Oleh : Vicky Kurniawan
Ketika ibu mertua saya menyatakan keinginan terpendamnya untuk pergi ke Eropa, saya dan suami sebagai anak berbakti (cieh..) hanya bisa menjanjikan saja. Eropa bagi kami berdua serasa destinasi yang tak terjangkau. Disamping tidak ada pesawat low budget yang terbang kesana (oh Air Asia kenapa kamu tutup rute ke Eropa 😦 ) , biaya hidup yang tinggi juga menjadi alasan utamanya. Memang sudah 30 tahun ibu mertua saya memendam impiannya untuk pergi ke Eropa. Semenjak dia sering melihat gambar-gambar di kalender tentang pemandangan Eropa yang indah terbersit keinginan untuk membuktikan benarkah ada pemandangan seindah itu. Sedihnya dia juga mengumpulkan iklan biro travel yang berisi daftar harga-harga tur ke Eropa. Siapa tahu uang hasil arisannya ada yang cocok untuk pergi kesana 🙂 .
Melihat hal itu akhirnya suami saya bertekad kalau ada rejeki dia akan memberangkatkan ibu ke Eropa dengan ikut tour. Pertimbangan utamanya adalah kenyamanan mengingat kondisi fisik ibu yang kurang kuat berjalan jauh. Setelah uang terkumpul cukup untuk satu orang, suami saya mulai sibuk mencari biro travel yang cocok. Di luar dugaan ibu mertua saya menolak untuk pergi sendiri walaupun ikut tur. Alasannya mana enak pergi sendiri diantara orang orang yang tidak dia kenal. Rupanya Allah Maha Pengasih dan Penyayang mendengarkan doa ibu saya. Di bulan-bulan berikutnya suami saya kebanjiran job sehingga cukuplah uang untuk pergi berdua bahkan bertiga kalau perginya ala backpacker. Jadi siapa yang kebagian rejeki sebagai orang ketiga? Tentu saja saya dong, menantunya yang paling manis dan baik hati ini 🙂 . Disamping manis dan baik hati, suami saya tahu kalau dia bisa mengandalkan saya untuk riset tentang Eropa , suatu hal yang tidak akan sempat ia lakukan 🙂 . Jadilah akhirnya kami berangkat bertiga ke Eropa dengan itinerary yang sengaja saya buat lebih ringan daripada biasanya.
Persiapan Sebelum Berangkat
Terus terang persiapan sebelum traveling ke Eropa ini jauh lebih ribet dibanding perjalanan saya yang lain. Dalam perjalanan-perjalanan sebelumnya, saya sudah punya tiket ditangan paling tidak 6 bulan sampai 1 tahun sebelumnya. Jadi persiapannya tidak terlalu tergesa-gesa. Dalam perjalanan ke Eropa ini, saya baru bergerak efektif 2 bulan setelah visa dan tiket pesawat positif didapat. Beberapa persiapan yang saya lakukan sebelum berangkat antara lain :
a. Mengajukan Visa Schengen
Visa Schengen ini saya ajukan tepat 3 bulan sebelum keberangkatan. Sengaja dilakukan jauh-jauh hari supaya ada waktu bila harus melengkapi dokumen yang kurang atau bila diminta melakukan pembetulan. Alasan yang kedua supaya ada waktu untuk berburu tiket pesawat murah ke Eropa. Cara mendapatkan visa Schengen sudah saya tulis dengan detail disini.
b. Mencari Tiket Pesawat
Setelah visa Schengen positif didapat mulailah kami berburu tiket pesawat murah ke Eropa. Karena jedanya kurang lebih hanya 3 bulan maka harga yang kami dapat tidak semurah bila berangkatnya untuk 6 bulan atau setahun ke depan. Dari beberapa pengamatan melalui website Skyscanner.net , maskapai penerbangan timur tengah seperti Etihad, Qatar Airways dan Saudi Airlines-lah yang paling banyak menawarkan tiket murah. Harga yang didapat akan lebih murah lagi bila berangkatnya bukan dari Indonesia tapi dari negara tetangga seperti Singapura atau Kuala Lumpur. Jadi setelah lama mencari cari akhirnya harga termurah kami dapat dari maskapai Etihad yang berangkat lewat Singapura. Harga tiket Singapura – Amsterdam pulang pergi sebesar Rp. 8.170.000,- (885,10 SGD, Kurs 1 SGD = Rp. 9231 per 28 Pebruari 2014) per orang dengan sekali transit di Abu Dhabi International Airport. Saat berangkat, dari Singapura ke Abu Dhabi kita akan diterbangkan dengan Etihad, selanjutnya dari Abu Dhabi ke Amsterdam, Etihad akan berafiliasi dengan KLM yang akan melayani kita sampai Amsterdam. Tiket ini saya beli melalui website resmi Etihad disini .
Untuk penerbangan Surabaya – Singapura kami memutuskan naik pesawat low cost carrier. Saat berangkat kita terbang menggunakan maskapai Jetstar dengan harga tiket Surabaya – Singapura sekali jalan sebesar Rp. 349.900 per orang tanpa bagasi. Pulangnya kita pakai maskapai Tiger Air dengan tiket Rp. 431.400 per orang tanpa bagasi yang kita beli bukan dari website resminya tapi dari Nusa Trip yang menawarkan tiket lebih murah dibanding harga resmi di website. Jadi total tiket pesawat Surabaya – Amsterdam pulang pergi sebesar Rp. 8.951.300 per orang yang kami beli akhir bulan Pebruari untuk keberangkatan awal bulan Mei di tahun yang sama.
c. Menyusun Itinerary
Setelah ada kepastian tiket pesawat, mulailah saya menyusun itinerary untuk perjalanan selama 19 hari. Dengan tiket pesawat pulang pergi dari Amsterdam, maka saya pilih jalur melingkar yang berawal dan berakhir di Amsterdam. Mulanya mau menjelajah sampai Berlin dan Praha, tapi setelah dihitung-hitung waktunya tidak akan cukup. Selain itu saya juga harus realistis mengingat dalam perjalanan kali ini saya membawa ibu yang sudah berumur. Jadi akhirnya setelah coret sana sini diputuskan bahwa rute melingkarnya akan dimulai dari Amsterdam – Hallstaat – Salzburg – Munich (Fussen) – Zurich – Lucerne – Interlaken – Jenewa – Paris – Luxembourg – Brussel – Amsterdam.
Dalam penyusunan itinerary saya banyak memakai buku-buku terbitan Lonely Planet antara lain : Lonely Planet Western Europe, Lonely Planet Amsterdam, Lonely Planet Germany, Lonely Planet Switzerland, Lonely Planet France dan satu buku terbitan B-First “Panduan Hemat Keliling Amsterdam, Brussel, Paris, Luxemburg & Trier ” yang ditulis secara detail oleh mbak Sari Musdar. Selain itu website – website traveling yang amat membantu antara lain Trip Advisor, Seat 61, Big Boy Travel.com , dan Rick Steve’s Europe
d. Beli Eurail Pass
Dari hasil hitung-hitungan itinerary, sudah terlihat dengan rute dan tujuan yang saya inginkan akan lebih murah bila menggunakan Eurail Pass. Pass yang saya pilih adalah Eurail Global Pass 15 days Continuous yang memungkinkan untuk naik kereta terus menerus (unlimited) selama 15 hari berturut-turut. Panduan penggunaan dan cara pemilihan pass sudah saya tulis secara detail disini .
Harga Eurail Global Pass ini memang tergolong mahal karena untuk orang dewasa diatas usia 26 tahun hanya ada satu pilihan yaitu kelas 1. Harga Pass belum termasuk biaya reservasi adalah Rp. 7.856.600 (482 Euro, Kurs 1 Euro = Rp. 16.300 per April 2014). Saya beli pass ini di Surabaya dan dibayar menggunakan Euro. Dalam penggunaannya ada tiga kereta yang memerlukan biaya reservasi yaitu :
- Kereta City Night Line (kereta malam) jurusan Amsterdam – Munich dengan biaya reservasi 2nd class 6-berth sebesar Rp. 570.500 (35 Euro).
- Kereta TGV jurusan Jenewa – Paris 2nd Class dengan biaya reservasi Rp. 433.975
- Kereta TGV jurusan Paris – Nancy (Luxembourg) 1st Class dengan biaya reservasi Rp. 146.700 (9 Euro)
Untuk meminimalkan biaya, semua reservasi diatas saya lakukan di stasiun kereta Eropa. Jadi total biaya Eurail Global Pass termasuk biaya reservasi sebesar Rp. 9.007.775 per orang. Harga pass sebesar itu sebenarnya sudah didiskon karena kita bepergian lebih dari 2 orang. Karena pergi bertiga, kita tidak dapat memecah pass, jadi hanya tersedia satu pass untuk dipakai bersama. Jadi terus terang memegang dan menyimpan pass ini menjadi beban tersendiri karena harganya mahal dan kita tidak membeli asuransi perlindungan pass. Akhirnya kita sepakat untuk menunjuk ibu sebagai pemegang pass karena beliau lebih teliti dan tidak “slordig” terhadap barang-barangnya.
e. Booking Hotel
Dengan durasi perjalanan yang panjang (kurang lebih 19 hari) dan sering berpindah-pindah kota, saya cukup kewalahan memilih beberapa hotel yang tepat. Hotel yang strategis di Eropa menurut saya adalah dekat dengan stasiun besar (biasanya ditandai dengan kata HBF atau Central). Hauptbahnhof atau biasa disingkat HBF menunjukkan stasiun utama suatu kota. Harus dekat dengan HBF karena dari itinerary sudah bisa diperkirakan kalau saya akan tiba dan berangkat dari stasiun utama. Jadi kalau datang pada malam hari atau harus berangkat pagi-pagi, kami tidak akan terlalu bingung dan tergesa-gesa.
Kriteria yang kedua adalah bersih, karena saya paling tidak tahan hotel yang jorok. Kriteria ketiga adalah murah. Kebanyakan hostel yang saya pilih berjenis 3 mix dorm private (dorm khusus untuk bertiga). Jadi lumayanlah bisa sekamar bertiga tanpa dicampur dengan orang lain. Tapi di beberapa kota, seperti Amsterdam dan Zurich dimana harga mix dorm bertiga sangat mahal, kami menginap di kamar mix dorm untuk ber 6 atau ber 8. Alhamdulillah selama menginap di dorm yang ber 6 atau 8, ibu selalu kebagian tempat tidur terbawah walaupun sebelumnya kita tidak pesan. Saya tidak bisa membayangkan kalau tidur di tingkat atas mengingat tubuh beliau yang agak berisi 🙂 . Kalau soal kenyamanan dan kualitas tidur menjadi faktor akhir yang dipertimbangkan karena toh saya hanya menghabiskan beberapa jam saja di hostel. Sisa waktu yang lain akan habis di jalan.
Selama 19 hari, kami akan menginap di 9 hotel yang tersebar di 9 kota yang berbeda. Dalam proses reservasinya saya tidak fanatik pada satu website saja. Saya pilih website yang menawarkan harga termurah untuk satu hotel yang sama. Akhirnya dari 9 hotel yang saya booking, 3 saya dapat dari hostelworld.com, 3 dari Booking.com, dan 3 dari hostelbookers.com. dengan rincian sebagai berikut :
- Di Amsterdam : Youth Hostel Meeting Point dengan rate 20 Euro per orang per malam (Rp. 336.175) untuk 8 bed mixed dorm.
- Di Hallstaat : Seehotel am Hallstättersee (Obertraun) dengan rate 32 Euro (Rp.527.950) per orang permalam untuk triple room .
- Di Munich : Euro Youth Hostel Munich dengan rate 21.25 Euro (Rp. 351.150) per orang per malam untuk 3 bed-dorm mixed (shared bathroom).
- Di Zurich : City Backpacker – Hostel Biber dengan rate 37 CHF (Rp. 509.675) per orang per malam untuk 6 bed mixed dorm.
- Di Interlaken : Happy Inn Lodge dengan rate 32.81 USD (Rp. 388.025) per orang per malam untuk kamar triple (shared bathroom).
- Di Jenewa : City Hostel Geneva dengan rate 38.44 USD (Rp. 459.200) per orang per malam untuk kamar 3 bed-dorm mixed (shared bathroom).
- Di Paris : Hotel Lorraine dengan rate 23 Euro (Rp. 378.500) per orang per malam untuk 3 bed private shared bathroom.
- Di Luxembourg : Hotel Empire dengan rate 38 Euro (Rp 608.550) per orang per malam untuk kamar Triple Room termasuk sarapan pagi.
- Di Brussel : Meininger Hotel Brussels City Center dengan rate 28 Euro (Rp. 434.675) untuk kamar Classic Triple Room.
Review untuk masing-masing hotel akan saya tulis dalam postingan masing-masing kota. Dari kesembilan hotel tersebut 3 diantaranya tidak memiliki lift jadi saran saya bila ingin traveling ke Eropa tanpa ikut tur jangan bawa koper berukuran besar karena mobilitasnya yang terbatas.
f. Bawa Perlengkapan Untuk Musim Dingin (Semi)
Dari hasil cek cuaca dan suhu udara di website Accuweather , terlihat bahwa suhu rata-rata di beberapa tempat yang akan saya kunjungi di Eropa akan berkisar antara minus 3 sampai 18 derajat celcius. Sebenarnya bulan Mei sudah masuk musim semi dan tidak perlu bawa jaket setebal winter coat. Tapi karena kita berencana mencari salju di Jungfraujoch, salah satu jajaran pegunungan tertinggi di Eropa, maka mau tidak mau harus bawa jaket yang agak tebal juga. Jadi mulailah saya belajar tentang perlengkapan musim dingin yang masih cocok dibawa saat musim semi.
Karena tinggal di Malang, saya agak kesulitan mencari perlengkapan musim dingin. Kalau mau saya harus pergi ke Surabaya atau Jakarta. Belakangan baru saya tahu kalau di mall Sarinah Malang juga menyediakan perlengkapan musim dingin walaupun harganya lebih mahal dibanding bila beli di Surabaya atau Jakarta. Setelah browsing sana sini banyak yang menyarankan untuk membeli perlengkapan musim dingin di Toko Djohan . Saya beli secara online walaupun susah juga karena tidak bisa langsung dicoba. Tapi sejauh ini pelayanannya memuaskan karena responnya cepat dan pengiriman barang juga tidak terlambat. Mereka juga bersedia menukar bila barang yang dibeli tidak cocok dengan ukuran. Akhirnya perlengkapan musim dingin (semi) yang saya bawa adalah :
- 1 jaket tebal bulu angsa (beli di Djohan) dan 1 jaket dengan ketebalan sedang dengan isi polyester (beli di loakan saat jalan-jalan di Car Free Day) 🙂 .
- Syal (dapat digunakan untuk menutup hidung dan mulut bila diperlukan), sarung tangan (kalau bisa bawa yang tebal karena yang tipis tetap tembus di jari-jari) dan topi yang menutup sampai telinga (kalau berjilbab tidak perlu bawa topi).
- Sweater dan kaos kaki yang agak tebal. Kaos kaki ini bisa dibeli di toko perlengkapan outdoor. Mereka punya grade tersendiri untuk cuaca dingin atau panas.
- Long John yang ketat dan menempel kulit.
- Lotion dan Lip Balm supaya kulit tidak kering dan bibir tidak pecah-pecah. Pertama saya meremehkan soal kulit kering ini tapi ternyata kulit yang sangat kering menimbulkan gatal-gatal. Akhirnya saya rajin bawa kedua benda ini di day pack supaya bisa sering-sering mengolesinya.
Secara keseluruhan, perlengkapan yang digunakan, berurutan dari paling pertama digunakan adalah: longjohn, kaos/kemeja (pakaian biasa), sweater, jaket musim dingin / longcoat. Tapi keseluruhan perlengkapan diatas tidak berlaku untuk semua orang. Pada dasarnya semua tergantung pada daya tahan tubuh masing-masing terhadap hawa dingin. Sebagai contoh : selama di Eropa, suami saya pakai Long John hanya sekali. Beda dengan saya yang pakai Long John hampir setiap hari.
Setelah perlengkapan musim dinginnya sudah didapat, hal yang paling memusingkan adalah bagaimana cara membawanya. Saya harus membawa perlengkapan seringan mungkin karena tingkat mobilitas yang tinggi dan tidak adanya bagasi untuk penerbangan Surabaya – Singapura pulang pergi. Akhirnya, saya gunakan vacuum seal bags untuk jaket atau sweater yang agak tebal. Vacuum Seal Bags ini saya beli di toko perlengkapan Ace Hardware. Bentuknya seperti kantong plastik besar dengan lubang dan penutup yang rapat di bagian atas. Fungsinya untuk “mengempiskan” bahan-bahan yang tebal seperti gambar dibawah ini.
g. Bawa Makanan Kering dari Indonesia
Dalam perjalanan-perjalanan sebelumnya saya tidak pernah pusing soal makanan. Apalagi saya pemakan segala, asal halal biasanya apa saja langsung masuk aja ke perut. Kalaupun terpaksa tidak ada makanan halal, nasi dan krupuk jadilah. Tapi kali ini, karena perginya sama ibu akhirnya beliau lah yang heboh bawa perbekalan (mungkin udah DNA emak-emak untuk memikirkan soal perut, kecuali emak yang ini *sambil tunjuk hidung sendiri* ). Tapi memang terbukti, perbekalan yang dibawa sangat bermanfaat saat di Eropa. Disamping untuk penghematan, kami juga tidak kuatir soal kehalalannya. Perbekalan yang kami bawa sebenarnya tidak banyak dan kalau dihitung jatuhnya hanya Rp. 100.000 perorang. Masing-masing orang membawa : Beras 2 kg (bertahan sampai 10 hari, setelah itu kita beli beras di Interlaken yang walaupun kualitasnya lebih baik tapi rasanya lebih enak beras yang dibeli di Indonesia), Mie instan 4 biji, Abon, sambal goreng kentang, kopi dan Milo 8 sachet, sambal pecel dan sambal terasi 3 sachet serta kornet 2 sachet. Kami juga bawa mini rice cooker ukuran 0.4 liter yang bisa dimasukkan kedalam koper ukuran kecil. Tapi sampai di Indonesia rice cookernya rusak setelah dipakai bekerja keras selama 19 hari dan diajak jalan-jalan sana sini 🙂 .
Rice cooker dibawa untuk berjaga-jaga kalau hotel atau hostel yang kita tempati tidak punya fasilitas dapur umum. Ternyata keputusan untuk membawa alat ini terbukti benar karena beberapa hostel dapurnya terkadang berada di lantai yang berbeda malah ada yang tidak menyediakan fasilitas dapur sama sekali. Makanan kering ini juga berhasil membuat kita berhemat banyak sekali. Untuk sekali makan rata-rata kita harus mengeluarkan dana kurang lebih Rp. 100.000 itupun terkadang cuma dapat kebab atau sandwhich yang buat perut orang Indonesia “tidak nendang” banget. Porsi makanannya juga tidak terlalu besar, cukuplah untuk 1 orang (beda dengan porsi Jepang atau Australia yang bisa dimakan berdua atau bertiga). Bila ingin mengetahui rata-rata biaya hidup sutau kota bisa dicek di website Numbeo .
h. Download Peta Offline
Karena tidak ada anggaran untuk internet, maka kami hanya mengandalkan tersedianya Wifi di hostel untuk berhubungan dengan rumah dan mencari informasi dadakan. Jadi supaya tidak banyak nyasar, saya mendownload aplikas peta offline Maps With Me yang bisa diakses tanpa koneksi internet. Jadi sebelum pergi atau bila ada koneksi Wifi, download terlebih dahulu peta kota-kota yang akan kita datangi. Peta yang sudah didownload akan bisa dibuka walaupun tidak ada sambungan internet. Dalam peta ini akan terlihat titik tempat kita berdiri yang akan bergerak bila kita berjalan. Aplikasi peta offline ini sangat membantu sekali terutama saat harus mencari hotel yang sudah kita booking. Kelemahannya ada dua, satu, terkadang harus dipancing dulu dengan koneksi internet supaya titik tempat kita berdiri dapat terlihat. Kedua, tidak dapat menunjukkan arah darimana dan mau kemana serta alternatif angkutan umum seperti Google Map. Bila ingin fasilitas tersebut bisa download lengkap Maps With Me versi lengkap yang berbayar.
Total Biaya Perjalanan
Perjalanan selama 19 hari ini kami tempuh mulai tanggal 4 s/d 22 Mei 2014 dengan menghabiskan dana Rp. 30.696.725 per orang (Kurs saat itu : 1 Euro = Rp. 16.300, 1 SGD (Dollar Singapura) = Rp. 9.300, 1 USD = Rp. 13.500, 1 CHF (Swiss Franc) = Rp. 13.300) dengan rincian sebagai berikut :
Dari rincian diatas, kita bisa melihat bahwa selain tiket pesawat, biaya transport (sudah termasuk tiket Eurail Pass plus biaya reservasinya) dan hotel memegang porsi terbesar dalam biaya. Jadi bila anggaran mepet, masih ada beberapa hal yang bisa dihemat antara lain :
- Berpergianlah pada saat low season (off-season) sekitar bulan November sampai Maret saat di Eropa sedang musim dingin. Beberapa keuntungan yang bisa didapat antara lain, tiket pesawat yang lebih murah dibeberapa rute, berkurangnya kepadatan di kereta, tidak banyak turis di tempat-tempat wisata dan harga hotel yang lebih murah. Kerugiannya adalah cuaca yang kurang mendukung dengan suhu yang lebih dingin dan siang hari yang lebih pendek.
- Menggunakan jasa Couch Surfing untuk meminimalkan biaya hotel.
- Sebisa mungkin memasak sendiri untuk memperkecil biaya makan. Untuk itu menginaplah di hostel yang memiliki fasilitas dapur untuk memasak. Kalau sedang tidak dijalan, biasanya untuk makan pagi dan malam kami memasak sendiri dan baru siangnya makan diluar. Selain itu membawa makanan kering dari Indonesia seperti abon atau mie instan juga akan banyak membantu tapi sebelumnya carilah informasi dulu jenis makanan apa yang boleh dan tidak boleh dibawa supaya tidak panjang urusan di bandara.
- Untuk menghemat transport jangan terlalu sering berpindah kota. Kalau ingin lebih murah jangan beli Eurail Pass tapi belilah Eurolines Pass atau Megabus dan rancanglah jadwal perjalanan sesuai dengan pass tersebut. Selain itu sering-seringlah jalan kaki dan manfaatkanlah fasilitas-fasilitas transportasi gratis seperti bis dan kereta gratis di Interlaken dan Jenewa.
- Rajin-rajinlah mencari tiket pesawat promo. Tiket termurah ke Eropa berkisar pada harga 6 jutaan untuk keberangkatan 6 bulan sampai setahun kedepan. Resikonya kalau visa tidak tembus yah kita tinggal memohon-mohon saja pada pihak maskapai supaya bisa direfund yang biasanya sulit dilakukan bila harga promo.
- Cari atraksi yang gratisan dan sebisa mungkin hindari atraksi berbayar. Biasanya di hostel sering sekali ada pengumuman yang gratis-gratis mulai dari tur gratis sampai makan gratis jadi jangan lupa selalu pantengin terus buletin boardnya. Di beberapa kota Eropa juga terdapat Walking Tour gratis yang diprakarsai oleh komunitas masyarakat setempat. Yang paling terkenal adalah Sandemans Free Walking Tour yang merupakan promotor walking tour terbesar di Eropa. Tapi kalau ikut tur model begini harus kuat jalan karena pesertanya kebanyakan bule-bule yang ngebut banget jalannya. Kemudian saat guide menerangkan jangan ngomong sendiri atau asyik foto-foto karena tindakan itu dianggap tidak sopan. Sayang, saya tidak sempat mencicipi free walking tour ini mengingat kondisi ibu yang tidak memungkinkan untuk ikut.
Sekali lagi yang perlu diingat, bila berniat pergi ke Eropa tanpa ikut tur, travelinglah dengan bawaan yang ringan. Jangan bawa koper berukuran besar atau barang yang terlalu berat karena hal tersebut akan menyusahkan diri kita sendiri. Begitulah sedikit curhat saya tentang persiapan ke Eropa. Saya berdoa semoga setelah Eropa, ibu mertua saya ngidam ke Amerika, biar saya bisa ikutan 🙂 . Semoga bermanfaat dan Happy Traveling.

Ekspresi bahagia ibu saat melihat salju. Bila melihat kebahagiannya, terbayar sudah jerih payah kami membawanya ke Eropa)
Evi
September 16, 2015 at 10:18 am
Seperti biasa tulisan Mbak Vicky mencerahkan banget. Jadi gak bakal gelap-gelap amat kalo mau jalan-jalan ke Eropa secara mandiri. Thank you Mbak 🙂
Vicky Kurniawan
September 16, 2015 at 5:21 pm
He he he terima kasih sudah mampir ya mbak Evi.
Dita
September 16, 2015 at 10:21 am
Lengkaaaaap, jadi pengen ke Eropa juga bawa orang tua. Semoga ada kesempatan. Ekspresi bahagia dr ortu itu priceless ya
Vicky Kurniawan
September 16, 2015 at 5:22 pm
Iya mbak Dita. Hampir sama bahagianya kalau kita mengajak anak berpergian. Sayang kalau pergi sama ortu atau anak mesti ekstra semua semuanya (ha ha ha).
hendra
September 16, 2015 at 10:36 am
waaa pas banget, taun deppan dah punya tiket buat sekeluarga flashpack eropa barat nih. tak pinned ya biiiiik 😀
Vicky Kurniawan
September 16, 2015 at 5:24 pm
He he he aduh senengnya. BTW selamat atas penerbitan bukunya ya. I’m very proud of you. Maklum aku kan udah kenal kamu sejak let’s escape piyik sampai sekarang jadi keren kayak gitu. Terus berkarya yah Panda. Jangan kayak bibik yang dari dulu cuman gini-gini aja (hiks soalnya udah sibuk banget sama kerjaan kantor dan rumah).
nyonyasepatu
September 16, 2015 at 12:26 pm
Wohooo……akhirnya kesampean juga dan happy banget keliatannya 🙂
Vicky Kurniawan
September 16, 2015 at 5:25 pm
He he iya mbak Nonik Khairani seneng dan terharu banget kalau lihat ibu seperti itu.
Irma Juwita
September 17, 2015 at 1:56 am
Waaahhh~~ kerennnnn!!! Semoga aku juga bisa ikut jejak mbak Vicky. Menginspirasi sekali mbak 🙂
Vicky Kurniawan
September 17, 2015 at 9:40 pm
Pasti bisa mbak Irma. Semangat ya. Saya suka motonya Jika terbang terlalu sulit, melompat pun pasti menyenangkan~
Irma Juwita
September 19, 2015 at 2:03 pm
Terimakasih mbak Vicky udh nyempetin mampir :). Ditunggu FR Eropa lengkapnya ya mbak, sama izin nyontek itinerary Jepangnya utk trip tahun depan ya 🙂
Vicky Kurniawan
September 19, 2015 at 8:04 pm
He he..iya mbak irma. Enjoy jepang ya. *selalu iri dan pengen ngikut kalau ada yang mau pergi ke jepang.
Tony
September 17, 2015 at 9:25 am
Good post 🙂
Memang budget terbesar itu di tiket pesawat (untungnya jika jeli bisa dapat semurah mungkin) dan di Eurail (yang ini sama sekali tidak bisa ditawar harganya, kecuali masih di bawah 26 tahun ya) 🙂
Akomodasi bisa 0 via couchsurfing seperti mbak Vicky sebutkan, masak bareng2 di tempat tinggal host juga cukup mengurangi biaya makan.
Buat itinerary sedetail mungkin, karena jadwal kereta di sana cukup tepat waktu, juga buat itinerary alternatif dan jangan lupa juga untuk selalu cek cuaca karena akurasinya 90%, jangan sampai rencana travel berantakan gara-gara hujan lebat atau suhu tiba2 drop 😀
Cari gratisan sebanyak mungkin 😀 Kalau ada yang gratis, kenapa masih cari yang murah hehehe 🙂
Ditunggu update selanjutnya mbak Vicky.
Vicky Kurniawan
September 17, 2015 at 9:52 pm
Kapan-kapan saya mau coba naik Megabus aja mas Tonny. Nanti itinerarynya disusun seputar rutenya aja. Tapi Eropa sekarang sedang sibuk dengan pengungsi. Alasan lain ketiga anak saya masuk sekolah baru tahun depan. Jadi ngempet dulu travelingnya. Hanya tersisa satu tiket bulan Oktober ke Kamboja dan Vietnam (huaaaa, galau)
Nurul
October 29, 2015 at 10:57 am
Megabus ? eheemmm … rasanya ada yg mau ke Eropa ( lagi ) nih … ha ha ha , ojo ngiming-ngiming opo’o Mbak …
Vicky Kurniawan
November 2, 2015 at 4:16 pm
He he ayo wis budal. Bu Siwi pernah naik tuh Mega Bus
omnduut
September 17, 2015 at 11:48 am
Sukaaaa postingan ini. Seperti biasa sangat detail kalo mbak Vicky yang nulis. *setor 100 jempol*
Vicky Kurniawan
September 17, 2015 at 10:07 pm
Yang 96 pasti jempol orang lain 🙂
Helena
September 17, 2015 at 2:21 pm
Ayo mbak , mana lanjutannya, tempat2 mana saja yg dikunjungi di eropa? Dari dulu suka banget baca terus blog ini. Saya ada rencana juga utk travel ke west eropa 25 hari, makanya di tunggu ya update terbarunya. Cuma saya mau apply visa di kedutaan jerman krn akan lbh banyak habisin waktu di sana. Yg saya dengar, lbh ribet urus visa di sana daripada di kedutaan belanda. Btw, waktu ke jepang, nyontek nih itenery mbak. He…he. Thx a lot.
Vicky Kurniawan
September 17, 2015 at 10:09 pm
Wow…25 hari he he..tapi tidak dalam waktu dekat kan? karena Eropa sekarang sedang disibukkan dengan pengungsi,terutama Jerman. Banyak jalur kereta yang berbatasan dengan Jerman seperti Austria ditutup.
senangsenangyuks
September 17, 2015 at 7:45 pm
Wow, simpan dulu ah info lengkap dan keren ini. Makasih.
Vicky Kurniawan
September 17, 2015 at 10:10 pm
Terima kasih sudah mampir lagi kesini ya..
novia
September 18, 2015 at 4:11 pm
Halo mba vicky salam kenal..mba mau tanya dari city backpacker di Zurich menuju stasiun apakah bisa dengan jalan kaki dan mudah ditemukan tempatnya karena sy berencana menginap disana 1 malam dan esok paginya akan berangkat ke milan. terimakasih
Vicky Kurniawan
September 18, 2015 at 9:11 pm
Mbak Novia mau nginep disana juga ya, ha ha ha selamat naik tangga kalau begitu (Itu City Backpacker Hotel Biber ya?). Jaraknya dari stasiun sekitar 850 meter. Waktu itu saya carinya pakai aplikasi Maps With Me jadi gampang banget menemukannya. Terletak diatas restoran Pizza. Resepsionisnya di lantai 3 terus saya dapat kamar di lantai 5. Kelemahannya : nggak ada lift, nggak ada colokan di kamar, nggak ada seprei (kecuali kalau mau bayar lagi). Nilai plusnya : ada dapur, kamar dan kamar mandi bersih sekali dan resepsionisnya ramah.
novia
September 19, 2015 at 2:57 am
850meter mba??jauhnya…plus naik tangganya itu loh….baru rencana mba, klo gitu puter haluan ke milannya dari luzern aja hehehhe…makasih infonya mba.
Vicky Kurniawan
September 19, 2015 at 7:56 pm
Iya memang jauh. Tapi jalan kaki di eropa 850 mt beda rasanya sama 850 mt di indonesia. He he.
Quince Bee
September 18, 2015 at 5:10 pm
Aku bacanya terharu banget deh mba apalagi pembukaan dan foto yg terakhir…jadi pingin bawa ibuku jalan2 juga. huhuhu
Vicky Kurniawan
September 18, 2015 at 9:12 pm
He he he ayo nabung sampai melilit 🙂 .
vadilawinanda
September 23, 2015 at 8:41 am
Finally, keluar jg blog travelling yang Europe nya mba…Lama dinanti akhirnya release….Thank you mba Vicky :*
Vicky Kurniawan
September 24, 2015 at 6:08 am
He he maaf udah nunggu lama ya mbak Vadila..
Rianti
October 17, 2015 at 1:30 pm
mbak Vicky, ceritanya baru sampai hari k-2 yach ?
lanjutnya tetap ditunggu lho….
Vicky Kurniawan
October 17, 2015 at 1:52 pm
He he iya mbak Rianti..sayang saya nggak sempat nulis bulan ini 😦 .
Rifqy Faiza Rahman
October 22, 2015 at 11:46 pm
Asyiknya… Seru banget dalam 19 hari bisa menginjakkan kaki di negara berbeda dengan budaya berbeda pula 🙂
Vicky Kurniawan
October 23, 2015 at 5:15 pm
Iya mas Rifqy alhamdulillah….
bijijeruuk
November 22, 2015 at 1:54 pm
Aah.. ikutan seneng ngeliat ekspresi ibu begitu happy ngeliat salju. Jadi ngebayangin ekspresi nyokap di rumah, pasti bakalan sama persis. Thank you atas infonya yah, mbak. InshaAllah agustus tahun depan mo backpacker-an ke europe.
Salam buat ibu dan keluarga, mbak
Vicky Kurniawan
November 22, 2015 at 8:24 pm
Sama – sama mas Imam..terima kasih sudah mampir kesini ya..
Fitririzqi
December 17, 2015 at 1:30 pm
Mba… Boleh mnta kontaknya 🙂 ke email saya ft_ibeauty@yahoo.com Makasi banyak mba vicky 😊
Vicky Kurniawan
December 18, 2015 at 2:41 pm
Tolong diadd FB saya mbak Fitri nanti saya inbox nomer kontaknya
Kania
January 7, 2016 at 10:03 pm
halo mbak vicky, salam kenal 🙂
mbak mau tanya, kemarin mbak kan berangkatnya dari singapur. nah, untuk mengajukan visa schengen kan dibutuhkan bukti tiket pesawat ya. kalau misalnya pesawatnya singapura-amsterdam dan bukan dari jakarta, apakah ada masalah ketika proses pengajuan visanya? atau tidak masalah selama ada tiket jakarta-singapura nya juga?
terima kasih sebelumnya 🙂
Vicky Kurniawan
January 9, 2016 at 12:58 am
Halo mbak Kania, salam kenal juga. Insyaallah selama ada tiket Jakarta – Singapura nya tidak akan ada masalah.
Emilia Lelis
February 16, 2016 at 2:23 pm
Hi mbak vicky, salam kenal
oh ya mbk, rencananya saya mo ke eropa barat akhir April ini.dan ini perjalanan aku yang pertama kali. yang mo aku tanyakan apakah cuaca pada bulan tersebut akan dingin sekali (mengingat aku orangnya yang tidak tahan dengan cuaca dingin). mohon infonnya ya mbk…
Vicky Kurniawan
February 17, 2016 at 11:48 am
Salam kenal mbak Emilia..Eropa Barat kalau April masih dingin terutama Jerman dan Swiss. Kalau mau akurat coba cek cuaca dan suhu disini http://www.accuweather.com/en/world-weather. Tinggal isi nama kota yang akan dikunjungi langsung keluar prakiraan cuacanya
ulfa
March 10, 2016 at 10:41 pm
Mbaaa minta no hp yg bs kuhubungiiii pengeen nanyaa banyaakk iiih mksss
Vicky Kurniawan
March 11, 2016 at 3:26 pm
He he inbox saya di FB ya..
Arinta Desy Larasati
March 11, 2016 at 11:03 pm
Halo Mba Vicky, mau Tanya kalo berangkat ke eropa Dr Singapore atau KL, pengurusan Visa schengen nya tetap di Indonesia / Kedutaan Beranda di Jakarta yah?,Terimakasih sebelumnya 🙂
Vicky Kurniawan
March 12, 2016 at 1:12 pm
Iya mbak Arinta. BTW mbak WNI yang tinggal di Indonesia kan? soalnya kalau sudah permanent residence Singapura bisa urus di kedutaan Belanda di Singapura
Arinta Desy Larasati
March 12, 2016 at 1:25 pm
Iyah Mba Vicky , say a WNI Dan rencana akan ke eropa masuk Dr Jerman. dan apakah pada saat apply d kedutaan tidak akan ditanya detail kenapa PP Dari KL atau Singapore ?
Terimakasih sebelumnya 🙂
Vicky Kurniawan
March 14, 2016 at 10:54 am
Lebih baik tiketnya dilengkapi yang ada pp nya dari Indonesia mbak Desy supaya tidak ditanya-tanya lagi.
Novita
March 16, 2016 at 1:15 pm
Halo lagi mba maaf lagi banyak nanya :D, untuk mata uang swiss tuker dimana ya mba yg ratenya bagus (di swiss atau di indo?),krn saya cari2 chf di money changer surabaya jarang yang ada..
Oia misal kita book hotel menggunakan kartu kredit tapi begitu sampai sana bayarnya cash apa boleh?? dan tiap hotel biasanya depositnya mahal ga mba?? trims mba mohon info ya
Vicky Kurniawan
March 16, 2016 at 8:09 pm
Waktu itu saya tukar di Zurich HBF di SBB money changer yang biasanya ada di stasiun stasiun besar. Nanti di amati saja ya mbak antara narik di ATM sama tukar di bank atau money changer. Ratesnya SBB bisa dilihat disini http://www.sbb.ch/en/station-services/services/change-currency-exchange.html
Yossy
March 25, 2016 at 11:11 pm
Hi mba mau tanya yg ada salju buat mulai tgl. 14 Mei 2016 ada dimana. Thanks mba
Vicky Kurniawan
March 26, 2016 at 5:53 pm
Ke Swiss mbak Yossy. Dalam perjalanan ini saya dapat salju di Pilatus. Tapi kalau mau salju abadi sepanjang tahun pergi saja ke Jungfrauch. Tapi tiketnya mahal. Ini artikel tentang Jungfaruch http://www.jungfrau.ch/en/tourism/destinations/jungfraujoch-top-of-europe/experiences/
Novita
March 29, 2016 at 3:16 pm
Mbak vicky aku mau nanya lagi, mgg depan udah mau berangkat nih nah bekelnya lumayan banyak, ada abon, serundeng, kering kentang, teri kacang…apakah save mba masuk imigrasinya?? takut udah kadung bawa bnyk nanti ga dibolehkan masuk 😭😭, mohon tipsnya,,, satu lagi ya mba masing2 hotel biasanya minta deposit sejumlah harga satu hari nginap ga mba? oia mba tolong tipsnya juga free toilet disana 😁😂, thanks ya mba
Vicky Kurniawan
March 31, 2016 at 9:12 pm
Halo mbak Novita, waktu itu saya tidak ada perlakuan khusus soal makanan. Hanya saya packing sedemikian rupa supaya tidak bocor, berbau dan gampang dibuka tutup. Kebetulan suami saya punya usaha di bidang kemasan, jadi beberapa makanan seperti beras dia kemas lagi kecil-kecil untuk jatah harian jadi tidak terlalu berat. Eropa relatif mudah kalau membawa makanan. Beberapa hotel yang saya pesan melalui situs situs di atas hanya beberapa yang meminta uang muka itupun paling besar hanya 10% dari total. Selain itu hanya beberaa hotel saja yang minta uang deposit untuk kunci. Untuk toilet, kebetulan saya orangnya jaramg ke kamar kecil tapi ibu saya bisa dibilang ratunya kamar mandi. Sebelumnya dia juga khawatir soal kamar mandi ini jadi beberapa bulan sebelum berangkat dia “latihan” supaya tidak sering-sering ke kamar mandi. Selain itu dia memanfaatkan betul kamar mandi yang tidak berbayar. Jadi kalau ada toilet yang free dia manfaatkan untuk buang air kecil walaupun tidak kebelet.
Vero
April 7, 2016 at 2:55 pm
Hi mba,, mau tanya kan brangkat pake jetstar k singapore tanpa bagasi,, bukannya handbag maksimal 7 kg ya? Sedangkan bwan spt nya bakal banyak.. Lalu cairan kan ngga bs masuk cabin, lalu bw perlengkapan wanita dan perlangkapan mandinya gmn ya mba? Mohon inspirasinya.. Hehehehe
Vicky Kurniawan
April 7, 2016 at 10:05 pm
Halo mbak Vero…karena saya sering pergi menggunakan backpack (jarang bawa koper kecuali kalau perginya sama anak-anak) maka dengan postur tubuh saya yang pendek dan kecil, 7 kg itu udah batas maksimal buat saya. Jadi mau tidak mau harus bisa segitu kalau tidak mau keberatan. Akhirnya saya selalu berusaha traveling dengan beban seringan mungkin dengan cara bawa baju sedikit (kalau sempat dicuci, kalau tidak sempat yah dipakai berhari-hari he he he). Cairan yang dibawa masuk kabin batasnya 1 liter yang harus dibagi menjadi 10 kali 100 ml. Jadi bawa sabun cair ukuran kecil, lotion kecil, shampoo kecil. Pasti bisa kok. Soalnya saya pernah umroh selama 13 hari juga dengan bagasi hanya 7 kg
bambangEKO
April 11, 2016 at 2:44 pm
met siang vicky, pa kabar….
setelah kami bisa mewujudkan impian kami sekeluarga untuk berwisata ke negeri sakura, tahun 2016 ini saya ingin berguru kembali agar bisa juga ke pergi ke eropa dengan biaya sehemat-hematnya sebagaimana vicky mengajari kami dengan tulisan-tulisannya yang kami praktekan selama 8 hari menjelajah 3 kota di negeri sakura setahun yang lalu.
salam dan sekali lagi terimakasih.
Vicky Kurniawan
April 12, 2016 at 7:32 pm
He he he, di Eropa ini saya habisnya masih banyak mas Eko. Kalau mau lebih irit masih bisa banget apalagi kalau perginya tidak pakai anak-anak atau orang tua. Untuk transportasi kalau mau hemat bisa naik bis saja. Untuk tour keliling kota bisa ikutan tur gratis yang ada disetiap kota-kota besar.
Mack Zachary
April 14, 2016 at 12:04 am
Hmm…mantap mbak..semoga salam kenal…share lagi lebih banyak tips perjalanan tertutama di dataran eropa, soalnya kita lagi nyusun planning utk tour ke erapa, buat kita yg hobi jalan2 tentu tulisannya sangat bermanfaat …thank
Vicky Kurniawan
April 14, 2016 at 1:58 am
Terima kasih sudah mampir kesini mas Zahri..
GG
April 20, 2016 at 11:44 am
Wahh.. Kk backpaker yaa ?? Aku sih ada rencana buat ke eropa barat juga.. Tpi aku ikut tur ka.. Doain yaa semoga lancar” ajaa 😂😂
Vicky Kurniawan
April 22, 2016 at 6:11 pm
Semoga lancar perjalanannya ya mbak Maria..
Susan Anggraeni
April 26, 2016 at 3:27 pm
punya budget 30jt/pax mah mending ikut tour aja , makan , transport dan accomodasi udah enak, ya mskpun jalan2 nya g akan selama klo backpacker-an.. 😀
Vicky Kurniawan
April 28, 2016 at 6:40 pm
He he he yah masing-masing orang memang punya gaya tersendiri ya mbak Susan. Kalau saya sih selama masih kuat jalan sendiri saya lebih memilih tidak ikut tur walaupun seandainya uang saya berlebih. Tapi entah yah kalau sudah tua nanti 🙂 .
abdulaziz.arba
April 28, 2016 at 4:38 pm
Assalamualaikum, sangat membantu sekali ulasan secara detail dan sekarang sudah terbuka apa apa saja check list yg harus minimum ada…Jazakumulah khaeran atas ilmunya sebagain amal jariah nantinya, amien
Vicky Kurniawan
April 28, 2016 at 7:26 pm
Terima kasih sudah mampir disini mas Azis..
Syarief
May 1, 2016 at 9:55 am
Wowww….manstabbb, sbg anak mmg hrs berbakti dong ya mbak 👏
Hrs dicoba jg ke New Zealand, beautiful jg lho…
kiaoratour.co.nz tw & ig : @kiaoratour
Vicky Kurniawan
May 1, 2016 at 11:18 am
He he he semoga deh suatu hari bisa kesana
adi
May 2, 2016 at 7:42 pm
mantap liburannya
Rina
May 8, 2016 at 12:17 pm
Inspiring story bangets, mbak….cita2 pengen ngajak mama juga tapi mama udah sepuh….hiiks…
Vicky Kurniawan
May 9, 2016 at 1:11 pm
He he he nggak apa-apa mbak Rina, diajak jalan-jalan juga tapi yang dekat-dekat aja. Rata-rata asuransi perjalanan membatasi usia 84 tahun. Jadi sebelum 84 tahun usahakan pergi ke Eropa 🙂 .
Saudia rakhma
May 29, 2016 at 10:16 pm
Wah mbak vicky arek malang ya,saya juga mbak 😍 semoga bisa jalan2 seperti mbak vicky&keluarga amiin😊
Vicky Kurniawan
May 30, 2016 at 9:47 pm
Halo mbak Rakhma..kalau mbak domisili di Malang dan sekitarnya gabung disini aja https://www.facebook.com/groups/263714413750696/ . Biasanya setiap bulan kita mengadakan gathering dan belajar ilmu ilmu traveling.
intan
May 24, 2016 at 1:52 am
ngiler bacanya, soon pasti harus bisa kesana nih sama suami(yang masih diumpetin Tuhan)
lengkap banget wajib di ctrl D
Vicky Kurniawan
May 25, 2016 at 8:20 am
He he he terima kasih sudah mampir ya mbak Intan..semoga suaminya segera dikeluarkan sama Tuhan 🙂
Tanti
June 2, 2016 at 5:58 am
Wah, pas banget nemu cerita mba vicky sama planning saya tahun depan. Mba, mau nanya nih soal tiket pesawat, misalnya nih saya kan browsing tiket pp KL-amsterdam (transit istanbul) ternyata jatuhnya lebih murah daripada tiket KL-istanbul, amsterdam-KL, padahal rencananya saya ke istanbul dulu baru terakhir pulang dari amsterdam. Bisa ga ya kl saya belinya tiket KL-amsterdam pp tapi pas berangkat saya turun di istanbul? Waktu transit sekitar 1jam 40menit. Masih celak nih mba ilmunya jadi bingung.
Vicky Kurniawan
June 5, 2016 at 7:48 pm
Kalau waktu transitnya pendek gitu mending tidak usah keluar bandara mbak karena tidak akan sempat. Waktu transit selama itu biasanya habis hanya untuk pindah terminal dan pengecekan tiket serta paspor.
Chaiza
June 4, 2016 at 5:45 pm
Salam kenal mb Vicky…mau tanya kalo ke Eropa (Amsterdam.belgia,Paris) kira2 8 hari cukup gak ya? Kira2 budgetnya berapa mb?
Vicky Kurniawan
June 5, 2016 at 7:53 pm
Yah kalau mau dibikin 8 hari sih yah bisa bisa aja tapi tergesa gesa. Budget sebenarnya tergantung atraksi yang ingin dikunjungi juga. Tapi hitungan kasarnya kira-kira sejuta sehari untuk transport, akomodasi, tiket atraksi dan makan plus nanti masih ditambah tiket pesawat kurang lebih 9 jutaan dan visa kurang lebih 1.5 juta.
ibrahim
June 7, 2016 at 12:13 am
Kira dana 15jt cukup gak yah untuk franch, germani.holland.. pengen babget kesana..
Vicky Kurniawan
June 8, 2016 at 1:34 pm
Tergantung tempat wisata yang akan dikunjungi mas..
Maya fauzi
June 11, 2016 at 7:09 pm
Mbak Vicky..menyenangkan baca blognya..aku ibu usia 55 th in shaa Allah mau pergi dgn 2 bujang lanangku…moga2 kuat dgn semi backpacker
Vicky Kurniawan
June 12, 2016 at 4:25 pm
Halo bunda Maya. Insyaallah kuat ibu. Pada intinya jangan terlalu ngoyo, kalau capek istirahat saja. Insyaallah kalau perginya dengan anak pasti akan menyenangkan dan tambah semangat.
Sony Adam S
June 22, 2016 at 2:42 pm
Mbak, bisa minta email, saya perlu kontak mbak.. ada sebuah penawaran di bidang travel yang mungkin mbak tertarik..
Vicky Kurniawan
June 25, 2016 at 8:28 pm
Oktavi23@yahoo.com
ken
July 14, 2016 at 5:24 pm
hallo mbak vicky, senang banget baca storynya. aku jg rencana keliling eropa timur pertengahan september ini bawa mama dan papa. karena mama kalau jalan jauh agak sulit, maka kita rencana mau bawa wheelchair untuk jaga-jaga. kira-kira di eropa kondisinya wheelchair friendly gak ya mbak? boleh gak mbak aku nanya-nanya via email? karena kayaknya pertanyaan aku lumayan banyak niy. Makluum ini pertama kali pergi sekeluarga tanpa travel dan bawa orang tua.
Vicky Kurniawan
July 17, 2016 at 7:05 pm
Di beberapa tempat wheelchair friendly mbak ken. Sayang saya belum pernah ke Eropa Timur. Ini ada website yang bagus buat panduan pemakai Wheelchair bila ingin bepergian ke Eropa https://wheelchairtravel.org/europe/ . Kalau mau tanya-tanya via email boleh saja mbak ken ke Oktavi23@yahoo.com
rizka
July 15, 2016 at 2:53 pm
lengkap kap kap… makasih mba buat sharing pengalamannya. 🙂
Vicky Kurniawan
July 17, 2016 at 7:07 pm
Terima kasih sudah mampir kesini ya.
Ina Hamid
July 18, 2016 at 5:18 pm
Mb Vicky informasi nya bermanfaat sekali. Mo tanya dong kalau rencana jalan2 cewe aja ber 3, pesan hotel yg buat 2 orang, tp dihuni 3 orang, ada masalah ngk di hotel-hotel di eropa ?
Vicky Kurniawan
July 18, 2016 at 7:53 pm
Ha ha ha aslinya sih saya nggak tahu karena pada dasarnya saya patuh pada peraturan. Saya selalu menginap sesuai kapasitas. Apalagi pas di Eropa ini saya lebih banyak menginap di hostel bukan hotel. Kalau di hostel tempat tidur dihitung perkepala. Jadi kalau sekamar bertiga tempat tidurnya ya 3 Single.
atika
July 23, 2016 at 12:26 pm
Kerennnn..bangettt jalan2 nya#tpi lagi cari website backpacker yg dri indonesia sendirian juga ada ga ya?
Vicky Kurniawan
July 25, 2016 at 11:58 pm
He he he terima kasih sudah mampir kesini ya mbak.
nur
August 10, 2016 at 10:12 pm
ASSLM WR.WB. Wah…tulisanya mbk vicky sangat bermanfaat, khususx bwat sy hehe…mbk kalau tujuan utamax ke swiss bolehkah appy visa schengen?. thx 🙂
Vicky Kurniawan
August 11, 2016 at 8:49 pm
Boleh mbak Nur. Swiss masuk dalam wilayah Schengen kok
Vira Mahardi
September 1, 2016 at 10:45 pm
Mbak vicky malangnya dimana? Aku di Batu mbak… Bikin tour mbak, peminatnya pasti banyak…
Vicky Kurniawan
September 2, 2016 at 7:27 pm
Halo mbak Vira. Kalau mau bisa gabung sama grup Backpacker Dunia Malang mumpung domisili mbak di Batu. Nanti bisa bakalan sering ketemu sama saya 🙂 ha ha ha..GR bener ya saya
Nurjanah
September 13, 2016 at 3:45 am
Halo Mbak Vira makasih bgt informasinya lengkap bgt,tapi aku mau nanya aku udah mau pesen global pass tapi namaku cuma 1 nama,gimana yea caranya biasanya beli ticket diulang namaku tapi kog pakai global pass online nga bisa yea,kebetulan aku tinggal di quebec canada,jadi aku beli online.thanks
Vicky Kurniawan
September 13, 2016 at 9:43 pm
Halo mbak Nurjanah..nama yang ditulis harus sesuai nama paspor. Kalau mbak kesulitan memasukkan nama coba email Customer Support untuk Booking.
Dian sukma
September 18, 2016 at 10:01 am
Mbak vicky,
Kalo untuk keliling eropa (belanda jerman swiss austria italy monaco spanyol perancis belgia belanda) dengan sewa mobil karena banyak yang berjauhan, Apa ada saran bagaimana yang terefisien untuk tekan costnya ya..
Terima kasih
Vicky Kurniawan
September 18, 2016 at 1:27 pm
Halo mbak Dian. Sayang saya tidak punya pengalaman keliling Eropa dengan mengunakan mobil. Tapi ada satu website yang mungkin bisa sedikit memberikan gambaran kepada mbak bagaimana keliling Eropa dengan menggunakan mobil. Websitenya bisa dibuka disini http://zerototravel.com/budget-travel/how-to-road-trip-around-europe/
lina
September 19, 2016 at 2:12 pm
mba vicky,> itu 30 juta anggaran perorang ya? kami se keluarga berencana mau ke Eropa, 4 orang dewasa( anak2 sdh dewasa) mmg biaya hidup disana mahal ya? trus tempat2 makan juga mahal ya? (kalo makan siang) biasanya sekali makan siang habis berapa? tks infonya
Vicky Kurniawan
September 20, 2016 at 9:39 pm
Halo mbak Lina…
Iya itu anggaran untuk perorang mbak. Biaya hidup sangat tergantung pada gaya traveling. Lebih sering pindah kota maka jatuhnya akan lebih mahal. Untuk biaya hidup sehari-hari mbak bisa cek di website numbeo disini http://www.numbeo.com/cost-of-living/ . Nanti mbak tinggal memasukkan nama kotanya, akan keluar perkiraan biaya transport,biaya akomodasi dan biaya makan. Kalau biaya yang saya tulis disini murni berdasarkan catatan saya selama menjelajah Eropa.
Ella Berti R
September 23, 2016 at 12:46 pm
hai mbaa. postingan ini sangat membantu sekali lo mba. membantu buat tugas kuliah saya. Tapi sayang mba, anggaranya per 2014. Sekrang udah 2016
Vicky Kurniawan
September 26, 2016 at 2:19 pm
Terima kasih sudah mampir kesini ya mbak Ella.
Rachel julia
September 25, 2016 at 9:57 pm
Halo mba vicky. Mau tanya, knp pulang ke indonesia nya ga langsung dari negara terakhir yg dikunjungi saja mba?
Vicky Kurniawan
September 26, 2016 at 2:21 pm
Soalnya tiket pp nya lebih murah dari Singapore atau Kuala Lumpur daripada dari Jakarta atau Surabaya.
Rahma Maulida
September 28, 2016 at 6:46 pm
Mb vicky boleh minta emailnya gak buat tanya2 hehehe ceritanya menginspirasi sekali mb 😀
Vicky Kurniawan
September 28, 2016 at 7:01 pm
Oktavi23@yahoo.com
Paket Wisata Dieng
October 5, 2016 at 2:27 pm
pengen bisa segera ke eropa 🙂 nabung dulu haha biar bisa ke Eropa bareng keluarga 🙂 hehe
harlina
October 18, 2016 at 2:42 pm
asswrwr. Mbak Vicky..saya senang sekali bisa membaca pengalaman mbak jalan2 ke eropa, rencana saya juga Insyaallah bulan Maret 2016 mau ke sana, dan mau tanya jika kita mengurus Visa apakah wajib di sertakan tiket pp Jkt – Eropa ya….karena ada yang bilang urus visa dulu baru beli tiket….
dan saya anggarkan untuk bekal di sana kira2 3.000 usd di luar tiket dan visa, saya pergi suami istri apakah cukup mbak…mohon info nya, terima kasih…..
Vicky Kurniawan
October 28, 2016 at 3:45 pm
Tiket PP disertakan sebagai dokumen pendukung sebagai bukti kalau kita akan kembali ke Indonesia mbak Lina. Tapi kita tidak usah menyertakan tiket dulu melainkan reservasi penerbangan saja. Pada reservasi penerbangan harus tertera dengan jelas tanggal pergi dan pulang, tetapi tidak harus dibayarkan terlebih dahulu. Saya sarankan tidak membayar sebelum visa disetujui. Jadi sekali lagi ini bukan tiket. Bukti reservasi penerbangan ini bisa didapat melalu travel agen. Kalau di Malang, saya datang ke TX Travel Jln. Kawi Atas no. 6 Malang telp (0341) 561199 dan meminta bantuan petugasnya untuk membuat reservasi penerbangan dengan tanggal sesuai yang tercantum dalam asuransi perjalanan. Baiknya mereka tidak mengenakan biaya apapun dan tidak ada kewajiban untuk jadi membeli tiket ini bila visanya keluar. Jadi sah- sah saja bila kita ingin mencari tiket yang lain.
luky
November 10, 2016 at 2:28 pm
Halo mbak Vicky. Salam kenal. Saya pernah keliling eropa th 1997 tp pake travel. Trus rencananya mau ajak anak backpacker ke eropa. Saya pernah tugas ke london. Klo di london ada wisma indonesia tp bukan milik kedubes indo. Sewanya murah pas utk backpackers. Nah klo di amsterdam dan paris punya info gak ttg wisma indo yg disewakan. Tku ms.Luky
Vicky Kurniawan
November 12, 2016 at 10:21 pm
Wah terima kasih atas tambahan infonya mbak Luky. Sayang saya tidak punya informasi tentang wisma Indonesia yang disewakan di Amsterdam dan Paris.
sanny
November 11, 2016 at 8:30 am
tulisannya amat sangat inspiratif dan informatif, mbak. kami juga sering jalan2 tanpa jasa travel. rencananya kalau ada rezeki ingin jalan2 sendiri ke Europe tahun depan membawa Ibu dan Tante yang sudah berumur juga. Jadi cucok nih tulisan mbak buat panduan kita. makasih ya mbakkk
Vicky Kurniawan
November 12, 2016 at 10:26 pm
Terima kasih sudah mampir kesini ya mas Sanny. Insha Allah perjalanan pasti lancar kalau membawa orang tua karena doa merekalah yang akan selalu menyertai.
machalul
November 15, 2016 at 4:00 pm
hii mbak vicky, seru nih baca2 pengalaman mbak saat di eropa. kebetulan saya lagi nyusun schedule ke sono mbak. solo backpacker an. untuk transportasinya terdapat banyak papan informasi kan ya mbak. makasi
Vicky Kurniawan
November 15, 2016 at 4:32 pm
Iya Inshaa Allah gampang kok mas. Pokoknya jangan lupa download peta off line dulu biar tidak banyak kesasar.
Christa Chika
November 26, 2016 at 8:14 am
wow pengalaman yang menarik ya ka, apalagi bisa membahagiakan orang tua. senengnya dapet pahalanya dapet. ka kalo mau keluar negeri biar bisa uopdate ga pake lemot pake travel wifi wi2fly ajaa sinyal up to 4 G LTE/ up to 200 MBPS anti lelet
Vicky Kurniawan
November 29, 2016 at 8:22 pm
Terima kasih atas tambahan infonya mbak Christa.
Eshie Hiknha
November 30, 2016 at 4:27 pm
terimakasih mbak vicky….. bener2 terang deh sekarang, tentang apa2 aja yang harus dilakukan sebelum ke europe,,, bermanfaat banget, lengkap dan jelas…. thank you mbak …
Vicky Kurniawan
November 30, 2016 at 6:56 pm
Terima kasih sudah mampir kesini ya mbak Eshie
Dyah
December 15, 2016 at 8:47 am
Suatu kebahagiaan tersendiri jika bisa membahagiakab orang tua… dan sy bisa merasakan itu…. tak terbayar dengan apapun….
Vicky Kurniawan
December 26, 2016 at 8:08 pm
Terima kasih sudah mampir kesini ya mbak Dyah.
Habib
January 2, 2017 at 10:50 pm
Sumpah aku ngiler, semoga dalam waktu dekat bisa kesana
Vicky Kurniawan
January 3, 2017 at 7:37 pm
Semoga bisa kesampaian 🙂
lena
January 7, 2017 at 2:10 pm
Hai mbak vicky..salam kenal ya…
Mbak vicky rencananya awal maret sy ingin ke swiss sendirian..nginsp disana 1 mlm dan sy ingin ke mt.tiltles …apakah aman buat seorg wanita jalan sndrian ke mt.titles.
..terimakasih sebelumnya
Vicky Kurniawan
January 9, 2017 at 6:10 pm
Insha Allah aman mbak Lena. Swiss negara yang aman kok bahkan bagi solo traveling wanita sekalipun
ahadinmintarum
January 10, 2017 at 10:45 am
Hai mbak Vicky salam kenal. Keren mbak reviewnya & pastinya helpful bgt. Btw ceritanya masih blm selesai y mbak? Hehehe..
Mbak boleh dong di share itin komplitnya..insya Allah tgl 9-20 april euro trip untuk kali pertama hehe..
Thanks mbak
Vicky Kurniawan
January 10, 2017 at 9:08 pm
Salam kenal juga mas Ahadin. Iya ceritanya belum selesai. Terima kasih udah mampir kesini ya
Fachriani Putri
January 14, 2017 at 6:25 pm
Tak bisa berkata2, hanya bisa mengacungkan kedua jempol..
Hebat sekali mba !
Tulisannya sungguh menginspirasi dan menyemangati. Yg rasanya tak mungkin jadi mungkin..
Trims mba
Vicky Kurniawan
January 15, 2017 at 8:57 pm
Terima kasih sudah mampir kesini ya mbak. Btw emailnya udah kubalas. Maaf lama balesnya
Nina Chrisna
January 17, 2017 at 10:28 am
Menyenangkan bisa mampir di blog mbak Vicky. Rencana pertengahan Mei 2017 ini saya mau ke Belanda….sendirian….dag dig dug juga sih krn belom pernah pergi ke LN sendirian. Kalau ada tips buat bekal saya selama perjalanan ke belanda boleh diinfokan dong mbak…. Thank’s before…
Vicky Kurniawan
January 18, 2017 at 6:00 pm
Halo mbak Nina, jangan takut solo traveling ke Eropa yah. Mbak pasti bisa. Pesan saya sih cuman ati-ati aja seperti mbak berhati hati di Indonesia. Jangan terlalu parno tapi juga jangan terlalu open. Satu lagi banyak banyak berdoa supaya perjalanannya lancar. Ini kukasih sedikit bekal tentang Scam dan penipuan di Eropa biar mbak Nina bisa berhati hati https://www.ricksteves.com/travel-tips/theft-scams/tourist-scams
yessi fitria handayani
January 18, 2017 at 1:30 am
Mba kenapa tidak membuat komunitas backpacker aja mba? Biar murah meriah hehehehe
Vicky Kurniawan
January 18, 2017 at 6:11 pm
Ha ha ha mungkin maksudnya open trip ya mbak Yessi. Untuk sementara sih belum terpikirkan :). Kalau mbak Yessi domisili di Malang mungkin mbak bisa gabung sama komunitas Backpacker Dunia Malang soalnya saya jadi adminnya disitu
soraya devi
January 26, 2017 at 11:06 am
Mbak vicky luar biasa meningspirasi. Th lalu sdh backpacker ke jepang ala mba mba vicky, anak2 antusias bgt. Pinginny stlh lebaran ini pingin lg ajak anak2 backpacker.. antara australia atau eropa.. punya saran gak mba paling oke untuk anak2ku. Usianya antara 9-16 th??. Makasih byk mba
Vicky Kurniawan
February 5, 2017 at 2:05 pm
Dua duanya sangat rekomended mbak Soraya. Terima kasih sudah mampir kesini ya.
esthi rosalina
February 9, 2017 at 12:25 pm
Dear mbak Vicky, saya baru tau ada postingan Wisata yang luar biasa lengkap. Terimakasih banyak ya… saya langsung baca postingan mbak Vicky yang lain… saluuut
Vicky Kurniawan
February 9, 2017 at 6:14 pm
Terima kasih sudah mampir kesini ya mbak Esthi
Ayu Herlingga
February 12, 2017 at 1:04 am
Hai mbak, salam. Kenal, sebenernya kalo. Ke eropa atau jepang enaknya ikut tour atau pergi sendiri ya, mksi
Vicky Kurniawan
February 13, 2017 at 12:19 pm
Kalau saya sih mending pergi sendiri. Tapi lihat lihat juga kasusnya mbak. Kalau mbak ayu belum pernah pergi ke luar negeri sama sekali mending ikut tur. Atau kalau mbak ayu perginya sama orang tua yang tidak begitu kuat jalan juga mending perginya pakai tur aja
Irma librianti
February 17, 2017 at 2:00 am
Masyaallah mbak…terharu sy membaca postingannya …selain karna perjuangannya … yg pasti juga karna niat baiknya buat membahagiakan orang tua/mertuanya. Semoga sy juga dikasih kesempatan yg sama baik untuk orang tua ataupun dr anak2 sy kelak. Krn sy juga kepengen banget bisa keliling eropa. Tapi entah bagaimana dan kapan.
Vicky Kurniawan
February 22, 2017 at 7:26 pm
Terima kasih mbak Irma sudah mau mampir kesini. Insha Allah saya yakin mbak pasti bisa mewujudkan keinginan mbak untuk keliling Eropa. Kalau tidak bisa sekarang siapa tahu nanti diajak keliling sama anak anak. Pasti akan lebih menyenangkan
Ruslam
February 13, 2017 at 3:23 pm
Terimakasih atas share pengalamannya, saya lagi prepare liburan berdua ke Eropah, sangat bermanfaat informasinya.
Vicky Kurniawan
February 22, 2017 at 7:23 pm
Terima kasih sudah mau mampir kesini ya mas Ruslam
rani mahropiani
February 20, 2017 at 3:54 pm
mba vicky saya pangen banget ke jepang tpi saya bingung pergi dengan siapa, saya kagum sama pengalaman mba pngen banget traveling kaya mba vicky
Vicky Kurniawan
February 22, 2017 at 7:42 pm
Jepang relatif aman bagi solo traveling wanita mbak Rani. Jangan kuatir pergi sendiri. Beberapa teman wanita saya sering solo traveling sendiri. Pertamanya memang takut tapi lama lama mereka excited banget. Ini beberapa blognya mungkin bisa sedikit diintip.
1. Mila Said di Ceritanya Mila http://ceritanyamila.blogspot.co.id/
2. Rini Raharjanti di Cuap-Cuap Nabi http://cuapcuapnabi.blogspot.co.id/
3. Rossa Indah K. Matari di Merry Go Round http://roundmerryround.blogspot.co.id/
rani mahropiani
February 20, 2017 at 3:58 pm
mba vicky punya rekomendasi tour yg harganya agak mirip untuk ke jepang, lebih puas dan murah kalo backpacker yah mba tpi saya belum berani klo pergi sendiri karna sebelumnya saya belum pernah ke jepang, minta saranya mba rencana saya pngen ke jepang bulan november ini
Vicky Kurniawan
February 22, 2017 at 7:51 pm
Coba sering sering aja mbak cari open trip ke Jepang yang banyak dikoordinasi oleh para backpacker. Biasanya itu sistimnya sharing cost dengan sedikit tambahan fee. Kalau ke Jepang biasanya open tripnya mbak Claudia Kaunang kayaknya banyak yang merekomendasikan. Kalau ke Eropa bisa ikut yang model punya mbak Matatita ini http://www.matatours.net/
Bambang_Didik
March 5, 2017 at 10:16 am
Salam kenal mBak Vicky
Senang baca tulisan ini, pingin nyonto deh jadinya… hehehehehe…
Mau nanyak nih…kalau mau bawa keluarga, isteri & anak2, tantangan terberatnya apa ya mBak?
terima kasih
Vicky Kurniawan
March 9, 2017 at 7:04 am
Kalau pergi sama anak anak apalagi kalau dibawah 12 tahun mesti menyesuaikan sama ritmenya. Mereka masih gampang capek jadi travelingnya jangan terlalu ngebut seperti saya ha ha ha. Mesti sedikit slow dan banyak istirahat. Terus atraksi untuk anaknya agak di banyakin aja. Misal mampir ke theme park. Memang kalau jalan sama anak anak bakalan habis lebih banyak. Ha ha ha
dinaadi
April 15, 2017 at 10:32 am
Mbak…
Saya ada rencana ke eropa Okt ini. Rencana dadakan dr suami…
Banyak yg mau saya tanyabunt persiapan. Dan pengetahuan saya masih sebatas KL & SGP doang dan rajin membaca… Itupun baca doang, krn gak bs ngebayanginnya
Bisa saya komunikasi email sm mbak? Langsung ke email saya langkahkaki21@gmail.com?
Tq Dina
Vicky Kurniawan
May 15, 2017 at 4:11 pm
Boleh mbak Dina. Email saya di Oktavi23@yahoo.com
Namendra
April 18, 2017 at 1:40 am
Mbak, saya mau backpacker sendiridi dec 2017, 10hari mengunjungi route diatas, mungkin yg ngga luxemburg, cukup kah, apkh issur ticket dari sekaramh kemungkinan approval visa mudah dan tdk beresiko ya beli ticket dahulu
Vicky Kurniawan
May 15, 2017 at 4:13 pm
Kalau sudah yakin dengan semua syaratnya bisa tuh mas kalau ada tiket promo di beli dulu. Kalau nggak yakin mending pakai bookingan tiket pesawat aja dulu.
Aswan
April 23, 2017 at 9:20 pm
Terima kasi mbak sangat membantu sekali. Tapi saya mau pergi sendirian gimana ya…
Vicky Kurniawan
May 15, 2017 at 4:16 pm
Ya nggak apa apa toh mas pergi sendiri. Siapa tahu ketemu jodoh disana 🙂
Aswan
April 23, 2017 at 9:31 pm
Mbak bikin komunitas wisata mandiri aja….
Vicky Kurniawan
May 15, 2017 at 4:16 pm
Lah itu.
hutomo
May 4, 2017 at 5:42 pm
thanks sharing cerita nya mbak. sy cm agak bingung, visa shenchen nya bs keluar duluan sblm beli tiket pesawat , mohon trik nya mba. sy renc mau tour eropa jg. jd aman klu visa ga dpt, tiket ga hangus. tks
Vicky Kurniawan
May 15, 2017 at 4:22 pm
Pada dasarnya tiap kdutaan tidak mengharuskan kita beli tiket esawat dulu sebelum visanya approve. Makanya mereka membolehkan kita apply visa hanya menggunakan bukti bookingan tiket pesawat saja.
Abu Es
May 10, 2017 at 1:42 pm
Salam kenal mba Vicky….
kayanya kenal deh… hehehe…. ini kalau Vicky yang sama yang kuliah di Malang…
Nice info… salam ma Mas Ronny en met milad buat beliau..
Semoga Vicky en Ronny makin sukses….
Vicky Kurniawan
May 15, 2017 at 4:24 pm
Halo abu…uang mesti kenal dong kalau bener ini abu syafaat teman kuliah dulu 🙂 . Kok bisa nemu blog ini ya?..ha ha how the small world.
Citra P. Adi
August 31, 2017 at 11:29 pm
Halllooo mba Vicky, aku boleh gak mintankontaknya buat diskusi diskusi, perlu pencerahan nih buat tour eropa..makasihhh
Kalo boleh minta bomernya ke email aku citraadi22c@gmail.com ..makasih banyaakkkkk😍😘
Vicky Kurniawan
September 1, 2017 at 5:20 pm
Halo mbak Citra. Inbox saya di FB yah.
Galbie
September 14, 2017 at 11:22 am
Hallo mbak vicky, saya masih 16 tahun dan terinspirasi bangett buat ke eropa jadinya. mau tanya apa ada kendala bahasa disana?
Vicky Kurniawan
November 8, 2017 at 2:54 pm
He he bahasa Inggris standard aja udah cukup kok. Eropa Barat malah kebanyakan tidak pakai bahasa Inggris. Kalau kita bertanya dalam bahasa Inggris ada orang yang menjawab dan ada yang tidak. Tapi jangan kuatir yang penting bahasa tubuh bisa kan ? ha ha ha
maria
September 25, 2017 at 5:33 pm
mbak saya mau tanya ada ga kominitasnya, ingin ikutan tur ngirit dengan yang lain tq
Vicky Kurniawan
November 8, 2017 at 2:31 pm
Kalau mbak Maria tinggal di Malang bisa gabung di Backpacker Dunia Malang. Kebetulan saya jadi adminnya
Yulie amyra
November 23, 2017 at 9:30 am
Mb vicky…share your number WA in my email…please
Vicky Kurniawan
December 1, 2017 at 1:31 pm
Halo mbak yuli. Inbox saya di FB ya.
Aswan
December 6, 2017 at 5:52 pm
Saya senang sekali membacanya …. petualangannya kreen.. tks.
kapan mbak berangkat lagi ? …..
Vicky Kurniawan
December 7, 2017 at 6:45 pm
He he he setelah perjalanan tahun 2014 ini, tidak disangka saya kembali lagi ke Eropa dua kali :). Alhamdulillah
Damayanti/maya
December 30, 2017 at 7:29 pm
Mbak…keren tulisan n pengalamannya…mbak sy juga di mlg..boleh dong kita kopi darat..sy pgm minta bantuan utk susun itinerarynya…saya bisa hubungi kemana ya?makasih mbak
Vicky Kurniawan
January 2, 2018 at 7:48 pm
Halo mbak Damayanti. Tolong tinggalkan pesan di inbox FB saya ya. Nanti saya kasih No. Wa saya
DAMAYANTI
January 2, 2018 at 8:24 pm
Cek messenger ya mbak…
Vicky Kurniawan
January 23, 2018 at 8:15 pm
Oke
Hellena
January 12, 2018 at 8:23 am
Ulasannya lengkap banget, sangat menikmati ketika membacanya. Mbak mau tanya kalau bawa abon sama ikan teri goreng bisa masuk ke German gak yah? Pake declare baggage gak yah?? Makasih sekali.
Vicky Kurniawan
January 23, 2018 at 8:16 pm
Terima kasih mbak Hellena. Waktu itu saya bawa abon lewat Belanda nggak apa-apa dan nggak perlu declare.
Johanes
May 21, 2018 at 5:17 pm
Terima kasih Mbak Vicky; saya banyak mencontek perjalanan mbak. Total perjalanan sy 22 Hari . Sewaktu menuju Jungfraujorgh , saya sempat Berdoa agar mbak Vicky bisa datang lagi ke sana mengingat mbak tidak jadi ke sana. Apa yang mbak tulis sangat akurat sesuai dengan yang saya alami. Terima kasih banyak atas sharing perjalanannya. Sungguh inspiratif.
Vicky Kurniawan
July 21, 2018 at 5:33 pm
Terima kasih sudah mampir kesini ya mas Johanes. Senang sekali bisa membantu.
Restiesty
June 11, 2018 at 11:17 pm
Mba aku boleh nanya2 ya.. nanti aku boleh kirim email utk pertanyaan detail ya mba..
aku ajak ortu juga mba..
Vicky Kurniawan
July 21, 2018 at 5:32 pm
Boleh mbak Resti.
Hadi Hamdani
June 23, 2018 at 12:14 pm
Terima kasih artikelnya. Sungguh dosa saya klo ngga bisa mengabulkan mimpi istri tercinta saya untuk mengunjungi Swiss, dan diartikel ini sdh termasuk negara ini, syukurlah….time to saving ahaayy
Vicky Kurniawan
July 21, 2018 at 5:31 pm
Terima kasih sudah mampir kesini ya mas. Membahagiakan istri pahalanya besar karena istri adalah hati sebuah keluarga :). Insha Allah pasti tercapai impiannya. Amin…
Yudhi
July 24, 2018 at 11:14 am
Siang mbak Vicky
Mau tanya klo kita pindah negara via airport pst akn lwt imigrasi…trus klo naik kereta sm bis gmn?
Klo jg akn lwtin imigrasi apa kita hrs turun dg bw smua brg2 spt klo ke johor atw imigrasinya yg naik ke dlm kereta?
Tks sblmnya
Vicky Kurniawan
August 16, 2018 at 4:03 pm
Halo mas Yudhi
Kalau tiketnya fly through biasanya kita akan langsung diarahkan ke tempat transit tanpa lewat imigrasi. Kalau tiketnya tidak fly through baru itu harus lewat imigrasi.
yudhi
August 17, 2018 at 8:03 pm
misalnya kita dari belanda naik bis atau kereta ke Jerman atw negara yg dekat2 belanda… waktu masuk ke negara lain setelah keluar dari belanda apakah kita turun untuk exit belanda dan entry permit di imigrasi negara dituju? bgt juga ke negara lainnya? Tksh
Anty
August 6, 2018 at 3:42 pm
Untuk kereta city night line itu sudah tercover europass Klo sudah punya europass ya ttp harus book seat lewat mana yah mba ? Makasig
Vicky Kurniawan
August 16, 2018 at 4:13 pm
Cara booking kursi dengan menggunakan Eurail Pass dapat dilihat disini https://www.eurail.com/en/plan-your-trip/about-reservations/how-do-i-book-my-reservations. Tapi saya dulu langsung book di stasiun yang bersangkutan beberapa hari sebelum berangkat.
Beth
January 22, 2019 at 6:00 pm
hai mbak Vicky..salam kenal. maret ini saya mau ke East Euro dan bawa orang tua..dan perlu bawa mini rice cooker :p . boleh share untuk voltase apa ada masalah ya?atau rekomend merek yang bisa dipakai di sana?thanks mba.. 🙂
Vicky Kurniawan
February 18, 2019 at 8:00 pm
Halo mbak Beth. Untuk voltase nggak ada masalah. Merk semua rekommend kok asal bentuknya simpel dan cukup kecil untuk dibawa di koper
chaidirnasution
February 13, 2019 at 3:52 pm
mbak,kereta yang dicakup eurailpass ini apa aja ya?
Vicky Kurniawan
February 18, 2019 at 8:19 pm
Kereta antar kota dan beberapa scenic train. Untuk kereta dalam kota tidak tercakup dalam Eurail Pass. Untuk pastinya bisa dicek di Eurail Timetable
Anna Maryani
February 18, 2019 at 10:28 am
Makasih banget utk tulisan ini. Meskipun akan ikut di rombongan tur, bacaan ini membantu sekali.
Vicky Kurniawan
February 18, 2019 at 8:19 pm
Terima kasih mbak Anna sudah mau mampir kesini
ariegato
April 11, 2019 at 7:43 pm
Halo mb vicky, jumpa lg disini
Sy suka bgt dg blognya mb krn bs diandekin jd referensi.
November depan sy dpt promo tiket ke Belanda mb, jd sy ijin nyontek lagi di blognya mb.
Dan jg sy mgkn akan nanya2 ke mb seputar eropa.
Sy brgkt tgl 3, balik tgl 15, jd durasi sydi eropa sdh kepotong perjalanan udara hanya 11 hari.
Amsterdam jd kota pembuka dan penutup.
Sy renc akan ke Belgia, Luxembourg, Jerman dan Perancis. Kira2 cukup ga mb utk ke 5 negara itu dlm 11 hari? Kalaupun ada yg hrs dikurangi, mgkn jerman yg akan sy skip.
Vicky Kurniawan
April 18, 2019 at 7:42 pm
Halo mas Arie, Insha Allah cukup mas walaupun agak tergesa gesa. Saya setuju juga kalau nanti waktunya nggak cukup, Jerman aja yang di skip. Btw kalau bisa jangan lupa mampir ke beberapa destinasi bagus yang belum sempat saya kunjungi disini seperti Giethorn (Belanda) sama Brugge di Brussel
iti
November 19, 2019 at 9:32 am
halo mba vicky, terima kasih tulisannya membantu banget buat aku yg rencana taun depan mau ke europe.. mba mau nanya, aku mau pengajuan visa schengen pertama kali via kedubes belanda, pertanyaanku untuk keberangkatan aku masuk dari amsterdam, kalo pulangnya boleh kah dari paris mba? atau harus dari amsterdam lagi? makasih ya mbaa..
Vicky Kurniawan
November 29, 2019 at 3:43 am
Halo mbak Iti, iya boleh masuk Belanda terus pulangnya lewat negara lain. Semoga sukses pengajuan visanya yah.
sayful umam
November 27, 2019 at 11:44 am
hallo kak saya juga mempunyai impian yang sama dengan kakak, ingin jalan2 di negara eropa bersama keluarga tercinta termasuk ortu :)…tolong sambung doa,nya juga ya kak agar impian saya bisa tercapai pula. btw umur saya sekarang baru 17thn…hati saya selalu nyaman jika melihat pemandangan yang ada di eropa tsb, ingin rasaanya melihat.nya secara langsung….semoga bisa kesana dan dimudahkan segala urusannya. Aamiin…
Vicky Kurniawan
November 29, 2019 at 3:48 am
Akan kudoakan ya mas. Insha Allah kalau niatnya baik untuk menyenangkan orang tua pasti akan terkabul. Ntar kalau udah bisa sampai ke Eropa, jangan lupa yah tante di kirimin foto biar tante bisa ikut bangga sudah berkenalan dengan anak sehebat mas Sayful. Semangattttt….
Zainal
April 8, 2021 at 9:01 pm
Berkenan minta no wa utk konsul, trs bu
Vicky Kurniawan
March 23, 2022 at 5:03 pm
Halo mas Zainal, email no hapenya ke Oktavi23@yahoo.com yah
hendri
March 5, 2020 at 3:48 pm
Hi Mba Vicky…mo nanya untuk rice cookernya masuk ke bagasi koper atau ke cabine?
Vicky Kurniawan
March 23, 2022 at 5:06 pm
Ke bagasi koper
Zainal Abidin Syah
September 1, 2020 at 2:18 pm
mkinta no wa ya mba vicky, sekedar ingin sharing, berhubung ada rencana setelah covid mereda
ZAINAL
September 1, 2020 at 2:21 pm
Asslkm mba vicky
bisa sharing info via WA ?, kbtulan insya Allah punya renvcana tour juga setelah covidnya mereda, (081243027331) zainal
Vicky Kurniawan
March 23, 2022 at 5:04 pm
saya WA yah