RSS

Hari Ke 5 : Manila – Puerto Princesa (Irawan Eco Park & Kalui Restaurant)

28 Nov

Oleh : Vicky Kurniawan

Seperti tergaris di tangan, tiap kali menginap di dormitory hostel yang tempat tidurnya bertingkat, saya selalu mendapat tempat tidur teratas. Tidak terkecuali di Manila International Youth Hostel ini, dapat tempat tidur teratas dengan tangga kayu yang sempit plus bonus anak tangga yang hilang di bagian bawah. Jadi saya masih butuh kursi untuk naik ke anak tangga terdekat. Akhirnya sambil bersusah payah naik keatas, saya berkata dalam hati “ooooh…I’m too old for this”. Tapi betapa terkejutnya ketika sampai diatas, tepat diseberang tempat tidur ada seorang nenek yang juga dapat tempat tidur teratas sedang asyik melakukan ritual sebelum tidurnya yaitu mengerol rambut. He he he saya langsung berasa 20 tahun lebih muda dan merasa malu karena kalah stamina dengan nenek-nenek tersebut.

Bagian Depan Manila Intenational Youth Hostel

Bagian Depan Manila International Youth Hostel

Sekitar jam 3 pagi saya terbangun karena lampu besar di kamar sudah menyala dan suara ribut orang berbenah. Sambil mengantuk berat saya mengintip lewat selimut untuk melihat siapa gerangan yang ribut itu. Wah, ternyata si nenek yang kelihatannya harus chek out pagi-pagi. Rupanya dia belum tahu etika menginap di Dormitory Hostel yang salah satu diantaranya adalah jangan menyalakan lampu besar sebelum waktu bangun normal tiba. Aturan yang lain adalah bila kamu harus check out pagi-pagi sekali, mulailah berbenah malam harinya supaya saat pagi tidak ribut seperti induk ayam kehilangan anaknya. Kurang lebih 2 jam dia sibuk mondar-mandir dan akhirnya ketika dia pergi, kami bertujuh otomatis langsung terbangun sambil mengomel dan “ngrasani” dia πŸ™‚ .

Perjalanan Manila – Puerto Princesa

Selesai makan pagi seadanya di 7 Eleven, tepat jam 07.15 kami check out dan mulai jalan kaki ke airport NAIA 4. Walaupun pesawat kami dijadwalkan terbang jam 10.00, kami memutuskan untuk datang ke airport pagi-pagi karena sudah nggak tahu harus ngapain lagi di hostel πŸ™‚ . Penerbangan Manila – Puerto Princesa memakan waktu 1 jam 15 menit, tidak perlu membayar airport tax karena sudah termasuk dalam tiket. Ini merupakan salah satu tiket penerbangan termurah yang saya dapat yaitu Rp. 107.275 pulang pergi dengan maskapai Tiger Airways.

Puerto Princesa Airport

Puerto Princesa Airport

Sesampai di Puerto Princesa jam 11.15, kami menunggu jemputan gratis dari hotel di lobby airport. Terus terang baru pertama kali ini kami memakai jasa penjemputan dari hotel. Rasanya seperti orang kaya beneran karena akhirnya untuk pertama kalinya ada nama kita berdua diacung-acungkan di selembar karton saat keluar dari pintu airport πŸ™‚ .

Puerto Princesa

Dikenal dengan nama resmi City of Puerto Princesa, ibukota propinsi Palawan ini banyak memenangkan penghargaan sebagai kota terhijau dan terbersih se Filipina (walaupun menurut saya tidak sehijau dan sebersih itu). Penghargaan ini didapat karena kota ini menerapkan aturan dan hukum yang ketat soal membuang sampah. Selain dikenal sebagai kota terbersih dan terhijau, Puerto Princesa juga terkenal dengan wisata Eco-Tourismnya. Hampir semua tempat wisata disini berupa wisata alam dengan titik berat pada konservasi lingkungan. Tapi sebenarnya turis banyak datang ke kota ini untuk mengunjungi Puerto Princesa Subterranean River National Park yang terletak di Sabang, 50 km sebelah utara kota atau Tubbataha Reef yang berjarak 180 km dari kota.

Berbagai Sudut Kota Puerto Princesa

Berbagai Sudut Kota Puerto Princesa

Selain sebagai tempat singgah dari kedua tempat wisata tersebut, kota ini juga menawarkan wisata sendiri antara lain Iwahig Firefly Watching Mangrove Ecotourism And Wildlife Park dan Iwahig Prison & Penal Farm. Tapi yang paling menarik mungkin Island Hopping di kepulauan Honda Bay. Sayang saya hanya punya waktu 2 hari di kota ini, kalau punya waktu lebih mungkin satu hari lagi akan saya habiskan untuk ikut kegiatan tersebut. Seperti biasa, sarana transportasi umum di tempat ini adalah Multicab dan tricyle. Multicab punya jalur tersendiri sedangkan tricyle walaupun jalurnya lebih fleksibel tapi memiliki keterbatasan jarak juga. Standar harga tricyle dalam kota kurang lebih 10 PHP perorang.

Akomodasi Di Puerto Princesa

Di kota ini atas saran pak Andy Kristono, salah satu penulis di website liburanmurah.info, kami menginap di hotel Marianne Home Inn yang saya pesan via Agoda.com (linknya dapat diakses disini ) sedangkan website resminya bisa diklik disini. Sebelum memesan bandingkan dulu harganya dengan pemesan hotel online yang lain seperti booking.com atau hostelworld.com kemudian bandingkan mana penawaran yang lebih murah. Saat itu saya dapat harga Rp. 507.100 per 2 malam untuk kamar Double Room plus sarapan pagi jadi kalau dibagi dua jatuhnya sekitar Rp. 253.550 perorang. Kelebihan hotel ini adalah bersih, nyaman dan kamarnya luas. Dekat dengan Puerto Princesa City Baywalk Park dan Puerto Princesa City Public Market. Tapi yang terpenting ada fasilitas antar jemput ke airport gratis dan penawaran paket Underground River Tour dengan harga yang cukup murah. Hotel ini bahkan bisa memesankan untuk kita sebelum kita tiba disana.

Bagian Dalam Marriane Home Inn

Bagian Dalam Marriane Home Inn

Kelemahannya tidak ada lift (saat itu kami dapat kamar di lantai 4) untung saja bawa backpack, tapi yang bawa koperpun nanti akan ada petugas yang membantu membawa ke kamar. Fasilitas hotelnya benar-benar standart, cocok untuk bisnis atau jalan-jalan yang hanya perlu tidur saja. Kalau untuk liburan dan malas-malasan rasanya hotel ini kurang pas karena tidak ada fasilitas kolam renang atau pemandangan di beranda.

Irawan Eco ParkΒ 

Sekitar pukul 11.30 setelah check inn dan istirahat, saya menelepon Irawan Eco Park untuk memesan tur siang hari (no.telpnya 048 434 1132 atau 048 434 1658). Sebenarnya bila tidak ingin repot bisa juga memesan tur ini via hotel. Tapi karena tidak yakin hotel dapat mengatur pesanan mendadak seperti ini, akhirnya saya memutuskan untuk menelepon sendiri. Untunglah mereka setuju untuk mengikutsertakan saya dalam tur jam 1 siang. Mereka mengadakan 2 kali tur perhari, tur pagi dimulai jam 9 pagi dan siang jam 1.

irawan-ecopark-s-tent

Irawan Eco Park terletak kurang lebih 20 km sebelah utara kota dengan lama perjalanan kurang lebih 45 menit menggunakan Tricyle. Sampai turunpun badan rasanya masih melayang karena naik tricycle terlalu lama πŸ™‚ . Terletak di kawasan seluas 3000 hektar, taman ini merupakan bagian dari kawasan hutan lindung DAS Irawan. Daya tarik utama tempat wisata ini adalah 1.3 km Zipline Ride-nya yang diklaim sebagai jalur zipline terpanjang se Asia. Selain itu satu hal yang patut diacungi jempol adalah cafe dan galerynya yang banyak menampilkan karya seni artis-artis lokal. Mereka tergabung dalam Aborlan Arts Program, satu-satunya program di Palawan yang aktif menangani kebutuhan pemuda putus sekolah dengan mengkaryakan mereka melalui kesenian.

Karya Seni di Ruang Resepsionisnya

Karya Seni di Ruang Resepsionisnya

Biaya tur ke Irawan Eco Park ini 1300 PHP perorang sudah termasuk antar jemput dari hotel, makan siang, 1.3 km zipline ride, Skywalk Adventure, River Trail and Fish Feeding, Carabao Cart Ride, kunjungan ke Butterfly Park dan Hagedorn Eco Home Tour. Biaya turnya dibayar langsung saat tiba di sana. Bila dihitung satu persatu biaya dari tiap kegiatan, ikut tur jatuhnya akan lebih murah.

Tarif Kegiatan Di Irawan Eco Park

Tarif Kegiatan Di Irawan Eco Park

a. 1.3 Km Zipline Ride

Sesampai di Irawan Eco Park, hal pertama yang saya lakukan adalah mencoba jalur zipline-nya. Bila dilihat sepintas, zipline ini mirip dengan flying fox. Saya pernah mencoba flying fox yang walaupun seru tapi bagi saya cukup menakutkan. Tapi walaupun menakutkan, aktivitas ini harus dicoba pertama kali biar bisa segera bernafas lega dan menikmati kegiatan-kegiatan berikutnya. Dari ruang resepsionis kami diantar naik kendaraan menembus hutan. Perjalanan memakan waktu kurang lebih 10 menit yang bagi saya merupakan perjalanan terlama dan paling mendebarkan. Yang paling saya takutkan adalah pingsan saat sedang melintas, tapi dari beberapa pantauan saya tidak pernah pingsan saat urat saraf saya menegang πŸ™‚ .

Resepsionis Zipline Irawan Eco Park

Resepsionis Zipline Irawan Eco Park

Setiba di resepsionis jalur zipline, kami diminta meninggalkan tas dan kamera. Sebelum mulai, mereka menerangkan beberapa standar keselamatan, apa yang harus dilakukan bila talinya macet, gaya apa yang bisa kami lakukan saat zipline dan lain sebagainya. Mereka menerangkan menggunakan bahasa Tagalog karena mengira kami orang Filipina. Setelah melihat kami terbengong-bengong, mereka bertanya “Are you the Philippines?”. “No, We’re Indonesian”, jawab kami bangga. “No, You’re just kidding”, katanya ngeyel sambil terus menerangkan dengan bahasa Tagalog. Setelah paspor dikeluarkan barulah si mbak percaya kalau kami True Indonesian. “Saya kira kalian orang Filipina”, katanya sambil nyengir dan mengulang kembali semua instruksinya dalam bahasa Inggris.

Peralatan Zipline

Peralatan Zipline

Setelah paham semua instruksi, mereka mulai memasangkan peralatan zipline. Sebelum memasang, kita akan ditanya gaya apa yang diinginkan. Saya memilih gaya standar yaitu gaya duduk, kalau mau lebih menantang sebenarnya bisa juga pakai gaya terbang ala Superman. Setelah peralatan terpasang, akhirnya kami digiring ke tempat peluncuran. Ada 3 jalur yang akan dilalui yaitu jalur sepanjang 914 meter, 430 meter dan 170 meter. Masing-masing jalur memiliki tempat mendarat sendiri yang tersambung satu dengan yang lain. Jadi jalurnya tidak langsung lurus sejauh 1.3 km tapi terpotong-potong menjadi 3 jalur. Lumayanlah memberi kesempatan kita untuk bernafas.

Peta Irawan Eco Park

Peta Irawan Eco Park

Sebagai pemanasan, kami mencoba jalur yang terpendek dahulu dan berakhir di jalur yang terpanjang. Pertama kali melintas cukup deg-degan juga karena teringat pengalaman berflying fox yang menakutkan. Tapi ternyata kecepatan lintasannya tidak secepat flying fox, jadi saya yang penakut bisa mulai santai dan menikmati pemandangan dibawah. Rasanya memang menakjubkan,Β  terbang melintasi hutan dan sungai seperti burung. Ternyata semakin panjang jalurnya semakin lambat kecepatan lintasannya. Untung saja cuaca cukup bersahabat (tidak hujan dan berangin) sehingga kami bisa menyelesaikan seluruh jalur dengan sempurna. Di jalur terakhir, kami diminta berpose untuk foto yang akan diberikan di akhir tur sebagai kenang-kenangan. Harga fotonya sudah termasuk dalam paket jadi kita tinggal memilih mana foto yang menurut kita terbaik dan harus dicetak. Sebenarnya kalau mau, kita tetap diijinkan untuk membawa kamera sendiri saat berzipline tapi dengan syarat segala resiko harus ditanggung sendiri. Mereka tidak bertanggung jawab bila kamera rusak saat jatuh.

Zipline

Zipline

Secara keseluruhan, pengalaman pertama berzipline ini akan jadi satu momen yang patut dikenang. Saat melihat fotonya serasa masih teringat ketika udara segar menerpa wajah, deg-degan ketika meluncur dan sungai serta hutan yang terbang melintas dibawah dan sekitar kita. Sayang kegiatan-kegiatan selanjutnya tidak seseru saat berzipline ini. Kalau boleh rasanya semua kegiatan itu bisa saya tukar dengan zipline saja berulangkali (eh maunya ! ).

b. Butterfly Park

Setelah seru berzipline, kegiatan selanjutnya adalah berkunjung ke Butterfly Park yang berupa kurungan berjaring luas dengan taman bunga, sarang ulat dan kupu-kupu didalamnya. Karena sudah pernah berkunjung ke kerajaan kupu-kupu di Bantimurung, Sulawesi Selatan, saya sama sekali tidak terkesan dengan taman kupu-kupu yang ini. Tapi demi kesopanan, saya tetap mendengarkan penjelasan guide tentang siklus kehidupan kupu-kupu dan sesekali berpromosi tentang kerajaan kupu-kupu di Bantimurung yang punya sedikitnya 250 spesies kupu-kupu.

c. Skywalk Adventure

Keluar dari taman kupu-kupu, kami diantar ke acara berikutnya yaitu Skywalk Adventure. Namanya memang keren, tapi sebenarnya kegiatan ini hanya berjalan diatas jembatan bambu yang dipasang melingkar diatas sungai.

Skywalk Adventure

Skywalk Adventure

Sepintas lalu sepertinya gampang melakukan skywalk ini, ternyata setelah dipraktekkan susah juga. Apalagi kalau bodi sudah emak-emak seperti saya ini, diperlukan waktu yang cukup lama untuk menyelesaikan satu putaran. Walaupun kegiatan ini tidak seru tapi lumayanlah untuk olahraga dan melatih keseimbangan.

d. Fish Feeding

Turun dari Skywalk Adventure, mbak guide memberi saya biskuit. Saya yang tidak ‘ngeh’ biskuit ini untuk apa, langsung aja main makan dan telan. Yah, kegiatan alam liar membuat saya kelaparan. Setelah memberikan biskuit, dia menyuruh saya melemparkannya ke atas sungai. Hah ! padahal biskuitnya sudah habis saya telan. Saya yang bingung kenapa kok biskuitnya harus dibuang ke sungai, mendapat penjelasan dari mbak-nya kalau kegiatan kita selanjutnya adalah memberi makan ikan. Ha ha ha rupanya biskuit itu untuk makan ikan toh. Yah, dengan sangat menyesal akhirnya si mbak harus bersusah payah mengambil biskuit lagi di resepsionis.

Memberi makan ikan yang tidak kelihatan

Memberi makan ikan yang tidak kelihatan

Saat ditinggal mengambil biskuit, saya dan suami ‘ngrasani’ kegiatan ini. Bayangan saya kalau namanya Fish Feeding itu di sungai yang besar dengan ikan banyak dan besar-besar atau paling tidak seperti ngasih makan ikan koi lah. Tapi yang ini benar-benar menggelikan, ngasih makan ikan di pinggir sungai yang dangkal, ikannya saja hampir tidak terlihat karena jarang dan kecil-kecil. Ikannya sejenis dengan ikan wader yang hampir mirip kecebong. Rasanya sayang banget biskuit dibuang-buang ke sungai, mending masuk ke perut saya saja πŸ™‚ . Bagi orang yang terbiasa hidup di kota modern mungkin kegiatan ini akan menyenangkan, tapi bagi anak desa seperti saya yang sedari kecil mainnya di sungai yah rasanya memang menggelikan.

e. Carabao Cart Ride

Usai memberi makan ikan yang tidak kelihatan πŸ™‚ , kami digiring kembali ke resepsionis untuk melepas peratalan zipline dan bersiap untuk kegiatan selanjutnya yaitu Carabao Cart Ride atau naik kebo. He he seumur-umur walaupun sering banget liat kerbau tapi saya akui baru pertama kali inilah saya menaikinya. Ironis memang naik kerbau aja mesti terbang ke Filipina πŸ™‚ .

Naik Kebo di Filipina

Naik Kebo di Filipina

Kerbaunya disambung ke kereta beroda dua berkapasitas 6 orang dan dengan dituntun mas guide kami naik kereta kerbau ini menuju Hagedorn Eco Home Tour.

f. Hagedorn Eco Home Tour

Edward Solon Hagedorn dulunya adalah Mayor (Walikota) Puerto Princessa yang terkenal dengan semangat dan dedikasinya terhadap perlindungan lingkungan. Dibawah kepemimpinannya, Puerto Princesa yang dulunya terkenal sebagai tempat pembuangan tahanan dan daerah endemik Malaria sukses dikembangkan sebagai daerah eco-tourism dan menjadi salah satu kota terhijau dan terbersih di Filipina. Nah, yang kami kunjungi kali ini konon menurut mbak guide adalah rumah musim panas yang ditinggali oleh Mayor Hagedorn bila berkunjung kesini. Rumah ini disebut Eco Home karena dibangun sedemikian rupa sehingga mengurangi konsumsi energi dan pembuangan limbah.

Hagedorn Eco Home

Hagedorn Eco Home

g. Makan Siang

Pulang dari naik kerbau, kami menuju Irawan Art Cafe and Gallery untuk makan siang. Sebelumnya saat pertama kali mendaftar dan membayar untuk ikut tur, kami sudah ditawari mau menu Asia atau menu tradisional Filipina. Kami pilih menu mana saja yang penting Vegetarian. Jadilah untuk makan siang kami disuguhi Spagheti dan Burger Sayur. Mungkin karena sudah lapar berat, rasanya cukup lumayan juga.

Irawan Cafe and Art Galery

Irawan Art Cafe and Gallery

Saat itu hanya ada kita berdua, jadi suasananya enak karena tidak terlalu ramai. Makan berdua di cafe dengan pemandangan hutan yang menghijau. Ditambah suasana sepi dan suara burung berkicau yang menemani saat makan bikin hati adem dan mengantuk πŸ™‚ . Akhirnya tepat jam 4 sore, kami memutuskan menyudahi makan siang yang sangat terlambat ini dan naik tricyle untuk kembali ke hotel. Secara keseluruhan, kegiatan di Irawan Eco Park ini tidak semuanya menarik. Yang paling seru hanyalah kegiatan zipline-nya saja yang tidak cocok untuk orang tua dan anak-anak. Jadi bila ingin berzipline dengan dana terbatas lakukan sendiri zipline tanpa ikut tur. Caranya : pertama, naik multicab bertanda Irawan atau Iwahig yang biasanya melintas di sepanjang Rizal Avenue (tarif 20 PHP) dan jalan kurang lebih 10 menit masuk ke dalam Irawan Eco Park. Kedua, sesampai di Irawan pilih kegiatan zipline saja. Untuk rute sejauh 1.3 km biayanya 799 PHP, rute 540 mt 499 PHP dan rute terpendek 170 mt biayanya 250 PHP. Bila kita ambil rute terpanjang biaya keseluruhan berzipline tanpa ikut tur kurang lebih 839 PHP sudah termasuk biaya tricycle pulang pergi. Kunjungan ke Irawan Eco Park ini membuka mata saya betapa hal-hal yang sederhana ternyata bisa dijual sebagai obyek wisata. Nah, kalau sudah begitu saya jadi sangat menyayangkan bila mengingat betapa hutan di Indonesia yang jauh lebih indah dan menawan tidak dimanfaatkan secara maksimal seperti disini.

Kalui Restaurant

Selepas mahgrib, saya berencana mengunjungi salah satu restoran paling direkomendasikan di Puerto Princessa yaitu Kalui Restaurant yang hidangan utamanya adalah seafood. Saking larisnya, kita bahkan disarankan untuk reservasi dulu sebelum datang. Tapi saat itu saya langsung datang saja tidak pakai reservasi dan Alhamdulillah, akhirnya kami dapat meja juga walaupun harus menunggu 30 menit. Terletak kurang lebih 2 km dariΒ  hotel di 369 Rizal Avenue, restaurant ini dapat dicapai dengan naik tricyle. Biaya charter tricycle dari hotel kurang lebih 30 PHP (dibagi berdua jadi 15 PHP), sayang waktu pulangnya kita kena 40 PHP dan tak bisa ditawar lagi karena hari sudah malam.

kalui-sign

Pertama kali masuk ke tempat ini, langsung disapa dengan resepsionisnya, ditanya apa sudah pesan tempat atau belum. Kalau belum, diminta menunggu di ruang tunggu. Menunggunya tidak membosankan karena restoran ini artistik sekali. Interiornya semua terbuat dari kayu dengan dua pilihan tempat duduk mau lesehan atau duduk di meja makan. Yang lesehan dilengkapi dengan bantal-bantal dan kursi-kursi pendek bernuansa etnik. Dindingnya dihiasi lukisan-lukisan dan kerajinan tangan karya artis setempat. Kalau boleh dibilang, tempat ini bukan hanya restoran tapi juga art gallery karena kamar kecilnya pun tidak luput dari sentuhan seni. Walaupun tidak ber AC, desain bangunannya memungkinkan udara mengalir dengan bebas sehingga tidak terasa gerah.

Bagian Dalam Kalui Restaurant

Bagian Dalam Kalui Restaurant (Foto diambil dari website Kalui dan koleksi pribadi)

Ketika sudah dipersilahkan masuk, kita diminta untuk melepas sepatu atau sandal dan menyimpannya di loker kayu. Baru kali ini saya masuk restoran tanpa sepatu, tapi saya tidak keberatan karena lantainya bersih dan semuanya terbuat dari kayu. Ketika disodori menu, saya akui harga-harganya memang diatas budget kita, tapi bolehlah sekali-kali memanjakan diri sendiri. Akhirnya dari hasil diskusi yang panjang, kita sepakat memesan menu “Kalui Special Of The Day” yang terdiri dari Fish Steak, Udang, Veggies of the Day, Chili Crabs, nasi dan makanan pembuka. Menu ini disajikan sebagai paket makan berdua seharga 395 PHP. Untuk minumnya kami pesan dua Bukoconut (es kelapa muda). Total makan disini plus biaya service sekitar 556 PHP.

Loker Sepatu Kalui (Photo by : genzelkisses.com)

Loker Sepatu Kalui (Photo by : genzelkisses.com)

Secara keseluruhan rasa makanannya lumayan enak tapi tidak sangat enak. Yang paling aneh menurut saya adalah Veggies of The Day-nya, karena kita dapat rumput laut dikecrut jeruk nipis sebagai salah satu menu pembukanya. Sebagai penutup, kita dapat irisan buah nanas, semangka, melon dan pepaya yang ditaburi gula coklat yang disajikan di atas buah kelapa yang telah dipotong separuh. Rasanya persis seperti makan rujak manis. Bila ingin mampir ke tempat ini perhatikan jam buka dan tutup yang menurut saya aneh yaitu jam 11.00 – 14.00 untuk makan siang dan jam 18.00 – 23.00 untuk makan malam. Website resmi Kalui Restaurant dapat dilihat disini.

Lalapan Rumput Laut (Atas) dan Buah Gratis Sebagai Desert

Lalapan Rumput Laut (Atas) dan Buah Gratis Sebagai Desert

Keluar dari restaurant ini kami main cegat saja tricycle yang lewat, tapi kalau tidak ada tricyle pun kita bisa minta bantuan resepsionis untuk memanggilkannya sekaligus minta tolong ditawarkan biaya charternya πŸ™‚ .

Biaya Hari Ke 5

untitled

 
12 Comments

Posted by on November 28, 2014 in Filipina, Puerto Princesa

 

Tags: , , ,

12 responses to “Hari Ke 5 : Manila – Puerto Princesa (Irawan Eco Park & Kalui Restaurant)

  1. Fahmi (catperku.info)

    December 1, 2014 at 3:44 pm

    udah pernah ke puerto princessa juga, tapi yang irawan eco park ini kelewat kayaknya πŸ˜€ tertarik sama canopy ziplinenya πŸ˜€

     
    • aremaronny

      December 2, 2014 at 11:06 am

      he he sayang saya nggak bisa buka blog mas Fahmi padahal pengen tahu gimana tulisannya…

       
      • Fahmi (catperku.info)

        December 2, 2014 at 11:18 am

        loh emang ga bisa dibuka? kenapa yah 😐

         
      • aremaronny

        December 3, 2014 at 3:50 pm

        Mungkin karena saya buka pakai internet kantor, jadi ada beberapa website yang memang tidak bisa dibuka

         
  2. tony

    December 10, 2014 at 6:28 pm

    Hmmm iya tuh. Etiket tidur di dorm…
    Bisa ditambahin nih di bawah ini buat rekan-rekan traveler lainnya πŸ™‚

    http://www.lonelyplanet.com/travel-tips-and-articles/top-10-hostel-rules-the-donts-of-staying-in-a-dorm-room?affil=EML_EDITORIALNEWS_98

     
    • aremaronny

      December 11, 2014 at 12:41 pm

      he he terima kasih atas linknya mas Tonny

       
  3. Putri

    January 5, 2015 at 11:12 am

    kunjungan perdana ni mas, salam perkenalan ya πŸ™‚

     
    • aremaronny

      January 6, 2015 at 1:17 pm

      Salam kenal juga mbak Putri…

       
  4. pulpn

    January 13, 2015 at 10:20 am

    skywalk adventure, seru bgt tuh gan. jadi pengen 😦

     
    • aremaronny

      January 16, 2015 at 6:32 pm

      Ha ha ha nggak seseru fotonya kok mas…ayo dicoba

       
  5. david

    January 13, 2015 at 10:22 am

    salam kenal empunya blog ini, keren2 tulisannya tentang jalan2, like it

     
    • aremaronny

      January 16, 2015 at 6:33 pm

      Salam kenal juga mas David..terima kasih sudah mampir ya…

       

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

 
%d bloggers like this: