RSS

Hari Ke 3 : Bangkok (Dusit Park & Amphawa Floating Market)

20 Jan

Oleh : Vicky Kurniawan

Hari ini kami berencana mengunjungi Dusit Park karena ingin memanfaatkan semaksimal mungkin tiket Grand Palace yang dibeli kemarin. Yah, hitung-hitung sebagai ajang balas dendam karena 2 tahun lalu tidak bisa berkunjung ketempat ini. Memang 3 dari 7 tempat yang termasuk dalam tiket bundling Grand Palace terletak di kawasan Dusit, jadi sebetulnya rugi kalau sudah punya tiket Grand Palace tapi tidak menjelajah kesini. Mengingat hari ini kita akan berkunjung ke tempat-tempat yang resmi, jangan lupa berpakaian konservatif dan karena jam buka museumnya rata-rata jam 9 jadi bisa berangkat agak santai dari hotel. Sedikit beda dari kemarin, hari ini kami berangkat jam 8 pagi, tetapi ternyata itu bukan pilihan yang baik karena jalur City Line semakin panjang antriannya. Sehingga perkiraan waktu perjalanan 30 menit jadi molor menjadi 2 jam.

Istana Vimanmek

Istana Vimanmek (Photo By : AsiaDreaming)

Dusit Park

Dusit, yang kadang disebut sebagai New Royal City, adalah tempat kediaman beberapa raja dan kantor pemerintahan yang dibangun oleh Rama V. Kebanyakan bangunan dan taman-taman didalamnya dibangun dengan gaya Eropa karena kawasan ini memang dibangun bertepatan dengan kepulangan Raja Rama V dari benua itu. Sebagai raja pertama Thailand yang pernah mengunjungi Eropa, Rama V sangat terkesan dengan bangunan, taman dan jalannya yang luas. Keadaan ini bertolak belakang dengan keadaan Rattanakosin dan Grand Palace yang penuh sesak dengan bangunan. Akhirnya timbul ide untuk merancang suatu kawasan yang dibuat mirip dengan kota-kota besar di Eropa dengan bangunan-bangunan yang megah, jalan-jalan yang lebar dan taman-taman yang luas. Maka jadilah Dusit Park ini, kawasan seluas 10 hektar dengan perpaduan berbagai gaya Eropa yang unik. Rute transportasi dari hotel ke kawasan Dusit Park dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Rute ke Dusit Park

Berikut peta rute kereta dari Nasa Vegas Hotel ke stasiun Victory Monument. Tiap pemberhentian telah diberi kotak dan dinomori

Rute kereta ke Dusit Park

Peta berikut adalah peta jalan kaki dari stasiun Victory Monument ke tempat pangkalan bis menuju Dusit Park (ikuti garis merah). Hati-hati di tempat ini jalurnya agak membingungkan karena banyak sekali exit dan perempatan dengan penunjuk jalan yang hampir tidak ada. Intinya ambil saja arah kiri dan turun di tangga sebelah kiri dari Monument Victory. Bila ingin bertanya ke orang-orang sekitar sebutkan saja bis mana yang ke Dusit Zoo karena disitu Dusit Zoo sepertinya lebih terkenal daripada Istana Vimanmek.

Halte Bis ke Dusit

Peta jalan kaki dari halte Dusit Zoo menuju kawasan Dusit Park ada pada gambar berikut ini. Sebenarnya bis ini juga bisa berhenti di halte depan istana Vimanmek tapi karena Ananta Samakhom Throne Hall (tempat pertama yang akan kita datangi) berada di dekat kawasan Dusit Zoo maka diputuskan untuk berhenti di halte Dusit Zoo saja.

Peta Jalan Kaki Dari Dusit Zoo-crop

Di dalam kawasan Dusit Park ini banyak sekali bangunan dan museum, yang terbuka untuk umum saja berjumlah 14 belum termasuk bangunan yang public resticted. Untuk menghemat waktu, saya hanya masuk ke museum yang termasuk dalam tiket Grand Palace saja. Bangunan pertama yang saya kunjungi adalah :

1. Ananta Samakhom Throne Hall

Dari pintu gerbang di Thanon Uthong Nai, jalan terus kemudian ambil arah ke kiri. Sebagai bangunan terbesar di Dusit, gedung ini tidak mungkin terlewatkan karena dari jauh saja sudah terlihat kemegahannya. Gedung bergaya Italia Renaissance ini memang benar-benar made in Italia karena dari bahan sampai arsitek dan pengrajinnya semua didatangkan khusus dari negara itu. Dulunya tempat ini digunakan untuk upacara-upacara kerajaan dan kenegaraan serta tempat pertemuan Majelis Nasional sebelum beralih fungsi menjadi museum dan tempat pameran berskala nasional. Bangunannya sendiri hanya terdiri dari dua lantai dengan satu kubah besar sebagai pusatnya dengan 6 kubah kecil disekelilingnya. Bagian dalam kubah dan dinding ditutup dengan lukisan yang menggambakan sejarah Dinasti Chakri dari pemerintahan pertama sampai ke enam.

Bagian Depan Anantha

Bagian Depan Ananta Samakhom Throne Hall

Pada saat saya berkunjung ke tempat ini, sedang diadakan pameran yang berjudul The Arts of The Kingdom Exhibition yang berisi karya-karya seni dan kerajinan terbaik anak bangsa. Sayangnya, pakaian saya yang sudah konservatif (celana panjang dan kaos berlengan) tidak cukup konservatif untuk masuk ke sana. Alasannya karena saya memakai celana panjang dan bukan rok panjang semata kaki seperti yang disarankan untuk pengunjung wanita. Walhasil saya ditolak di pintu masuk dan dipersilahkan membeli (bukan menyewa) sarung tenun Thailand yang dijual di Visitor Officenya. Jadi teman, kalau memang ingin masuk kesini, niatkan saja bawa sarung Bali daripada harus keluar uang untuk beli sarung Thailand.

Bagian Dalam Ananta Samakhom (Photo By : livingif)

Bagian Dalam Ananta Samakhom Throne Hall (Photo By : livingif)

2. Support Museum Abhisek Dusit Throne Hall

Dari Ananta Samakhom Throne Hall, kami melanjutkan perjalanan ke museum kedua yaitu Abhisek Dusit Throne Hall. Bila kita masuk dari gerbang di jalan Thanon Uthong Nai yang pertama kali terlihat pasti bangunan ini. Gedung cantik yang dibangun dengan campuran gaya Victoria, Islam dan Thai ini dulunya digunakan untuk resepsi dan perjamuan keluarga kerajaan sebelum beralih fungsi menjadi Support Museum. Didalamnya tersimpan berbagai macam kerajinan hasil karya para anggota Support Foundation, sebuah yayasan amal milik Ratu Sirikit yang bertujuan untuk melestarikan dan merevitalisasi kerajinan tradisional Thailand sehingga mereka tetap dapat bertahan di era modern ini. Barang-barang yang dipamerkan antara lain tas, keranjang dan pot dari Lipao (semacam alang-alang yang banyak tumbuh di Thailand Selatan), perhiasan, patung dan sutra yang kesemuanya dibuat menggunakan teknik tradisional.

Abhisek Dusit Throne Hall dan Detail Bangunannya yang Unik

Abhisek Dusit Throne Hall dan Detail Bangunannya yang Unik

Saat mengamati benda-benda kerajinan di museum ini saya begitu terharu melihat betapa Raja dan Ratu (pemerintahan) Thailand begitu mendukung dan memperhatikan kesejahteraan rakyatnya. Tidak heran kalau rakyat Thailand begitu menghormati dan mencintai mereka. Kalau saya bandingkan dengan keadaan di Indonesia dan tingkah laku para pejabatnya serasa pengen menangis sampai guling-gulingan mengingat betapa malangnya nasib para pengrajin Indonesia.

3. Vimanmek Mansion Museum

Bangunan ketiga yang saya kunjungi adalah Vimanmek Mansion Museum, terletak di belakang Abhisek Dusit Throne Hall gedung ini mudah dicari walaupun tidak ada petunjuknya karena kita bisa ikut arus turis-turis yang banyak berseliweran di tempat itu :). Sebelum masuk ke istana ini, di gerbang depan ada semacam pos penjagaan untuk pemeriksaan tiket dan persewaan sarung bagi pengunjung yang bajunya tidak sesuai. Bila ingin ikut free guide tour bisa juga mendaftar di tempat ini. Official free guide tournya diadakan setiap 30 menit sekali mulai jam 09.30 sampai tur terakhir jam 15.15. Dari pos penjagaan ini kita masih harus berjalan lagi ke gedung kecil disebelah istana untuk menitipkan tas dan kamera, sewa lokernya gratis tapi harus deposit. Keluar dari gedung ini, kita menuju ke lantai dasar istana untuk menitipkan sepatu. Jadi masuk istana harus tanpa tas dan sepatu dan penjagaannya memang super ketat karena sebelum masuk kita akan di body scanner seperti ketika masuk bandara. Semua handphone dan gadget yang tidak dimasukkan dalam tas harus ditinggal disini. Setelah melalu pemeriksaan ini barulah kita boleh mengunjungi 31 ruangan dari total 81 ruangan dalam istana itu.

Pos Penjagaan Di Depan Vimanmek (Kanan) dan Mejeng Dulu Sebelum Masuk (Kiri).

Pos Penjagaan Di Depan Vimanmek (Kanan) dan Mejeng Dulu Sebelum Masuk (Kiri).

Disebut-sebut sebagai bangunan dari kayu jati terbesar di dunia, selama 5 tahun istana ini pernah menjadi kediaman resmi Raja Rama V di awal abad ke 20. Bangunan ini sebenarnya adalah tempat peristirahatan musim panas raja di pulau Ko Si Chang yang kemudian dipreteli menjadi bagian-bagian kecil dan diangkut ke Bangkok untuk dirakit kembali (wow !!). Didalamnya tersimpan berbagai koleksi milik Raja Rama V yang berasal dari segala penjuru dunia termasuk beberapa perabotan dari Eropa serta berbagai macam benda kenang-kenangan selama kunjungan beliau ke benua tersebut. Menyusuri istana ini, kita bisa merasakan betapa Raja Rama V berusaha memodernisasi Thailand dengan memperkenalkan beberapa aturan dan peralatan baru dari Eropa seperti meletakkan kamar mandi di dalam rumah (adat Thailand tidak membolehkannya karena tidak baik menyimpan benda kotor/kamar mandi dalam rumah), mesin ketik dalam huruf Thai, berbagai jenis kamera kuno dan beberapa potret diri. Menggantungkan potret diri ini juga bertentangan dengan adat Thailand karena dianggap mencuri jiwa saudara kembar kita di alam roh.

Bagian Dalam Vimanmek Mansion (Photo By : http://www.bangkokmag.infothai.com)

Bagian Dalam Vimanmek Mansion (Photo By : http://www.bangkokmag.infothai.com)

Sayangnya dalam istana ini tidak diperbolehkan memotret dan penjagaannya memang tidak main-main karena kamera CCTV bertebaran ditiap sudut, belum lagi para penjaga yang selalu ada di tiap ruangan. Penjaga ini kebanyakan hanya duduk-duduk sambil mengawasi para pengunjung, terkadang juga ada yang ngobrol, baca buku atau merajut (maklum penjaganya banyak emak-emak). Tapi mereka baik sekali lho, ketika kita istirahat dan duduk-duduk di tangga salah sudut rumah, mereka cepat-cepat menghampiri. Waktu itu deg-degan juga karena takut diusir, ternyata mereka cuma bertanya dan ketika dijawab kalau kaki kita pegal karena kebanyakan jalan salah satu petugas malah memberikan obat gosok Thailand untuk dioleskan di kaki. Weh, terima kasih ya mak :).

Peta Dusit Park

Peta Dusit Park (Masuk Dari No. 11, Keluar Di Gerbang Depan Bangunan No.7)

Sekitar jam 12.30 kami meninggalkan Vimanmek, keluarnya bukan dari gerbang di jalan Thanon Uthong Nai tempat pertama kali masuk melainkan dari gerbang istana yang terletak didepan pos penjagaan. Dari gerbang di jalan Thanon Ratchawithi ini kita cukup menyeberang jalan untuk sampai di halte bis menuju Victory Monument. Secara keseluruhan kunjungan ke kawasan Dusit Park ini sangat memuaskan. Bagi penggemar bangunan bersejarah, museum serta seni dan kerajinan, berkunjung ke tempat ini sangat saya rekomendasikan. Seluk beluk tentang bangunan-bangunan dalam kawasan Dusit Park dapat dilihat di website berikut ini.

Amphawa Floating Market

Ketika berkunjung ke Thailand 2 tahun yang lalu, satu hal yang belum saya lakukan adalah mengunjungi pasar terapungnya. Pasar terapung yang paling terkenal di kalangan turis adalah Damnoen Saduak Floating Market yang terletak 100 km barat daya Bangkok. Tapi setelah melakukan beberapa riset di internet ada satu pasar terapung yang membuat saya lebih tertarik untuk mengunjunginya. Disebut-sebut lebih alami dan jarang dikunjungi turis, Amphawa Floating Market juga memiliki satu kelebihan yaitu jam bukanya sore hari diatas jam 3. Jadwal yang pas untuk dimasukkan dalam itenerary setelah mengunjungi Dusit. Tapi satu hal yang perlu diingat bahwa pasar ini bukanya hanya pada saat weekend saja yaitu hari Jum’at, Sabtu dan Minggu.

Amphawa Floating Market, April 2011 (Foto Diambil dari http://www.shutterstock.com)

Amphawa Floating Market, April 2011 (Foto Diambil dari http://www.shutterstock.com)

Amphawa sendiri terletak kurang lebih 80 km sebelah barat Bangkok yang dapat ditempuh dalam waktu 2 jam dengan menggunakan minivan. Saya pilih pakai minivan karena kebetulan di dekat Victory Monument itu ada pangkalan minivan menuju Amphawa. Cara yang lain adalah dengan naik bis dari Southern Bus Terminal. Rute transportasi menuju Amphawa Floating Market dari Dusit Park dapat dilihat pada gambar berikut.

Rute Amphawa

Saat naik bis dari depan istana Vimanmek sempat ragu juga dengan nomor bisnya, untunglah di halte kami bertemu dengan sesama penumpang yang baik hati. Walaupun sama sekali tidak bisa berbahasa Inggris, si bapak membantu memilihkan bis yang tepat (kebetulan dia juga mau naik bis yang sama) dan saat didalam bis dia minta peta kami dan aktif bertanya-tanya ke kondektur dalam bahasa Thai. Mungkin dia kurang yakin juga karena Century Movie Plaza seperti nama-nama alamat dalam bahasa Inggris pasti punya sebutan lain dalam bahasa Thailand yang sangat berbeda pengucapannya. Ketika sudah yakin kalau kami berada di bis yang benar, si bapak menitipkan kami ke kondektur supaya diturunkan di tempat yang dituju karena dia akan turun duluan. Terima kasih ya pak, semoga Allah melimpahkan rejeki dan kesehatan buat bapak :). Peta jalan kaki dari halte Victory Monument ke pangkalan minivan Amphawa dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Sumber Peta : Google Map dan http://bodyholic66.blogspot.com/2011/01/amphawa-floating-market.html

Sumber Peta : Google Map dan http://bodyholic66.blogspot.com

Sebelum mencari pangkalan minivan menuju Amphawa, kami makan siang dulu di Food Court Century Mall yang terletak disebelah Century The Movie Plaza. Di food court ini ada beberapa penjual makanan halal yang ditandai dengan tulisan halal dalam bahasa Arab. Sistim pembayarannya sama dengan kebanyakan food court di Bangkok yaitu menggunakan sistim prepaid card. Kita beli dan isi kartu di kasir kemudian saat membeli makanan, penjual tinggal menggesekkan kartu ke mesinnya. Sisa saldo dapat diuangkan saat meninggalkan food court.

Food Court di Century Mall dan Beberapa Makanan yang Kita Beli

Food Court di Century Mall dan Beberapa Makanan yang Kita Beli

Gang kecil tempat pangkalan minivan itu memang tidak bernama tapi keberadaannya bisa ditandai dengan deretan loket yang berjajar-jajar di pintu masuknya. Rupanya disitu bukan hanya ada minivan menuju Amphawa tapi juga ke tempat-tempat lain seperti Damnoen Sanduak, Maekong dan destinasi-destinasi lain yang ditulis dalam bahasa Thai. Jadi supaya tidak nyasar ke daerah lain, hati-hati saat membeli tiket. Perhatikan benar-benar loketnya. Setelah membeli tiket (harga B80), cari tempat parkir minivannya dan sebisa mungkin menunggu di dekat-dekat situ saja karena minivannya akan berangkat saat penumpang penuh yang kadang bisa lebih cepat atau lebih lambat dari jam yang tercantum di tiket.

Pangkalan Minivan Di Victory Monument

Pangkalan Minivan Di Victory Monument dan Loket 1 Menjual Tiket Minivan Menuju Amphawa

1. Amphawa Night Market

Kami tiba di Amphawa Floating Market sekitar jam 16.30 dan begitu turun dari minivan langsung pesan tiket untuk pulang supaya tidak kehabisan. Minivan paling akhir berangkat dari Amphawa sekitar jam 8 malam sehingga kami masih punya waktu 3,5 jam untuk menjelajah. Hal pertama yang saya lakukan adalah mengeksplore pasarnya. Saya akui pasarnya memang asyik, segala jenis barang dijual disana mulai dari makanan, souvenir, buah-buahan, alat-alat rumah tangga, sampai barang-barang retro seperti kaset Beattles dan barang-barang lamapun tersedia disini. Soal keanekaragaman dan keunikan jajanannya pun patut diacungi jempol. Yang berkunjung kesini kebanyakan turis lokal dan warga sekitar, suatu hal yang jarang saya jumpai di tempat-tempat wisata lain di Bangkok.

Pangkalan Minivan Menuju Bangkok dan Barang-Barang yang Dijual di Amphawa Night Market

Pangkalan Minivan Menuju Bangkok dan Berbagai Barang yang Dijual di Amphawa Night Market

Berjalan terus menelusuri pasar, sampailah kami di jembatan lengkung melewati sungai Amphawa. Nah kalau yang disini memang agak mengecewakan. Namanya saja Floating Market, tentu saja saya mengharapkan banyak perahu yang berjualan di sungainya seperti model-model pasar terapung di Kalimantan. Tapi ternyata yang benar-benar berjualan diatas perahu hanya sekitar 5 perahu saja. Sedangkan penjual lainnya berjualan di toko permanen yang dibangun diatas air di sepanjang sisi sungai. Mungkin saja pengertian pasar terapung saya dan pasar terapung mereka memang sedikit berbeda :). Jadi apa yang saya jumpai disana benar-benar berbeda dengan foto Shutterstock diatas, entah apa sebabnya hanya dalam waktu setahun pedagang berperahu jadi semakin menyusut. Para pedagang diatas perahu umumnya berjualan seafood seperti udang, kepiting, cumi dan kerang. Kita tinggal menunjuk saja bahan mentahnya yang akan langsung dimasak dengan cekatan di atas kapal.

Amphawa Floating Market dan Es Krim Kelapanya

Pedagang Berperahu di Amphawa Floating Market, Es Krim Kelapa dan Suasana Night Marketnya

Untung saja toko-toko disini bentuknya masih tradisional, hampir semua terbuat dari kayu begitu juga dengan kursi-kursi dan perabotan sehingga kesan alaminya masih terasa. Enak banget rasanya sore-sore duduk di pinggir sungai, menikmati es krim kelapa sambil melihat orang lalu lalang. Es krim kelapanya sangat unik karena ditempatkan di sebuah kelapa kecil yang atasnya diberi taburan sesuai selera. Taburannya bisa bermacam-macam mulai dari kacang sampai nata de coco. Es krim kelapa ini banyak dijual di Thailand tapi tampaknya es krim kelapa Amphawa inilah yang paling enak rasanya.

2. Amphawa River Tour

Setelah mencicipi beberapa jajanan, saya memutuskan untuk ikut Amphawa River Tour, yaitu tur keliling menggunakan perahu panjang (long tail boat) menyusuri sungai Mae Klong. Ada banyak operator yang menawarkan tour ini, tapi ada satu yang paling direkomendasikan yaitu operator yang kantornya terletak persis di bawah jembatan (lihat foto dibawah ini).

Kantor Agen Amphawa River Tour

Kantor Agen Amphawa River Tour

Sayang saya tidak tahu nama operatornya karena ditulis dalam bahasa Thailand. Memang harganya sedikit lebih mahal daripada operator yang lain (harga disini B 60, yang lain B 50), tapi disini disediakan live vest demi keamanan dan mereka juga berhenti di beberapa tempat, tidak seperti operator lain yang bablas saja tanpa berhenti. Amphawa River Tour ini berlangsung kurang lebih 1,5 jam dan berhenti di beberapa Wat disekitar sungai Mae Klong. Dua diantaranya adalah Wat Bang Kung dan Wat Bangkae Noi. Ada beberapa Wat yang umurnya sudah sangat tua (kurang lebih 150 sampai 200 tahun) tapi ada juga yang baru dibangun. Selain tur mengelilingi sungai, mereka juga menawarkan tur malam hari untuk melihat kunang-kunang. Saya tidak mengambil tur yang ini (walaupun kepingin) karena takut ketinggalan minivan menuju Bangkok. Tur kunang-kunang ini  berangkat jam 18.30 dan memakan waktu kurang lebih 1.5 jam.

Wat Bang Kung (atas) dan Wat Bangkae Noi (bawah)

Wat Bang Kung (atas) dan Wat Bangkae Noi (bawah)

Setelah puas menjelajahi Amphawa Floating Market dan makan malam disana, tepat jam 19.30 kami kembali ke pangkalan minivan. Ternyata minivannya sudah full penumpang dan siap berangkat. Untung saja kami tidak terlambat sampai disana, sungkan juga kalau digrundeli penumpang lain walaupun mungkin nggrundelnya pake bahasa Thai :). Sampai di pangkalan minivan, kami menuju stasiun BTS Victory Monument yang pintu masuknya berada didekat Century Mall dan naik kereta pulang dengan rute BTS Victory Monument arah Bearing turun di stasiun Phaya Thai disambung dengan City Line jurusan Suvarnabhumi Airport turun di stasiun Ramkhamhaeng.

Biaya Hari Ke-3

Untitled

 
45 Comments

Posted by on January 20, 2013 in Amphawa, Bangkok

 

Tags: , , , , , , ,

45 responses to “Hari Ke 3 : Bangkok (Dusit Park & Amphawa Floating Market)

  1. dini_red

    January 20, 2013 at 7:38 pm

    seperti biasa penjelasan yang lengkap sekali, n i love it. Bakal saya jadiin pedoman nie kalo ke thai juga. Penasaran pengen ke amphawa marketnya…^^

     
    • aremaronny

      January 21, 2013 at 10:26 am

      Terima kasih mbak Dini..semoga catatan perjalanan ini bisa membantu yah…

       
  2. mila said

    January 22, 2013 at 10:37 am

    mba, itu yg amphawa emang foto yang diambil dari internet sama kenyataannya beda drastis yak? klo aku pst udah lgs pulang itu heheee

     
    • aremaronny

      January 22, 2013 at 1:22 pm

      Iya mil memang mengecewakan, tapi yah perjalanan 2 jam dari Bangkok itu kan sayang kalau terbuang percuma. Jadi kita yah jalan-jalan aja ngider disitu. Tapi kuakui mil, night marketnya oke punya tapi pasar terapungnya jempol terbalik deh :). Sebelumnya udah dapat warning dari Rossa tapi yah gitulah aku kan ratu ngeyel :).

       
  3. bocah petualang

    January 22, 2013 at 8:52 pm

    Seharusnya pasar terapung di Banjarmasin itu bisa dibuat seperti di Thailand ya. Bukan seperti sekarang malah tergerus derasnya arus pembangunan di darat.

     
    • aremaronny

      January 23, 2013 at 11:00 am

      Iya sayang sekali memang, padahal pasar terapung di Kalimantan jauh lebih bagus dari yang di Thailand. Tapi kurangnya promosi dan pengelolaan yang baik jadi seperti harta yang tersia-siakan.

       
  4. Nike

    January 25, 2013 at 7:27 am

    Hallo mbak. Mbaknya domisili di Malang kan ya, biasa kalo nukar uang dimana ya?
    Suwun mbak

     
    • aremaronny

      January 25, 2013 at 3:35 pm

      Halo juga mbak Nike, kalau untuk tukar Baht biasanya di Money Changer Rajabally

       
  5. merry go round

    January 26, 2013 at 9:07 pm

    Tuh kan, floating marketnya mengecewakan mba. Terus knp ga bawa sarung bali pas ke Dusit? eykeh kan sudah memperagakan dgn cantik di foto yg kamu komenin sampe panjang itu 😉

     
    • aremaronny

      January 26, 2013 at 11:25 pm

      Ha ha ha…aduh neng geulis, iya aku juga udah cerita gitu sama Mila..ahhh tapi kamu tau kan betapa ngeyelnya diriku…he he. Jadi sarung yang waktu itu bawa sendiri dari Bali yah…bener-bener gak ngeh, soalnya selama ini bajuku selalu diterima di tempat mana saja di Bangkok kecuali di Ananta Samakhom Throne Hall :).

       
  6. Shasta Purvis

    February 18, 2013 at 8:58 pm

    Hi mbk, salam kenal ya, seneng deh ketemu blog ini, lengkap banget isinya. Mbk blh minta saran gak? Kebetulan bln juni nanti kami sekeluarga berencana akan ke Bangkok. Tempat yg nyaman untuk anak anakku kunjungi (14thn, 10thn dan babyku yg juni ini umur 1thn) kalau mungkin jngn yg terlalu jauh lokasinya dr hotel(rencananya akan menginap di novotel) tujuan utama kesana memang untuk belanja mbk, lalu dr bangkok ke pathaya apakah cukup jauh mbk? Ada saran hotel apa disana yg ok untuk keluarga yg bersama anak anak? Terimakasih bnyk ya mbk, maaf tanyanya borongan he he he

     
  7. maria

    February 22, 2013 at 8:26 pm

    Salam kenal mbak, saya tgl 27 ini berencana ke bangkok sampe tgl 4…saya berangkat berlima termasuk 1 anak 4 tahun…rencana banyak yg pingin dikunjungin, floating market, grand palace, siam ocean world, madame tussaud, rose garden, chatuchak, tapi berhubung budget terbatas minta saran dong yang mana2 aja yg wajib dikunjungi..trs floating market yg bagus yang mana, amphawa, taling chan atau damnoen saduak? Terimakasih, maaf kalo nanyanya kepanjangan

     
    • aremaronny

      February 23, 2013 at 10:45 am

      Salam kenal juga mbak Maria. Tempat wajib kunjung adalah Grand Palace dan Chatuchak. Kalau sudah pernah ke museum Madame Tussaud mending diskip aja, tapi kalau belum pernah harus dicoba. Hal itu berlaku juga untuk kunjungan ke Siam Ocean World. Sedangkan untuk floating marketnya, mbak tinggal pilih, kalau suka yang pagi sekali bisa ke Damnoen nanti pulangnya ke Rose Garden. Tapi kalau suka yang sore hari bisa pilih Amphawa. Kalau Taling Chan kelebihannya lebih dekat dan lebih asli dibanding kedua floating market diatas.

       
  8. yustika

    March 2, 2013 at 1:50 pm

    Halo mbak vicky, aku lagi buat itennary buat ke Bangkok bln April nanti nih.. kalau aku rencananya ke Dusit Zoo setelah dari Wat Arun.. rute praktisnya lewat mana ya mbak ? apa bisa naik chao phraya boat atau naik skytrain dr BTS Saphan Taksin ke BTS Victory Monument dan lanjut spt rute mbak vicky dan apa cukup waktunya buat explore kesana minta pencerahannya mba.. makasih sebelumnya…

     
  9. Latifah nurul aini

    March 19, 2013 at 6:23 pm

    januari kemaren aku ke Damnoen Saduak Floating Market dan kecewa , krn bayanganku floating market itu isinya spt pasar tradisonal di sini ,, ternyat yg dijual malah souvenir2 ,,, kalo di amphawa gimana mb vicky ,, yg dijual byk souvenir atau banyak sayur dan buah?

     
    • aremaronny

      March 20, 2013 at 6:16 am

      He he he sama mbak Latifah, Floating Marketnya jelek yang bagus malah Night Marketnya karena serasa pasar tradisional. Barang yang dijual Food Street, buah dan makanan-makanan khas Thailand. Pengunjungnya juga kebanyakan turis lokal. Jadi floating market terbaik di dunia kayaknya cuman ada di Banjarmasin yah :).

       
  10. rucksack-traveler

    March 25, 2013 at 10:17 am

    what a memory….susahnya nanyain orang thai “Vimanmek Mansion”…saya di tolak taksi karena dia bingung gak tau apa itu Vimanmek Mansion…busyet, seumur-umur sya baru di tolak kang taksi dengan songongnya cuma geleng-geleng kepala dan melengos tancap gas!, terhina saya….hehe

    untungnya ada ibu-ibu yang bantuin dan dibayarin ongkos bus nya pula serta di oleh-olehi sebuah tulisan thai…berikan kertas ini kepada kondektur bus, sya tuliskan vimanmek mansion dalam bahasa thai, katanya….saat saya naik bus selanjutnya yang menuju vimanmek, ibu itu melambaikan tangan…huwa, inget emak di kampung!

     
    • aremaronny

      March 26, 2013 at 6:22 am

      Istananya worth it banget sama usahamu mencarinya yah, mungkin ibu itu juga teringat anaknya di kampung :).

       
  11. azni

    July 16, 2013 at 2:18 pm

    mbak Vimanmek Mansion ini bisa dijadikan trip sehari bareng Grand Palace, wat pho dan wat arun kah?
    mending rutenya Grand Palace – wat pho – wat arun terus baru ke Vimanmek Mansion
    atau wat arun – wat pho – Grand Palace terus baru ke Vimanmek Mansion?
    ke sananya naek apa?
    makasih 🙂

     
    • aremaronny

      July 16, 2013 at 3:02 pm

      Bisa mbak Azni. Rutenya lebih baik dari Grand Palace, Wat Pho, Wat Arun. Dari Wat Arun di Tha Tien Pier naik ferry tanpa bendera atau bendera Oranye turun di Thewet Pier. Dari Thewet Pier bisa jalan kaki atau naik bis ke Vimanmmek

       
      • azni

        July 18, 2013 at 2:45 pm

        kalo dari Vimanmmek mau balik ke asiatique / khaosan rutenya gimana mbak?

         
  12. dian

    November 1, 2013 at 11:33 am

    Siang mbak Vicky salam kenal,rencananya saya Dan teman kami. Ber6 orang akan pergi ke bangkok kami mau ke madam tussaud, pada hari sabtu,harga ticket nya beda atau sama antara hari biasa Dan weekday mohon infonya. Terima kasih sebelumnya mbak

     
    • aremaronny

      November 5, 2013 at 7:22 pm

      Halo mbak Dian…tidak ada perbedaan harga tiket pada weekend atau weekday yang beda itu kalau belinya online atau tidak. Yang online jauh lebih murah. Saat ini malah ada promo diskon 40 % untuk pembelian sebelum jam 12 siang. Coba cek linknya disini http://www.madametussauds.com/Bangkok/en/BuyTickets/Default.aspx

       
  13. rizqapermana

    February 12, 2014 at 6:21 pm

    salam kenal mba vicky… mau tanya tanya boleh yaa… aku rencana mau ke bangkok maret ini, satu hari aku mau ke dusit, madame tussauds, siam center, jim thmpson dan siam paragon… kira2 bisakah kujelajahi tempat2 tsb dlm satu hari? kalo bisa kemana dl enaknya yah mba? trus naiknya apa aja… maaf banyak tanya mba vicky tp senang sekali blognya sangat membantu…. mohon bantuannya tah mba. salam kenal

     
    • aremaronny

      February 13, 2014 at 6:32 am

      Salam kenal juga mas Rizqa. Bisa dijelajahi dalam satu hari. Untuk rutenya, saya harus tahu dulu mas menginap di daerah mana.

       
  14. imel

    April 10, 2014 at 2:12 pm

    mbak, mau tanya2 dong heheheehe…
    amphawa floating market itu tutup nya jam brp ya ? sy rencana kesana hari minggu…
    thx a lot ya mbak

     
    • aremaronny

      April 13, 2014 at 7:37 am

      Tutupnya malam jam 9 mbak, tapi minivan terakhir dari sana sekitar jam 8.

       
  15. imel

    April 15, 2014 at 12:48 pm

    ow oke.. thanks a lot ya mbak
    mau minta referensi boleh ga ? soalnya baru pertama kali mau ke bangkok
    sy rencana mau beli paket tur gitu, karna kalo naik angkutan umum agak repot bawa anak2
    tapi mau beli paket tur nya juga bingung, takut ditipu mbak..

     
    • aremaronny

      April 16, 2014 at 6:21 am

      Kalau takut ketipu pakai paket tur dari hotel yang mbak inapi saja. Pengalaman saya selama ini, travel agen Thailand selalu tepat janji mbak. Cuman kita memang harus pinter tawar menawar harga.

       
  16. imel

    April 16, 2014 at 1:19 pm

    iya sih, cuma kalo beli di hotel berarti kan mesti beli nya kalo ud sampe disana..takut ga kebagian hehehe..trus berarti blm bisa atur itinerary nya dr sekarang krn semua liat sikon disana. pengen nya sih semua ud rapi beli/booking dr sini.. ada referensi travel agent yg jual paket land tour ga mbak ?

     
    • aremaronny

      April 17, 2014 at 7:46 am

      Travel agen yang ini rasanya lebih murah daripada travel agen online lainnya mbak. Coba cek disini http://www.hotels2thailand.com/ kemudian klik bagian yang day trips atau shows and event

       
  17. imel

    April 22, 2014 at 12:50 pm

    nah yg itu aku ud coba liat2 dan ud sreg sm beberapa paket yg ditawarkan.. tapi ya itu dia.. aku ga tau apa hotels2thailand itu bisa dipercaya ga…
    mbak, dr referensi mbak, dr jim thompson house kan bisa jalan kaki ke MBK ya.. berapa kilo ya kira2 ? soal nya aku bawa anak2..

     
    • aremaronny

      April 23, 2014 at 1:06 pm

      Insyaallah bisa mbak, kalau mbak belum sreg harga2 disitu mbak jadikan patokan aja waktu tawar menawar sama travel agen di Bangkok. Jalan kaki dari Jim Thompson ke MBK lumayan dekat kok mbak. Anak-anak Insyaallah kuat. Nanti di mulut gang tunggu aja mobil golf menuju Jim Thompson biar menghemat tenaga jalan.

       
  18. imel

    April 24, 2014 at 8:55 am

    ok deh mbak…makasih banyak ya info nya…sangat membantu
    ditunggu review jalan2 nya lagi ke negara lain…

     
    • aremaronny

      April 24, 2014 at 5:15 pm

      he he iya…saya masih hutang pilipina belum ditulis 😦

       
  19. imel

    April 24, 2014 at 9:01 am

    oya mbak, comment mbak yg di atas mengenai floating market amphawa yg kurang bagus, tp night market nya bagus, maksud nya night market yg dimana ya mbak ? trus food street yg jual makanan dan buah khas thailand itu dimana ya mbak ? thanks

     
    • aremaronny

      April 24, 2014 at 5:16 pm

      Night marketnya berada tepat diatas floating market.

       
      • laily

        May 3, 2014 at 4:24 pm

        Salam mb vicky. Tulisannya sgt mmbantu utk menyusun itin ke brbgia destinasi. Sy prnah napak tilas itin makassarnya mb vicky. Dan siip. Mbak, sy-suami-ortu(>60th) rncana maubke bngkk tngh bln ini ins Allah. Blh minta masukan itin yg ada slow machine?kami rencana 5d4n dgn gambaran ke dusit, wat arun,wat pho, grnad palace,pattaya, madame tussaud,jmthmson, mbk,chatucak,dinner cruise,&tmpat blnja gitu. Kira2 trlalu berat nggak buat ortu? Kami msh cari hotel di sekitar mkkasan atau pratunam. Cari yg gmpang makanan halalnya. Mhn masukannya. Mkasih mbak

         
      • aremaronny

        May 4, 2014 at 4:20 am

        Saya kira itin mbak masih bisa dijalani untuk orang tua, yang penting santai saja. Kalau pas capek istirahat. Itin Bangkok saya ini sudah saya ujikan ke ibu mertua saya yang waktu itu berusia 58 tahun 🙂 dengan kondisi kaki yang kalau jalan hanya pelan-pelan.

         
      • laily

        May 3, 2014 at 4:31 pm

        *rada slow machine*. Cttn: ibu sy kuat kalo jln2 blnja tapi kalo cuma liat2 pmndangan cepet capek hehehe….

         
  20. Carla

    July 20, 2015 at 10:59 am

    hi mba vicky,
    Blog nya keren banget dan sangat membantu, kebetulan saya mau ke Bangkok-pattaya-cha am di awal agustus nanti dan banyak dapet info yang berguna dari pengalaman Mba vicky. Thanks for sharing ya Mbak.

     
    • Vicky Kurniawan

      July 24, 2015 at 1:00 pm

      Semoga perjalanannya lancar ya mbak carla

       
  21. Paket Wisata Dieng

    October 25, 2016 at 3:43 pm

    udah lama nih pengen ke bangkok, semoga akhir tahun ini bisa direalisasikan ke bangkok

     

Leave a comment