Pasmo atau Suica aja mbak, karena mereka juga berlaku di Kyoto dan Osaka. Pasmo dan Suica pada dasarnya sama cuman beda perusahaan aja, tapi coveragenya sama.
indri
December 9, 2017 at 5:37 pm
thanks mbak vicky, ijin nyontek ya…
Vicky Kurniawan
December 12, 2017 at 5:58 pm
He he he boleh aja mbak Rini. Ditulis disini memang untuk dicontek. Btw nanti harga harganya di cari lagi ya infonya soalnya takut udah nggak akurat.
taorent05
May 28, 2020 at 4:09 pm
odaiba memang tempat yang keren dan menakjubkan. mulai dari patung gundam hingga konsep future car ada di sana. rasanya seharian ga bakalan cukup buat nikmatin odaiba.
btw, saya juga ingin berbagi cerita jalan-jalan ke odaiba di : https://www.taorent.id/2020/04/jalan-jalan-seru-ke-odaiba.html .
terima kasih dan good luck