RSS

Category Archives: Amsterdam

Hari Ke 17 : Brussel – Amsterdam (Amsterdam Canal Tour)

Oleh : Vicky Kurniawan

Hari terakhir di Eropa. Menurut itinerary yang saya susun, sebenarnya hari ini kita masih punya waktu seharian yang bisa dipilih mau dihabiskan di Brussel ataupun Amsterdam. Apalagi mengingat perjalanan kereta Brussel – Amsterdam hanya memakan waktu 2,5 jam dan penerbangan kita dari Amsterdam menuju Indonesia baru akan berangkat sekitar jam 10 malam. Jadi akhirnya diputuskan untuk dihabiskan setengah hari di Brussel dan setengah hari lagi di Amsterdam sehingga resiko ketinggalan penerbangan juga kecil. Rencananya setengah hari di Brussel akan kita habiskan untuk mengunjungi Place Du Jeu de Balle. Tempat ini semacam Flea Market tapi dikhususkan untuk barang-barang bekas dan barang-barang antik. Pasar terbuka yang terletak didaerah Marroles ini menarik perhatian saya karena ingin tahu gimana sih rupa pasar barang bekas di Eropa 🙂 .

Pemandangan pagi hari dari jendela hotel

Tapi ternyata rencana tinggal rencana, kita bangun kesiangan dan akhirnya diputuskan untuk langsung naik kereta ke Belanda saja dan menghabiskan hari yang tersisa di Amsterdam. Seusai makan pagi, kita packing ulang meninggalkan sisa-sisa persediaan makanan di dapur yang tidak mungkin kita bawa seperti telur, minyak dan bahan bahan basah lainnya. Semua kita masukkan dalam keranjang free goods yang tersedia di Guest Kitchen Hotel Meininger. Tapi dasar emak-emak, walaupun udah telat masih nyempatin juga masak untuk bekal makan siang demi mengirit biaya. Sebenarnya agak sedih juga karena liburan hampir berakhir, tapi rasa kangen rumah dan anak-anak rasanya lebih besar daripada rasa sedihnya. Jadi agak ringanlah di hati waktu akhirnya harus check out dan naik kereta ke stasiun Gare du Midi.

Perjalanan Kereta dari Brussel ke Amsterdam

Kereta yang membawa kami menuju Amsterdam akan berangkat dari stasiun Gare du Midi. Jadi dari hotel kita memutuskan naik tram saja karena malas kalau harus angkat-angkat koper ke stasiun Metro di bawah tanah. Tramnya agak sempit dan sebenarnya sulit juga kalau bawa koper berukuran besar. Namun demikian naik tram lebih menyenangkan daripada naik metro karena paling tidak kita bisa melihat-lihat suasana kota Brussel di pagi hari. Untung saja kartu Jump kita masih berlaku karena kemarin kita mengaktifkannya hampir tengah hari jadi hari ini masih bisa dipakai karena masa 24 jamnya belum berakhir. Rute transportasi dari Hotel Meininger menuju stasiun Gare du Midi dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Tram di Brussel merupakan salah satu jaringan trem terbesar di dunia dengan jalur trem yang melewati atas dan bawah tanah sampai wisatawan terkadang rancu dengan Brussel Metro terutama jalur 3 dan 4. Beberapa line bahkan berhenti di beberapa tempat wisata Brussel seperti jalur 92 dan 94 yang berhenti di Rotal Palace of Brussels, jalur 32 dan 33 yang  berhenti di Grand Place atau jalur 51 yang berhenti di atomium dan Mini Europe. Jalur-jalur Tram, Metro dan bis di Brussel dapat dilihat pada website ini.

Read the rest of this entry »

 
7 Comments

Posted by on June 2, 2019 in Amsterdam, Brussel

 

Tags: , , , ,

Hari Ke 4 : Amsterdam (Zaanse Schans, Keukenhoff & Red Light District)

Oleh  Vicky Kurniawan

Apa yang paling ingin kamu lihat bila pergi ke Belanda ? kalau saya tentu saja ingin melihat kincir angin dan bunga tulipnya. Walaupun bunga tulip Belanda aslinya berasal dari Turki, tapi hanya negara inilah yang dikenal sebagai produsen tulip terbesar di dunia. Tidak heran kalau Belanda selalu mengindetikkan dirinya dengan bunga tulip. Jadilah hari ini, kami mengunjungi dua tempat yang menjadi trade mark Belanda yaitu kincir angin dan bunga tulip. Untuk melihat kincir angin, ada beberapa tempat yang disarankan yaitu di Kinderdijk, Zaanse Schans dan Schiedam. Yah, dengan ribuan kincir angin di seluruh Belanda tidak menutup kemungkinan diluar tempat-tempat itu kita dapat menjumpainya baik masih digunakan ataupun tidak.

Salah satu Sudut Keukenhoff

Ibu di Salah satu Sudut Keukenhoff

Untuk melihat bunga tulip, tentu saja tempat yang paling direkomendasikan adalah Keukenhoff. Walaupun sebenarnya banyak tempat-tempat lain di Belanda yang juga menyajikan keindahan tulip. Bila punya waktu lebih, beberapa website bahkan menyarankan untuk tidak mengunjungi Keukenhoff. Mereka menyarankan untuk menjelajahi ladang tulip di seputaran Lisse, Hillegom Noordwijkerhout dan De Zilk. Selain lebih alami alasan lain adalah untuk menghemat biaya tiket masuk Keukenhoff yang harganya cukup lumayan. Tapi sayangnya, bunga tulip tidak mekar dalam waktu yang sama persis setiap tahun karena semua tergantung pada suhu. Pada umumnya mereka baru mekar pertengahan Maret dan mencapai puncaknya pada pertengahan April sebelum akhirnya luruh pada akhir Mei. Jadi hanya 3 bulan dalam waktu sepanjang tahun. Diluar waktu itu, bila ingin melihat tulip datang saja ke Bloemenmarkt atau Albert Cuypmarkt yang buka sepanjang tahun 🙂 .

Zaanse Schans

Zaanse Schans pada dasarnya adalah sebuah museum dengan konsep indoor dan outdoor. Tapi jangan dibayangkan tempat ini seperti sebuah museum yang membosankan sebaliknya di dalamnya akan dijumpai pemandangan indah khas Belanda yang membuat kita betah mengunjunginya. Zaanse Schans ini saya pilih karena letaknya yang dekat dengan Amsterdam sedangkan dua tempat yang lain seperti Kinderdijk dan Schiedam lebih dekat ke Rotterdam. Dengan jarak kurang lebih 20 km dari Amsterdam, tempat ini bisa dikunjungi dengan bis atau kereta. Bila naik bis, dari Amsterdam Central Station platform E bisa naik Connexxion bus no. 391 yang akan turun tepat di halte depan Zaanse Schans. Bila punya Eurail Pass seperti kami bisa naik kereta ke stasiun Koog-Zaandijk dilanjutkan jalan kaki kurang lebih 1 km ke Zaanse Schans. Transportasi dari Hostel Meeting Point ke Zaanse Schans dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Read the rest of this entry »

 
18 Comments

Posted by on December 9, 2015 in Amsterdam, Belanda, Lisse, Zaanse Schans

 

Tags: , , ,

Hari Ke 3 : Abu Dhabi – Amsterdam (Bloemenmarkt, Albert Cuypmarkt, Vondel Park, Anne Frank House Museum)

Oleh : Vicky Kurniawan

Bila dirimu terbiasa dengan kesederhanaan, sedikit kemewahan akan terasa sekali nikmatnya. Mungkin hal itulah yang terjadi pada diri saya. Terbiasa naik maskapai low budget yang tambahan fasilitasnya harus bayar, sekarang naik maskapai full board yang full fasilitas (iyalah harga tiketnya berkali-kali lipat) . Meskipun naiknya hanya kelas ekonomi tapi nikmatnya serasa naik business class aja (aha lebay). Kenikmatan pertama, bisa drop bagasi 🙂 . Kedua, tersedia paket kenyamanan (Amenity Kit), paket hiburan yang lengkap dan yang paling penting makanan dan minuman. Anehnya, justru di pesawat full board ini saya tidak bisa tidur. Biasanya kalau naik pesawat low cost, begitu baterei PSP habis kegiatan selanjutnya membaca inflight magazine. Kalau sudah khatam baca majalah, baru nyubitin suami yang hobi ngorok. Setelah itu karena nggak ada kerjaan lain, baru deh gantian saya yang ngorok. Biasanya saya tidur nyenyak banget terkadang sampai dibangunin pramugari karena pesawat mau mendarat 🙂 .

Bagian Dalam Etihad Airways

Bagian Dalam Etihad Airways

Nah, kalau disini rasa-rasanya sayang banget kalau mau merem. Sebagai movie freaks, film-film yang bisa diputar serasa tiada habisnya. Belum lagi pramugari yang mondar-mandir melayani penumpang yang belum tidur. Mendongakkan kepala sedikit aja, langsung disamperin dan ditawari minuman. Gratis lagi. Saking seringnya minum, sampai bolak balik ke kamar mandi untuk buang air kecil.

Review Etihad Coral Economy Class

Pertama kali yang membuat saya terkesan adalah desain kursinya yang terkesan mewah dengan pengaturan baris 3-4-3. Soal jarak antar kursi, antara Etihad dan Air Asia X tidak beda jauh. Malah Air Asia X lebih lebar 1 inch. Yang berbeda adalah lebar kursinya, Etihad memiliki ukuran kursi lebih lebar daripada Air Asia X walaupun bedanya juga tidak banyak. Begitu naik, paket kenyamanan tersedia lengkap di kursi yang berisi bantal, selimut, kaos kaki, head set, pasta gigi, sikat gigi, penutup mata dan penutup telinga. Kurang lebih 2 jam setelah lepas landas, makan malam mulai dibagikan. Pilihan menunya ada 3 macam dengan semua masakan ditanggung halal. Jadi tidak ragu untuk memilih menu daging disini. Yang mengagumkan, walaupun kelas Ekonomi, peralatan makannya terbuat dari logam dan bukan plastik. Read the rest of this entry »

 
30 Comments

Posted by on November 14, 2015 in Amsterdam, Belanda

 

Tags: , , , , , , , , , , , ,