RSS

Author Archives: Vicky Kurniawan

Hari Ke 6 : Pattaya (Pattaya Beach, Wong Amat Beach, Walking Street, & Bali Hai Pier)

Oleh : Vicky Kurniawan

Hari ini kami berencana meninggalkan Bangkok menuju kota pantai paling terkenal, Pattaya. Saya penasaran dengan kota ini karena dulu waktu kecil mama saya sering sekali menyanyikan lagu Pantai Pattaya-nya Dara Puspita (Girls Band Indonesia jaman tahun 60’an) yang memuji-muji keindahan pantainya. Menurut rencana kami akan menginap 2 malam di Pattaya sebelum balik lagi ke Bangkok untuk pulang kembali ke Indonesia. Terletak sekitar 150 km sebelah Selatan Bangkok, kota ini mudah dicapai dengan angkutan umum seperti bis dan minivan. Kalau mau naik bis bisa berangkat dari terminal Ekkamai di bagian Timur Bangkok. Tapi karena malas pergi ke terminal itu, kali ini saya memilih naik bis dari bandara Suvarnabhumi.

Pattaya

Motif utama mengunjungi Pattaya sebenarnya didorong oleh keingintahuan tentang kota dan pantainya. Banyak sekali yang bilang mirip Legian di Kuta Bali. Tapi apa yang saya lihat disini ternyata jauh lebih vulgar :). Bar Beers sudah buka dari pagi dan orang menawarkan masuk ke Bar go-go tanpa melihat usia atau jenis kelamin. Maklum saja Pattaya memang sangat terkenal dengan bar go-go, diskotek, kabaret waria serta Bar Beers-nya. Namun kini tampaknya kota ini berusaha berbenah memperbaiki citra dengan membuka berbagai sarana hiburan untuk keluarga seperti Pattaya Park Water Park, Underwater World dan Mini Siam. Tapi bagi saya pribadi, liburan ke Pattaya tetap saja kurang cocok untuk keluarga dan anak-anak kecuali bila kita ingin menyambungnya dengan kunjungan ke tempat lain. Read the rest of this entry »

 
40 Comments

Posted by on March 29, 2013 in Pattaya, Thailand

 

Tags: , , , , , , , , , ,

Hari Ke 5 : Bangkok (Ayutthaya & Asiatique)

Oleh : Vicky Kurniawan

Bosan di Bangkok, hari ini saya memutuskan untuk pergi ke luar kota melakukan wisata budaya dengan mengunjungi Ayutthaya. Berjarak sekitar 85 km sebelah utara Bangkok, tempat ini dapat dikunjungi dengan menggunakan kereta, bis, minivan atau boat. Mulanya sih pengen ikut paket tur dengan perahu, tapi setelah dibanding-bandingkan harganya tidak ada yang murah. Akhirnya diputuskan naik kereta saja sekalian menikmati pemandangan luar kota Bangkok. Jadi jam tujuh pagi tanpa sarapan, kami sudah cabut dari hotel untuk mengejar kereta pagi ke Ayutthaya.

Salah Satu Sudut Ayutthaya (Photo By : Red List)

Salah Satu Sudut Ayutthaya (Photo By : Red List)

Sebagai ibukota kedua Siam setelah Sukhotai, sekitar tahun 1700 an Ayutthaya merupakan salah satu kota terbesar di dunia dengan jumlah penduduk lebih dari 1 juta orang. Selama berabad-abad, lokasinya yang ideal antara Cina, India dan Kepulauan Melayu membuat Ayutthaya menjadi kota perdagangan Asia dan dunia. Banyak pedagang-pedagang dari Arab, Cina, India, Jepang, Portugal, Belanda dan Perancis datang berdagang kesini yang menjadikan Ayutthaya menjadi kota yang megah dengan istana-istana berlapis emas dan penduduknya yang makmur sejahtera. Hal ini ditandai dengan seringnya diadakan upacara-upacara besar di kota itu. Tapi semuanya berubah ketika Burma menginvasi Ayutthaya dan membakar kota yang megah itu sehingga rata oleh tanah. Sekarang bila datang ke kota ini kita hanya bisa melihat reruntuhan sisa-sisa kejayaannya yang pada tahun 1991 dengan UNESCO akhirnya dimasukkan dalam World Heritage Site. Rute transportasi dari Hotel Nasa Vegas menuju Ayutthaya adalah sebagai berikut : Read the rest of this entry »

 
69 Comments

Posted by on March 1, 2013 in Ayutthaya, Thailand

 

Tags: , , , , , , , ,

Hari Ke 4 : Bangkok (Chatuchak Weekend Market, Jim Thompson House, MBK & Bangkok Dinner Cruise)

Oleh  : Vicky Kurniawan

Today it’s a shopping day yeay, sebenarnya saya paling benci shopping, rasanya bukan hobi saya memegalkan kaki hanya untuk belanja. Kaki pegal, kantong kempes adalah efek negatif yang paling tidak saya suka. Kalau lagi ke mall atau pasar saya hanya suka melihat-lihat saja sekedar menambah pengetahuan tentang trend terkini dan harga barang. Tapi terlepas dari ketidak sukaan saya pada acara belanja, mau tidak mau saya tetap harus menyelipkan kegiatan melihat-lihat pasar atau mall karena satu hal yaitu oleh-oleh :).

Chatuchack Weekend Market (Photo By : Bangkok.com)

Chatuchack Weekend Market (Photo By : Bangkok.com)

Nah mumpung hari Sabtu saya masih ada di Bangkok, maka hari ini saya berencana mengunjungi Chatuchack Weekend Market, pasar akhir minggu terbesar di Thailand. Dari pasar ini, kami akan mengunjungi museum Jim Thompson dan mampir di salah satu mall paling terkenal di Bangkok, yaitu MBK. Shopping day ini akan ditutup dengan Bangkok Dinner Cruise yaitu makan malam diatas kapal yang berlayar membelah sungai Chao Phraya. Tiket Dinner Cruise-nya sudah dibeli 2 hari sebelumnya dari salah satu travel agen di Khaosan Road.

Chatuchack Weekend Market

Sebagai pasar akhir minggu terbesar di Thailand, Chatuchack Weekend Market dikunjungi hampir seperempat juta orang dalam sehari. Terbentang dalam area seluas 10 hektar, pasar yang mampu menampung 15.000 kios ini dibagi ke dalam 27 bagian sesuai dengan jenis produknya. Pengelompokkan ini bertujuan untuk memudahkan pencarian barang. Pasar yang dibuka tiap hari Sabtu dan Minggu dari jam 6 pagi sampai jam 6 sore ini merupakan destinasi wajib kunjung bila sedang weekend di Bangkok. Read the rest of this entry »

 
150 Comments

Posted by on February 3, 2013 in Bangkok

 

Tags: , , , , , ,

Hari Ke 3 : Bangkok (Dusit Park & Amphawa Floating Market)

Oleh : Vicky Kurniawan

Hari ini kami berencana mengunjungi Dusit Park karena ingin memanfaatkan semaksimal mungkin tiket Grand Palace yang dibeli kemarin. Yah, hitung-hitung sebagai ajang balas dendam karena 2 tahun lalu tidak bisa berkunjung ketempat ini. Memang 3 dari 7 tempat yang termasuk dalam tiket bundling Grand Palace terletak di kawasan Dusit, jadi sebetulnya rugi kalau sudah punya tiket Grand Palace tapi tidak menjelajah kesini. Mengingat hari ini kita akan berkunjung ke tempat-tempat yang resmi, jangan lupa berpakaian konservatif dan karena jam buka museumnya rata-rata jam 9 jadi bisa berangkat agak santai dari hotel. Sedikit beda dari kemarin, hari ini kami berangkat jam 8 pagi, tetapi ternyata itu bukan pilihan yang baik karena jalur City Line semakin panjang antriannya. Sehingga perkiraan waktu perjalanan 30 menit jadi molor menjadi 2 jam.

Istana Vimanmek

Istana Vimanmek (Photo By : AsiaDreaming)

Dusit Park

Dusit, yang kadang disebut sebagai New Royal City, adalah tempat kediaman beberapa raja dan kantor pemerintahan yang dibangun oleh Rama V. Kebanyakan bangunan dan taman-taman didalamnya dibangun dengan gaya Eropa karena kawasan ini memang dibangun bertepatan dengan kepulangan Raja Rama V dari benua itu. Sebagai raja pertama Thailand yang pernah mengunjungi Eropa, Rama V sangat terkesan dengan bangunan, taman dan jalannya yang luas. Keadaan ini bertolak belakang dengan keadaan Rattanakosin dan Grand Palace yang penuh sesak dengan bangunan. Akhirnya timbul ide untuk merancang suatu kawasan yang dibuat mirip dengan kota-kota besar di Eropa dengan bangunan-bangunan yang megah, jalan-jalan yang lebar dan taman-taman yang luas. Maka jadilah Dusit Park ini, kawasan seluas 10 hektar dengan perpaduan berbagai gaya Eropa yang unik. Rute transportasi dari hotel ke kawasan Dusit Park dapat dilihat pada gambar berikut ini. Read the rest of this entry »

 
45 Comments

Posted by on January 20, 2013 in Amphawa, Bangkok

 

Tags: , , , , , , ,

Hari Ke 2 : Bangkok (Wat Arun, Wat Pho, Grand Palace, National Museum & Khaosan Road)

Oleh : Vicky Kurniawan

Sekitar jam 7 pagi, kami sudah cabut dari hotel dan berhenti sebentar di depan stasiun Ramkhamhaeng untuk beli sarapan pagi. Persis di kaki lima menuju stasiun ada gerobak yang berjualan Khao Khai Chiao, yaitu nasi putih dengan telur dadar khas Thailand diatasnya. Isi telur dadarnya hampir sama seperti di Indonesia, bedanya, didalam telur dadar Thailand diisi semacam dedaunan hijau segar. Rasanya enak dengan harga yang cukup murah, 1 kotak sterofoam dijual seharga 25 Baht, cukuplah buat mengganjal perut sampai makan siang. Begitu masuk ke stasiun langsung terlihat deretan orang yang mau naik City Line, rata-rata mereka adalah karyawan atau anak sekolahan. Sempat heran juga masih pagi kok antriannya sudah panjang, usut punya usut ternyata kereta City Line datangnya jarang-jarang (kereta ini berangkat setiap 15 menit sekali dari Suvarnabhumi) sedangkan penumpang yang mau naik juga banyak. Jadi kalau mau kebagian yah harus ikut antri juga, mana antrinya sambil berdiri karena kalau sambil duduk bakalan ketinggalan. Tapi dasar cuek, kalau kaki sudah pegel saya nglesot saja di lantai seperti anak kecil nggak kebagian permen :).

Penjual Khao Kha Cai di depan Stasiun Ramkhamkhaeng

Penjual Khao Khai Chiaio di depan Stasiun Ramkhamkhaeng

Ketika kereta datang, kami masih belum kebagian tempat untuk naik jadi harus menunggu sekitar 15 menit lagi untuk kereta selanjutnya. Begitu kereta kedua datang, kami bisa masuk tapi audzubillah didalam sudah desak-desakan. Berdirinya sudah nggak pakai pegangan saking padatnya orang didalam. Nggak kebayang kalau ke kantor pakai baju rapi pasti turunnya udah pada lecek dan bau keringat :). Tujuan pertama hari ini adalah mengunjungi Wat Arun yang terletak di sebelah barat kota. Rencana diatas kertas, perjalanan akan memakan waktu sekitar 1 jam, tapi perkembangan tidak terduga dengan City line dan waktu yang terbuang untuk menunggu ferry membuat perjalanan molor menjadi 3 jam. Satu tips lagi, saat naik Chao Phraya Express Boat kita tidak perlu membeli karcis di loket, karena biayanya akan ditarik saat kita sudah naik diatas kapal (seperti naik bis kota itu lho). Website resmi Chao Phraya Ekspress Boat dapat dilihat disini, dan karena seharian ini kita akan naik BTS (Bangkok Mass Transit System) maka tidak ada salahnya kita juga belajar seluk beluk Sky Train disini. Read the rest of this entry »

 
155 Comments

Posted by on December 30, 2012 in Bangkok

 

Tags: , , , , , , , , , , , , ,