RSS

Hari Ke 16 : Luxembourg – Brussel (Atomium & Walking Tour Brussel)

27 Mar

Oleh : Vicky Kurniawan

Pagi-pagi udah nongkrong di resto hotel untuk sarapan. Baru kali ini rice cooker ibu tidak beraksi dan baru kali ini pula kita bisa gaya pakai sarapan pagi di hotel 🙂 . Tapi segaya gayanya sarapan pagi di hotel tetap tidak bisa mengalahkan sarapan pagi ala Indonesia dimana ada pecel, nasi krawu atau nasi goreng terasi. Hmm membayangkannya saja sudah bikin kangen rumah. Sarapan pagi di hotel ini disajikan dengan sistim buffet. Menunya standar sarapan pagi ala barat yang terdiri dari roti, selai, buah, sereal, macam-macam masakan telur, pancake dan waffles. Ruang makannya terletak di lantai 2 dengan jendela kaca menghadap ke arah Stasiun. Jadi sambil makan kita melihat-lihat suasana pagi dan kesibukan di stasiun yang terletak tepat di seberang jalan.

Gare De Luxembourg

Hari ini kita berencana untuk pindah ke kota dan pindah negara berikutnya yaitu Belgia dengan ibukotanya Brussel. Sebenarnya banyak yang menyarankan untuk pergi ke Bruges. Tapi sayangnya kita tidak punya banyak waktu. Jadi hari ini rencananya kita akan mengeksplore kota Brussel sebelum esok harinya naik kereta kembali ke Amsterdam.

Perjalanan kereta Luxembourg – Brussel

Perjalanan kereta dari Luxembourg ke Brussel memakan waktu kurang lebih 3 jam. Ada 10 pemberangkatan sepanjang hari yang sifatnya langsung dan tidak perlu ganti kereta di tengah perjalanan. Enaknya kereta antara Luxembourg dan Brussel ini walaupun langsung dia tidak memerlukan reservasi. Rute kereta Luxembourg – Brussel dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Nomer dan jenis kereta diatas dapat berubah sesuai jam dan tanggal keberangkatan walaupun destinasinya tetap sama. Jadi jangan lupa dicek kembali di Eurail Timetable dan Google Map. Perjalanan cukup lancar dan akhirnya kita sampai di Stasiun Bruxelles Central kurang lebih jam setengah dua belas siang. Perlu diketahui bahwa ada tiga stasiun kereta api besar di Brussel yaitu : Brussel Nord atau Gare du Nord (FR) atau Noordstation (NL), Brussel Centraal atau  Gare Centrale (FR) dan Brussels Midi atau disebut juga sebagai Gare du Midi (FR) atau Zuidstation (NL).

Stasiun Kereta Api Brussel Central

Diantara ketiga stasiun tersebut, Brussel Midi lah yang paling sibuk dan ramai. Stasiun ini sangat ramai karena disamping kereta Intercity, metro dan tram, stasiun ini juga menjadi tempat pemberhentian international high-speed train seperti Eurostar dan Thalys. Kereta kita yang akan menuju Amsterdam juga akan berangkat dari stasiun ini.

Akomodasi Di Brussel

Saat mencari akomodasi di Brussel, saya agak kesulitan mencari hotel yang dekat dengan stasiun Brussel Central atau Brussel Midi dan sesuai dengan anggaran. Jadi mau nggak mau akhirnya saya cari yang paling dekat dengan stasiun kereta atau halte bis dan tidak terlalu banyak ganti kereta dari Brussel Central atau Brussel Midi. Pilihan saya jatuh pada Meininger Hotel Brussels City Center dengan rate 28 Euro (Rp. 434.675) per orang per malam untuk kamar Classic Triple Room. Hotel ini saya pesan lewat situs Booking.com. Rute transportasi dari stasiun Brussel Central ke hotel dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Setelah menginap disini, bisa dibilang hotel ini masuk dalam salah satu list hotel terbaik yang saya inapi di Eropa. Keuntungannya antara lain: kamarnya bersih dan luas, di dalam kamar banyak terdapat colokan jadi nggak rebutan kalau mau ngecharge gadget. Selain itu mereka juga menyediakan handuk dan toiletries serta luggage storage bagi yang ingin menyimpan tas atau koper. Satu yang menjadi keuntungan adalah letaknya yang dekat dengan stasiun subway dan tram.

Bagian Depan Hotel (Atas) dan Bagian Dalam Kamar (Bawah)

Selain beberapa keuntungan diatas, hotel ini juga punya kelemahan antara lain jauh dari supermarket dan tempat makan serta agak jauh dari stasiun Brussel Central dan Brussel Midi.

Transportasi Di Brussel

Keliling kota Brussel sebenarnya cukup mudah karena seperti di kota-kota modern lainnya Brussel memiliki jaringan transportasi yang baik meliputi : Métro (subway), tram dan bis yang beroperasi dari jam 5 pagi sampai tengah malam. Selepas malampun masih ada bis malam yang disebut NOCTIS night-bus yang beroperasi dari tengah malam sampai jam 3 pagi. Peta sistem transportasi juga tersedia di stasiun metro, bis dan tram.

Peta Metro dan Tram di Brussels

Harga sekali naik (Jump Ticket) adalah 2.10 € kalau bayar langsung diatas, dan 2 € kalau beli sebelum naik. Karena seharian ini rencananya kita akan banyak naik metro, trem dan bis maka diputuskan membeli 1-day JUMP ticket seharga 7€ yang berlaku selama 24 jam. Tiket ini dapat di beli di GO vending machines yang banyak terdapat di Métro stations termasuk stasiun Gare Centrale, Gare du Midi, De Brouckère, Gare du Nord, Louise, dan Schuman. Jangan lupa menvalidasi tiket sebelum digunakan untuk pertama kali. Cara validasinya cukup mudah, masukkan saja tiketnya ke dalam kotak berwarna orange di dalam bis, tram atau di gerbang masuk subway.

Mesin Validasi

Untuk menghindari kereta yang penuh, jika memungkinkan hindari jam-jam sibuk disaat orang pergi dan pulang dari kantor. Waspadai juga adanya pencopet di kendaraan umum. Selain itu bagi yang membawa koper besar mungkin agak kesulitan naik tram di Brussel karena rata-rata tramnya berbadan kecil dengan ruang dalam yang sempit. Jadi kalau bawa koper besar disarankan naik metro saja walaupun agak malas juga harus angkat-angkat koper naik turun tangga ke stasiun metro di bawah.

Atomium

Setelah check inn dan istirahat sejenak, kita mulai melangkahkan kaki untuk mengeskplore kota Brussel. Tempat pertama yang kita datangi adalah Atomium salah satu landmark paling terkenal di Brussel. Dari Meininger Hotel tempat ini bisa didatangi dengan dengan metro disambung tram. Rute transportasinya sebagai berikut :

Atomium sebenarnya dibangun sebagai bagian dari The Brussels Worlds Fair atau yang lebih dikenal dengan Expo ’58. Seperti diketahui Expo’58 adalah pameran kelas dunia pertama setelah perang dunia ke 2. Maka tidaklah mengherankan kalau pameran ini menjadi ajang show off sekaligus pertunjukkan bagi para pelaku ekonomi akan harapan cerah setelah perang dunia. Dibangun menyerupai struktur molekul besi yang diperbesar milyaran kali, atomium sebenarnya tidak dirancang sebagai bangunan permanen. Bangunan ini hanya dirancang untuk bertahan selama 6 bulan selama expo berlangsung. Tapi karena kepopulerannya, dewan kota akhirnya memutuskan untuk menjadikannya bangunan permanen dan menjadi bagian landmark kota Brussel.

Memasuki abad millenium, bangunan atomium direnovasi selama 2 tahun. Bola-bola yang dahulu dibuat dari aluminium diganti dengan stainless steel. Rangka-rangka penghubungnya diperkuat dan dihiasi dengan lampu LED yang menyinari Atomium diwaktu malam. Dengan adanya renovasi ini, 5 dari 9 bola atomium dapat diakses dan dibuka untuk umum. Ruangan dalam bola-bola tersebut beberapa difungsikan sebagai museum, ruang pamer dan ruangan khusus untuk berbagai event seperti pesta, pemutaran film ataupun konferensi. Bola teratas difungsikan sebagai restoran dengan jendela-jendela besar untuk melihat pemandangan di bawah. Sayang tiket masuknya yang mahal membuat saya mengurungkan niat untuk masuk ke dalam Atomium ini. Tiket masuk Atomium dapat dilihat di sini.

Atomium di waktu malam dengan lampu LED nya (Photo by : Kemeter)

Dari beberapa website yang saya baca, dari atas atomium ini kita juga dapat melihat pemandangan Mini Europe di bawah. Mini Europe adalah sebuah taman miniatur Eropa yang didalamnya berisi bangunan-bangunan terkemuka di Eropa yang diperkecil 25 kali dari ukuran aslinya. Taman ini berada kurang lebih 350 meter sebelah barat Atomium. Hanya saja tiket masuknya yang mahal membuat saya harus berpikir dua kali untuk masuk ke taman ini 🙂 .

Pemandangan taman Mini Europe dari atas Atomium (Photo by : Matt Long)

Hampir satu jam kami habiskan untuk foto-foto dan menjelajahi taman-taman di seputaran Atomium. Setelah puas istirahat dan foto-foto, kami meneruskan perjalanan ke destinasi berikutnya ke kawasan Grand Place yang merupakan bagian dari rute walking tour kami di Brussel. Kebetulan di dekat Atomium ada pangkalan tram sehingga kita memutuskan untuk naik tram disambung bis untuk menuju kawasan Grand Place.

Walking Tour Brussels

Walking tour kita di Brussel rencananya akan dimulai dari Gare Centrale atau Central Station. Dari Atomium sebenarnya ada banyak cara menuju Gare Centrale. Bisa naik tram disambung metro atau naik metro terus sampai Gare Centrale atau seperti kita, naik tram disambung bis. Alasan saya memilih cara yang ketiga karena ibu sudah kelelahan kalau mau turun jalan kaki sampai ke stasiun metro yang letaknya di bawah tanah. Keuntungan lain, kita sekalian bisa melihat lihat pemandangan kota. Kekurangannya, kita harus lebih jeli dan waspada memperhatikan tiap pemberhentian kalau nggak mau jalan kaki karena kelewatan halte :). Rute transportasi dari Atomium ke Gare Centrale adalah sebagai berikut :

Rute walking tour kita di Brussel akan melingkar dimulai dari Gare Centrale dan berakhir di Gare Centrale juga. Keseluruhan rute kurang lebih berjarak 2 km dengan waktu tempuh kurang lebih 3 jam karena disambung istirahat dan foto foto. Untuk makan, kita beli snack di supermarket Carrefour dekat Gare Centrale karena walaupun banyak restoran di tempat-tempat yang kita lalui, kita ragu lihat harga dan kehalalannya :). Jadi rute jalan kita akan melalui tempat-tempat berikut : Gare Centrale – Royal Gallery of Saint Hubert – Jeanneke-Pis – Grand Place – Manneken Piss – Albertinaplein – Gare Centrale. Rute walking tour di Brussel dapat dilihat pada peta dibawah ini :

a. Royal Gallery of Saint Hubert

Bagi penggila belanja, rasanya kurang afdol kalau pergi ke Brussel tapi tidak menyatroni Royal Gallery of Saint Hubert, salah satu shopping arcade pertama di Eropa. Dibangun pada abad ke 18 oleh arsitek sekaligus pebisnis, Jean-Pierre Cluysenaer, RGOSB tetap menjadi bangunan termegah walaupun 150 tahun telah berlalu. Proses pembangunannya sendiri terbilang cukup cepat yaitu sekitar 18 bulan saja, tapi ijin pendiriannya yang memerlukan waktu lama. Dibutuhkan waktu 9 tahun sampai akhirnya pemerintah kota Brussel mengijinkan pusat perbelanjaan ini dibangun. Membuktikan betapa ruwetnya birokrasi kota Brussel saat itu.

Bagian Depan Galeries Royales of St Hubert

Kompleks perbelanjaan sepanjang 200 meter ini dibagi menjadi tiga bagian dengan dua galeri besar dinamakan King’s Gallery dan Queen’s Gallery, serta satu galeri kecil yang dinamakan Gallery of the Princess. Memasuki tempat perbelanjaan ini kita akan dibuat kagum oleh desain arsitekturnya yang bergaya Italian Renaissance dengan pilar-pilar besar, lengkungan berukir dan kubah-kubah megah. Mungkin tidak banyak yang tahu kalau dulu untuk memasuki tempat ini orang harus membayar 25 sen untuk hari Kamis dan Minggu serta 10 sen untuk hari lain. Menjadikannnya tempat paling eksklusif di Brussel dimana para penulis dan pelukis terkenal seperti Victor Hugo dan Alexander Dumas berkumpul.

Bagian Dalam GRSB

Selain berisi deretan toko-toko brand terkenal, pusat perbelanjaan ini dilengkapi juga dengan auditorium, cafés, restauran dan apartemen. Walaupun kami tidak beli apa-apa tapi menarik juga melihat-lihat suasana dan window shopping memandangi berbagai barang yang dijual disitu. Salah satu deretan toko yang menarik perhatian saya adalah toko penjual coklat yang lazim disebut Chocolatiers. Kebetulan di RGOSB ini terdapat ‘lorong coklat’ dimana chocolatiers terkenal seperti Godiva, Neuhaus, Marcolini menempatkan tokonya disini. Kalau nggak ingat isi dompet, kepingin rasanya memborong semua coklat yang ada karena bau dan penampakannya saja sudah sangat menggoda.

Berbagai bentuk coklat yang dijual termasuk coklat Tintin

Tanpa terasa kami menghabiskan waktu cukup lama disini karena banyak toko-toko unik yang etalasenya menarik perhatian. Sayangnya disitu tidak tersedia banyak tempat duduk jadi kalau capek kita harus mampir dulu di salah satu cafenya. Menyusuri tempat perbelanjaan kuno ini serasa de ja vu menelusuri kembali mall QVB di Sydney. Walaupun gaya bangunan dan abad pembuatannya berbeda, tapi kekunoannya membuat kita merasa menyusuri tempat yang sama.

b. Jeanneke Pis

Puas window shopping di RGOSB, kami melanjutkan perjalanan menuju Jeanneke Pis. Berjarak sekitar 150 meter dari RGOSB, patung anak perempuan ini memang tidak seterkenal kakaknya, Manneken Piss. Dibuat lebih muda 20 tahun dari kakaknya, patung anak perempuan ini agak sedikit susah ditemukan. Terletak di jalan buntu dan ditaruh agak menjorok ke dalam, patung ini ditutup dengan pintu besi berjeruji untuk mencegah terjadinya vandalisme.

Jeanneke Pis

Seperti Manneken Piss, patung ini dibuat dari perunggu dan dicat dengan warna hitam. Tapi berbeda dengan kakaknya, patung ini berbentuk anak perempuan kecil telanjang dengan rambut dikucir dua sedang asyik jongkok untuk kencing. Dibawahnya ada semacam kolam kecil untuk menampung ‘air kencing’. Nah, kolam ini juga berfungsi sebagai “wishing well” dimana pengunjung melempar koin dengan harapan salah satu mimpinya dapat terkabul. Koin-koin yang terkumpul di kolam itu selanjutnya disumbangkan kepada suatu badan penelitian kanker. Semuanya tertulis jelas di plakat besi yang tertempel disamping gua Jeanneke Piss.

c. Grand Place

Meninggalkan Jeanneke Piss, kami berjalan kurang lebih 250 meter menuju salah satu situs UNESCO paling terkenal di Brussel yaitu Grand Place. Alun-alun berbentuk persegi panjang ini memang layak dianugerahi situs Unesco karena keaslian bangunannya yang bergaya Gothic dan Baroque. Jadi begitu masuk alun-alun ini kita serasa terlempar ke abad-abad lalu dimana transportasinya masih jaman kuda gigit besi. Sejak abad ke 16 setelah pembakaran besar-besaran oleh Perancis, pemerintah kota berusaha keras membangun dan merestorasi bangunan-bangunan di sekitar Grand Place agar kembali ke bentuk aslinya. Usaha ini membuahkan hasil ketika pada tahun 1998 selain dianugerahi sebagai situs UNESCO, Grand Place juga terpilih sebagai salah satu alun-alun terindah di Eropa.

Grand Place saat perayaan Event Belgian Beer (Photo By : http://www.stay.com/brussels/entertainment/70107/belgian-beer-weekend/, Copyrighted free use, Link“>Богатые)

The Brussels Grand Place menurut sejarahnya adalah pasar, tempat penjual dan pembeli saling bertukar barang. Maka tidaklah mengherankan apabila nama-nama jalan disekelilingnya dinamai seperti nama makanan. Seperti Rue au Beurre yang berarti mentega, Rue du Marché aux Herbes menunjukkan rempah rempah dan Rue du Marché aux Fromages tempat dulu orang berjualan keju. Seiring dengan perkembangan kota mulailah dibangun beberapa gedung yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan saat itu seperti Town Hall, King’s House dan beberapa guild house. Tapi satu yang membedakan alun-alun ini dibanding alun-alun lain di Eropa, yaitu tidak adanya gereja. Jadi alun-alun ini benar-benar murni untuk bisnis dan pemerintahan.

Town Hall

Beberapa bangunan penting diseputaran Grand Place antara lain : The Town Hall. Bangunan ini  sepintas bentuknya simetris dengan sayap kanan dan kiri serta menara ditengahnya. Tapi sebenarnya tidak, karena sayap kiri lebih panjang dibanding sayap kanan. Konon kabarnya arsitek pembuatnya sampai bunuh diri terjun dari menara setelah menyadari kesalahannya. Bangunan ini juga gampang dikenali karena di puncak menaranya terdapat patung Saint Michael (orang suci pelindung kota Brussel) sedang membunuh setan. Bangunan lain yang tidak kalah menariknya adalah King’s House (Maison du Roi) yang sekarang berfungsi sebagai Museum kota Brussel. Dinamai King’s House karena dulunya adalah rumah Duke of Brabant yang kemudian menjadi raja Spanyol.

King’s House

Di era modern ini, Grand Place terus menjalankan fungsinya sebagai tempat berkumpul dan tempat merayakan event-event penting. Beberapa bangunan kuno disekitarnya juga banyak yang dialihkan fungsinya menjadi restoran. Di seputaran Grand Place ini ada dua jaringan restoran internasional yaitu Starbuck dan Hard Rock Cafe. Bagi penggemar Tintin, di sini juga terdapat salah satu toko souvenirnya yang dinamakan La Boutique Tintin yang sayang harga souvenirnya mahal-mahal (yah, namanya aja butik :)). Salah satu event terpenting yang secara rutin diadakan di Grand Place adalah Flower Carpet yang diadakan bulan Agustus setiap dua tahun sekali. Saat itu karpet bunga raksasa dibentangkan selama beberapa hari di Grand Place.

Flower Carpet Bertema Jepang (Photo By : Flower Carpet)

Event ini pertama kali diadakan tahun 1971, tapi karena kepopulerannya akhirnya diputuskan untuk diadakan secara periodik tiap dua tahun sekali. Bekerja sama dengan para petani bunga dan relawan, event ini tiap tahun memiliki tema yang berbeda. Sebagai contoh, tema tahun 2016 adalah Jepang untuk merayakan 150 tahun persahabatan antara Belgia dan Jepang. Kalau lihat foto-fotonya di website sepertinya menarik juga tuh untuk pergi ke Grand Place di bulan Agustus. Jadwal pelaksanaan Flower Carpet dapat dilihat disini.

d. Manneken Piss

Setelah puas menikmati suasana Grand Place, kami berjalan kaki menuju tujuan selanjutnya yaitu Manneken Piss. Patung anak kecil paling terkenal di dunia ini hanya berjarak sekitar 300 meter dari Grand Place. Sepanjang perjalanan kesana dijamin kita tidak akan kesasar karena banyak toko coklat, toko waffles dan toko permen yang mengangkat tema manneken piss. Beberapa toko coklat bahkan memajang patung coklat Manneken Piss dalam beberapa warna yang berbeda. Belum lagi di kebanyakan toko waffles, selalu ada patung Mannekin Piss yang menjaga pintu masuk atau dipajang di etalasenya.

Mannekin Piss di Toko Coklat dan Waffle

Melewati jalan ini, kita jadi sadar betapa waffle dan coklat memang menjadi makanan khas Brussel. Berapapun harga waffle yang kita beli, baik waffle seharga 1 Euro atau 5 Euro semuanya enak kalau belinya di Brussel :). Berbagai toko waffle di Brussel menawarkan berbagai pilihan topping mulai dari coklat, karamel, kacang sampai buah segar. Masih ditambah dengan semprotan krem atau berbagai taburan. Tapi satu yang perlu diingat bahwa semakin banyak topping, maka semakin mahal harganya. Ada beberapa toko waffle enak di sepanjang jalan menuju Manneken Piss (jalan Rue Charles Buls) diantaranya Maison Dandoy, Waffle Planet dan Waffle Factory. Melewati jalan ini, mau tidak mau kita pasti akan membeli karena bau semerbak waffle seolah mengundang untuk mencicipi.

Brussels Waffles

Setelah melewati jalan waffle dan coklat sampailah kita di pojokan jalan tempat patung Mannekin Piss berada. Di luar dugaan ternyata patungnya kecil sekali. Tingginya hanya sekitar 60 cm, dua kali panjang penggaris 🙂 . Pojokan tempat patung ini berada juga kecil sedang orang yang datang banyak, jadi yah sedikit berjubel. Disini juga tidak bisa foto lama-lama saking banyaknya turis yang antri untuk foto. Banyak sekali versi cerita yang beredar tentang siapa sebenarnya anak kecil yang dibuatkan patung ini. Tapi yang paling terkenal adalah versi dimana ada seorang anak kecil bernama Jullien mengencingi sumbu api yang berpotensi meledakkan kota Brussels saat terjadi perang dulu. Itulah sebabnya Mannekin Piss ini juga dikenal dengan nama Petit Jullien untuk mengenang jasanya.

Ibu di depan patung Mannekin Piss

Tapi apapun itu yang jelas patung ini sudah beberapa kali hilang, kebanyakan karena dicuri. Yang dipajang disini bukan patung versi aslinya karena patung aslinya terbuat dari batu sedangkan patung perunggu penggantinya juga hilang dicuri pada abad ke 18. Mannekin Piss yang ada sekarang adalah patung yang baru dibuat pada tahun 1965. Patung sebelumnya yang akhirnya ditemukan dalam keadaan rusak sekarang disimpan di Maison Du Roi Grand Place bersamaan dengan beberapa kostum Mannekin Piss.

Macam Macam Kostum Mannekin Piss

Satu hal yang menarik dari Mannekin Piss ini adalah kostumnya yang selalu diganti sesuai dengan even yang terjadi saat itu. Hal ini bermula ketika pada abad ke 17, seorang French Grenardiers atau tentara elite Raja Louis XV mencuri patung Mannekin Piss sehingga menimbulkan kekacauan di Brussel. Sebagai tanda permohonan maaf atas tindakan tentaranya, raja Louis XV menghadiahkan Mannekin Piss baju indah dari brokat dengan bordir emas. Sejak saat itulah pada even-even tertentu patung Mannekin diberi kostum. Hingga saat ini Mannekin Piss memiliki kurang lebih 800 baju baik yang memiliki nilai sejarah seperti pemberian raja Louis ataupun yang bernuansa modern seperti Micky Mouse dan Santa Claus.

Zinneke Piss (Photo By : Amazing Belgium)

Sebenarnya masih ada satu lagi rangkaian keluarga Piss di Brussel selain Mannekin Piss dan adik perempuannya Jeanneke Piss. Patung ketiga adalah patung anjing yang juga sedang kecing. Namanya Zinneke Piss. Berbeda dengan kedua patung diatas, Zinneke lebih susah lagi untuk ditemukan. Letaknya berada di pojokan Rue des Chartreaux dan Rue de Vieux-Marche. Sayangnya karena waktu yang terbatas, saya tidak sempat mencari patung ketiga ini.

c. Albertina Plein dan Mont des Arts Garden

Dari Manneken Piss kami berjalan kembali menuju stasiun Gare Centrale melewati Albertina Plein. Alun-alun ini sangat mudah dikenali karena terdapat patung King Albert sedang menunggang kuda. Di belakang patung ini terdapat taman atau bukit Mont Des Arts yang sesuai dengan namanya didedikasikan bagi art atau seni. Segala hal yang berbau seni memang sengaja dialokasikan dalam radius 300 meter dari tempat ini. Bagi penggemar seni mungkin disinilah tempat yang tepat untuk ‘ngider’. Museum seni terdekat adalah museum Mont des Arts. Bagi pecinta seni film terdapat Cinematex, yang suka konser ada Bozar dan penggemar seni lukis dan seni patung bisa pergi ke the Royal Museums of Fine Arts.

Patung Equstrian King Albert di Albertinaplein

Tapi sebagai pejalan yang buta seni, saya ke Albertina Plein hanya duduk-duduk untuk istirahat dan ngadem di tamannya saja 🙂 . Tamannya benar benar berbentuk simetris dengan berbagai tanaman membentuk pola. Jajaran pohon-pohonnya juga ditanam rapi berderet seperti tentara sedang berbaris. Lumayan juga mendapat pemandangan segar setelah seharian mengagumi banyak bangunan, patung dan toko makanan 🙂 .

Taman Mon Des Art

Kunjungan ke Albertina Plein ini sekaligus mengakhiri jalan-jalan kita hari ini. Sebenarnya kalau masih ada waktu saya ingin menjelajahi jalan komik yang sebenarnya juga menjadi daya tarik Brussels. Bagi penggemar komik Tintin, Lucky Luke, Smurf ataupun Asterix menjelajahi Comic Strip Walking Tour dan berburu gambar-gambar lucu pasti akan menjadi kegiatan yang menyenangkan. Bagi yang berminat dapat membeli Comic Map di Brussels Tourism Office seharga 1 Euro atau kalau mau gratisan bisa mencetak petanya disini.

Comic Strip di Brussels (Photo By : Xavier E Traité / Mural: André-Paul Duchâteau und Tibet. – flickr, CC BY-SA 2.0, Koppeling“>Xavier)

Beberapa tokoh komik terkenal tersebut dilukis di berbagai bangunan kota Brussel. Jadi kalau ikut Comic Strip Walking Tour itu sebenarnya ada dua keuntungan yang didapat. Pertama dapat lukisan komiknya dan kedua sekalian menjelajahi kota Brussel. Tapi dibutuhkan kekuatan kaki, kesabaran dan ketelatenan untuk mencari gambar-gambar ini karena letaknya banyak dan menyebar. Kadang bisa terlewat kalau gambarnya kecil dan letaknya tersembunyi. Dari Albertina Plein, kami berjalan menuju Gare Centrale dan naik subway menuju ke Hotel. Rute Transportasi dari stasiun Gare Centrale menuju Hotel dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Sesampai di hotel hari sudah cukup malam. Setelah mandi dan makan malam, kita mulai packing akhir karena besok pagi kita harus sudah check out dan naik kereta ke Amsterdam sebelum malamnya terbang pulang kembali ke Indonesia. Kalau dipikir-pikir dengan kecanggihan abad ini memang bisa kejadian yah, sarapan pagi di Luxembourg dan makan malam di Brussel 🙂 .

Biaya Hari Ke 16

Kronologi Waktu

 

 
5 Comments

Posted by on March 27, 2019 in Brussel

 

Tags: , , , , , ,

5 responses to “Hari Ke 16 : Luxembourg – Brussel (Atomium & Walking Tour Brussel)

  1. eretnodewati

    April 5, 2019 at 2:39 pm

    masya allah mbak vicky, akhirnya disambung juga tulisannya, sudah ditunggu-tunggu, semoga lancar lanjutannya ya mbak

     
    • Vicky Kurniawan

      June 1, 2019 at 7:44 pm

      Ha ha ha retnoooo…kangen banget. Udah lama aku nggak buka FB, jadi nggak tahu kabarmu. Iya nih, aku terlalu sibuk untuk nulis lagi.

       
  2. RIESKA PRATIWI

    October 11, 2019 at 12:17 pm

    Halo Mbak Vicky,
    Salam Kenal, terima kasih untuk blog-nya helpful banget, semenjak saya ngintip untuk ke Jepang, akhirnya meninggalkan jejak juga di bagian Brussel hehe…
    Mau bertanya mbak, saya cuma kurang dari sehari di Brussel, dan hanya akan naik metro dari Gare Midi ke Gare Central, berarti saya hanya membeli jump tiket seharga Euro 2 di GO vending Machines dan di validasi dulu di box orange, begitu juga pas kembali ke Gare Midi? mohon konfirmasinya mbak? kemudian jump ticket-nya apakah bentuknya kartu mb, yang setelah sampai tujuan kembali dimasukkan di celah gate-nya?
    Terima kasih sebelumnya

     
    • Vicky Kurniawan

      November 11, 2019 at 7:57 pm

      Jump Ticket itu harus divalidasi tiap kali naik Metro atau Tram, tapi divalidasinya hanya pada saat naik. Kalau mau turun tidak usah divalidasi lagi. Bentuknya seperti kartu tipis dengan strip magnet.

       
  3. tia

    April 14, 2022 at 9:08 pm

    MB, tiket brusel 1 hari yang 7.euro itu, ada biaya lain ga ? beli c ard nya doang 5 euro ak baca di https://www.stib-mivb.be/article.html?l=en&_guid=d0707200-2683-3410-479e-b21a51d668f0 . itu nanti jadi hak milik ? ato bs di refund kyk octopus ?

     

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

 
%d bloggers like this: