RSS

Hari Ke 2 : Tokyo (Asakusa, Tsukiji Market, Harajuku, Shibuya, TMG)

22 Jul

Oleh : Vicky Kurniawan

Terbangun oleh suara hiruk pikuk pengumuman penerbangan, sempat bingung juga ini lagi tidur dimana. Pria Jepang yang tidur berbagi kursi dengan saya semalam, bergegas merapikan perlengkapan tidurnya dan bergerak menuju gate keberangkatan. Setelah mengumpulkan nyawa yang tercecer entah kemana, saya menuju kamar mandi untuk sekedar berwudhu dan mandi bebek di wastafel. Yeah, lagi-lagi harus menerima kenyataan bahwa saya tidak bisa mandi lagi pagi ini karena kamar mandi yang super bersih dan luas hanya menyediakan fasilitas BAB dan buang air kecil saja. Sebenarnya kalau memang berniat mau mandi, Haneda menyediakan fasilitas Shower Room yang terdapat di Arrival Lobby Lantai 2. Disitu terdapat 15 shower cubicles dengan tarif 1000 Yen per 30 menit dan 500 Yen tiap 15 menit sesudahnya. Handuk, Hair Dryer dan perlengkapan mandi sudah tersedia. Tapi karena sayang buang uang Rp. 120.000 hanya untuk mandi, akhirnya saya memilih mandi bebek saja di wastafel. Untung saja suhu masih cukup dingin jadi sama sekali tidak berkeringat, sehingga masih tahanlah kalau seminggu tidak mandi 🙂 (yaiks, jangan sampai lah yauw).

Bagian Dalam Haneda Airport

Bagian Dalam Haneda Airport

Toilet Unik Di Jepang

Selain Bullet Train, Bunga Sakura dan Capsule Hotel, mungkin satu hal yang membuat saya terkesan di Jepang adalah toiletnya yang unik. Dinamakan Bidet Toilet Seat, toilet ini pertamakali ditemukan di Amerika Serikat yang kemudian berkembang pesat di Jepang yang berusaha mengkombinasikan kegilaan mereka akan kebersihan sekaligus kenyamanan dengan memproduksi “Washlet”, bidet toilet dengan berbagai macam tombol canggih. Paling tidak ada 4 tombol tambahan selain tombol Flush (menyiram) yaitu tombol stop menyiram, tombol semprot besar dan kecil serta tombol pengering. Selain itu, terkadang Washlet juga dilngkapi dengan tombol pewangi, tombol otomatis pembuka penutup dudukan toilet dan tombol pemijat. Bagi penggemar toilet unik bisa mampir di Sega Mega-Store di Akihabara’s Electric Town yang memasang Free Gaming Urinal di toilet pria lantai 2,3 dan 4. Disitu kamu bisa buang air kecil sembari main game.

Washlet Di Jepang dan Sega Urinal Game

Washlet Di Jepang dan Sega Urinal Game

Disamping Washlet, dibeberapa tempat di Jepang juga tersedia toilet tradisional yang dinamakan Squat Toilet. Bentuknya seperti tempat pipis orang laki-laki yang dipasang secara horisontal. Berbeda dengan WC jongkok dimana kita duduk tepat diatas lubang air, di Squat Toilet ini kita duduk menghadap lubangnya. Geli juga membayangkan waktu saya putar-putar kebingungan diatas Squat Toilet ini untuk mencari arah duduk yang tepat sebelum akhirnya membaca petunjuk pemakaian seperti yang tercantum pada gambar dibawah ini.

Squat Toilet dan Cara Penggunaannya

Squat Toilet dan Cara Penggunaannya

Perjalanan ke Shinjuku Station

Tujuan pertama saya hari ini adalah pergi ke Stasiun Shinjuku, menitipkan tas disana dan naik bis ke Lake Kawaguchiko. Dari Lake Kawaguchiko, balik lagi ke Shinjuku kemudian naik bis malam menuju Kyoto dari stasiun itu juga. Dari airport Haneda banyak cara yang bisa ditempuh untuk menuju stasiun Shinjuku. Tapi menurut saya yang paling cepat dan gampang adalah naik kereta Keikyu Line sampai Shinagawa Station kemudian disambung dengan kereta JR Yamanote Line menuju Shinjuku seperti pada peta dibawah ini.

Rute Kereta Dari Airport Haneda ke Shinjuku Station (A) Haneda (B) Shinagawa (C) Shinjuku

Rute Kereta Dari Airport Haneda ke Shinjuku Station (A) Haneda (B) Shinagawa (C) Shinjuku

Untuk mencari stasiun kereta ini caranya cukup mudah, ikuti saja petunjuk arah bertuliskan “Keikyu Line” seperti gambar dibawah ini.

inter_point02_img

Didekat pintu masuk stasiun kereta Keikyu Line ada tempat penjualan tiket berupa jajaran vending machine dengan papan informasi berisi tarif dan tujuan berukuran besar yang dipasang dibagian atasnya seperti foto dibawah ini.

fareinformationmap-thumb-472xauto-102

Biasanya didekat situ ada petugas yang dengan sigap dan sopan akan membantu kita membeli tiket sesuai dengan tujuan. Bila tidak ada petugas, kita bisa membeli tiket kereta dengan cara berikut (petunjuk ini juga berlaku umum untuk setiap pembelian tiket kereta di Jepang) :

purchase_img-horz

Bila kita naik Keikyu Line Limited Express akan ada 8 pemberhentian sebelum Shinagawa yaitu Tenkubashi, Anamori-inari, Otorii, Kojiya, Keikyu Kamata, Heiwajima, Tachiaigawa dan Aomono-yokocho. Kalau tidak ingin berhenti-berhenti bisa naik Airport Limited Express yang akan langsung menuju Shinagawa. Turun di stasiun Shinagawa, ikuti saja papan petunjuk bertuliskan “Transfer to JR Line” seperti foto dibawah ini.

akihabara_point02_img

Kalau belum beli tiket JR, beli saja di sepanjang jajaran loket penjualan tiket. Tapi kalau sudah beli dari Haneda seperti saya, bisa langsung menuju gerbang dan masukkan tiket disana. Satu hal yang saya kagumi dari Jepang adalah sistim keretanya yang canggih. Gerbang pendeteksi tiketnya seolah tahu tiket mana yang ditelan dan mana yang harus dimuntahkan kembali. Total perjalanan dari bandara Haneda ke stasiun Shinjuku memakan waktu 1.5 jam karena pakai acara nyasar dan berhenti sebentar untuk lihat sana-sini.

Shinjuku Station

Begitu sampai di stasiun Shinjuku sekitar pukul 06.30, kami langsung mencari petunjuk jalan menuju Odakyu Sightseeing Service Center yang lokasinya berdekatan dengan Odakyu Dept.Store di Ground Floor West Side Shinjuku Station. Kantor Odakyu ini menjual tiket kereta dan bis menuju kawasan gunung Fuji seperti Hakone, Kawaguchiko, Gotemba. Kalau melihat peta kantor Odakyu dibawah ini, rasanya sangat sulit untuk menemukan lokasinya. Tapi sebenarnya tidak demikian, kantornya cukup mudah ditemukan asal kita tetap konsisten mencari kata “Odakyu”. Kantor Odakyu baru buka jam 8 pagi, jadi kami punya waktu 1,5 jam untuk makan pagi dan mengeskplore stasiun ini. Untunglah persis didepan kantornya ada loker tempat penitipan tas sehingga kami bisa menitipkan tas disitu.

Peta Kantor Odakyu Sightseeing Service Centre (Kiri) dan Petunjuk Arah Ke Kantornya (Kanan)

Peta Kantor Odakyu Sightseeing Service Centre (Kiri) dan Petunjuk Arah Ke Kantornya (Kanan)

Karena banyak toko di dalam stasiun yang masih tutup, kami memutuskan untuk mencari makan pagi diluar stasiun. Menyusuri jalan-jalan didepan Shinjuku Station, akhirnya kami menemukan toko 7 Eleven yang buka. Begitu masuk ke bagian makanan siap saji sadarlah kami bahwa tidak mudah mencari makanan halal di Jepang karena label kandungan isinya ditulis full dalam bahasa Jepang. Jadi kami pilih yang isinya seafood atau telur rebus plus nasi atau mie kemudian menyeret petugasnya untuk bertanya dalam bahasa isyarat apakah kuahnya mengandung daging atau tidak. Sebelum makan tidak lupa berdoa dan mengucap astaghfirullah sebanyak-banyaknya :). Tapi bisa dibilang makanan siap saji di supermarket di Jepang rasanya enak-enak dan tidak mengecewakan.

Kantor Odakyu dan Luggage Storage Di depannya

Kantor Odakyu dan Luggage Storage Di depannya

Sambil ngemper makan pagi di sebuah toko yang belum buka, saya mengamati orang dalam foto ini . Yang jelas dia orang gila karena ngoceh sendiri tidak karuan. Tapi yang membuat saya terpesona adalah kelakuannya saat menyeberang jalan. Selayaknya orang waras dia menunggu sampai lampu tanda boleh menyeberang berwarna hijau menyala barulah dia menyeberang. Begitulah Jepang, bahkan orang gilapun patuh pada peraturan lalu lintas. Satu oleh-oleh untuk dibawa pulang ke Indonesia “patuhilah peraturan lalu lintas kalau tidak ingin kalah sama orang gila di Jepang” :).

Orang Gila Di Jepang

Orang Gila Di Jepang

Kelar urusan perut, kami kembali ke kantor Odakyu yang kebetulan sudah buka. Walaupun saya berada di urutan kedua dalam antrian ternyata tiket bis paling pagi ke Lake Kawaguchiko sudah habis. Kalau tetap mau kesana, tiket bis selanjutnya adalah jam 11 siang, malas menunggu beberapa jam lagi akhirnya kami memutuskan untuk tidak pergi ke Lake Kawaguchiko dan mengeskplore kota Tokyo sebagai gantinya. Jadi untuk mendapat tiket bis paling pagi ke Lake Kawaguchiko saya sarankan memesan tiket minimal sehari sebelumnya. Bila tidak kebagian juga, coba saja beli tiket langsung ke terminalnya dan tidak membeli melalui kantor Odakyu seperti pengalaman teman saya Iskandar Issac berikut ini.

Asakusa

Penjelajahan kota Tokyo dimulai dari titik terjauh destinasi saya yaitu daerah Asakusa yang akan berlanjut dengan rute melingkar menuju ke Tsukiji Market, Harajuku, Shibuya dan berakhir kembali ke Shinjuku. Karena kami akan berkeliling menggunakan Subway Toei Line dan Tokyo Metro Line maka diputuskan untuk membeli Common One-day Ticket for Tokyo Metro & Toei Subway. Tiket ini memberikan akses tanpa batas penggunaan Subway dan Metro selama satu hari. Jadi bila ingin menggunakannya secara maksimal pastikan semua destinasi berada dalam jalur yang bisa dicapai oleh Metro atau Subway. Salah satu keuntungan membeli tiket semacam ini adalah terhindar dari urusan membeli tiket di vending Machine yang terkadang bisa merepotkan. Maklum saja di beberapa stasiun kereta api terdapat papan harga yang nama destinasinya ditulis bahasa Jepang seperti foto di bawah ini. Papan seperti ini jelas merepotkan apalagi tidak semua vending machine menyediakan tombol “Search Station By Name”.

Papan Rute Berbahasa Inggris (Kiri) dan yang Berbahasa Jepang (Kanan)

Papan Rute Berbahasa Inggris (Kiri) dan yang Berbahasa Jepang (Kanan)

Kalau sudah dapat papan model begini, biasanya saya mengira-ngira saja harganya atau membeli tiket dengan harga terendah. Nanti saat sampai di stasiun tujuan, tinggal pergi ke mesin Fare Adjustment seperti foto bawah ini. Mesin ini akan membantu kita mengetahui berapa kekurangan harga tiket. Tinggal masukkan tiket yang sudah terbeli, selanjutnya akan keluar informasi biaya yang harus dibayar. Setelah terbayar akan keluar tiket baru yang bisa diselipkan saat kita keluar dari gate.

Mesin Fare Adjustment

Mesin Fare Adjustment

Asakusa adalah salah satu pusat kota tua di Tokyo dengan Sensoji Temple sebagai pusat atraksinya. Sensoji adalah sebuah kuil Budha yang dibangun pada abad ke 7. Selama berabad-abad Asakusa berperan sebagai pusat hiburan di Tokyo. Pada masa Edo daerah ini merupakan pusat pertunjukan teater Kabuki dan Red Light District yang berlanjut pada tahun 1800 dan 1900 an ketika pertunjukan modern seperti bioskop mengambil alih. Tapi sebagian besar daerah ini musnah saat terjadi perang Dunia II menyisakan Kuil Sensoji yang akhirnya dibangun ulang dan menjadi Highlight dari area ini. Rute kereta berikut ini menunjukkan jalan ke Asakusa dari Shinjuku.

Shinjuku to Asakusa

(A) Shinjuku, (B) Suidobashi Jimbocho, (C) Mitsukoshimae, (D) Tawaramachi

(A) Shinjuku, (B) Suidobashi Jimbocho, (C) Mitsukoshimae, (D) Tawaramachi

Dari rute diatas perlu diperhatikan bahwa kita akan berpindah-pindah dari Subway ke Metro jadi pastikan bahwa kita berada di gerbang dan platform yang benar. Perlu diketahui bahwa Shinjuku adalah stasiun yang luas dan besar dengan beribu-ribu orang lalu lalang setiap harinya. Pada saat pertama kali tiba disana, saya sempat bingung juga melihat begitu banyak signboard dan orang yang berjalan cepat tiada henti. Begitu banyak yang harus diserap tapi begitu sedikit yang bisa ditanyai karena kebanyakan mereka tidak bisa berbahasa Inggris. Saya tidak bisa menuliskan disini cara mencari paltform yang benar karena semuanya akan timbul sendiri sebagai bagian dari intuisi. Percayalah, setelah tersesat beberapa kali dan seharian naik kereta, kita pasti akan tahu cara naik kereta yang benar di Jepang :). Pada intinya bila kita ingin naik kereta pastikan dulu jenis keretanya, apakah termasuk Metro (Tokyo Metro Line), Subway (Toei Line) atau JR. Kemudian cari gerbang yang tepat berdasarkan simbol atau huruf depan masing-masing line. Setelah gerbangnya ketemu baru cari platform yang tepat.

Simbol Jalur Metro dan Subway (Kiri) dan Simbol Tersebut Pada Papan Petunjuk Jalan (Kanan)

Simbol Jalur Metro dan Subway (Kiri) dan Simbol Tersebut Pada Papan Petunjuk Jalan (Kanan)

Turun di stasiun Tawaramachi saya memulai acara walking tour Asakusa yang meliputi : Kappabashi Dori (Kappabashi Kitchen Town) – Sensoji Temple – Nakamise Street – Kaminarimon Gate – Asakusa Station. Stasiun Tawaramachi saya pilih karena lokasinya yang berdekatan dengan Kappabashi Dori. Peta Walking Tur Asakusa dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

a. Kappabashi Dori (Kappabashi Kitchen Town)

Dari stasiun Tawaramachi jalan lurus saja sampai tiba di persimpangan Kappabashi Dori yang ditandai oleh patung kepala chef berukuran raksasa yang terpasang di atap toko Denkama Pottery Shop berikut ini.

3020_11

Kappabashi Dori yang panjangnya kurang lebih satu kilometer ini dipenuhi oleh 150 toko-toko yang menjual berbagai perlengkapan rumah tangga dan restoran, mulai dari perlengkapan makan, perlengkapan dapur, perabot makan sampai seragam para chef di restoran. Kabarnya hampir 80.000 restoran di Tokyo membeli perlengkapannya disini, sehingga tempat ini dijuluki “The World Largest Cookware Market”. Tapi yang membuat toko-toko ini menjadi menarik adalah mereka menjual pula contoh-contoh makanan tiga dimensi dari plastik yang mirip sekali dengan aslinya. Mulai dari sampel kecil berupa gantungan kunci sampai sampel besar berupa satu set makan siang semuanya ada disini. Senang juga melihat-lihat contoh – contoh  makanan itu. Sayang harganya cukup mahal, satu buah gantungan kunci berkisar 600 yen, tempelan kulkas harganya bervariasi antara 450 – 700 Yen. Seni membuat sampel makanan tiga dimensi ini begitu berkembang karena sudah menjadi kebiasaan restoran atau toko makanan di Jepang untuk memajang display makanan yang mereka jual sehingga konsumen memiliki gambaran lengkap jenis makanan yang akan dbeli. Kebanyakan toko-toko disini buka dari jam 9 pagi sampai jam 5 sore dan tutup pada hari Minggu dan hari libur nasional.

Contoh Makanan Dari Plastik Di Kappabashi Dori

Contoh Makanan Dari Plastik Di Kappabashi Dori

Puas melihat-lihat tempat ini, kami berjalan lurus sampai perempatan Kappabashi Kita kemudian belok kanan dan jalan lurus sampai ketemu petunjuk arah menuju Kuil Sensoji.

b. Sensoji Temple

Jalan yang kami tempuh rupanya menembus lurus disamping kuil Sensoji. Jadi kalau orang lain pergi ke Sensoji dimulai dari Kaminarimon Gate kemudian Nakamise Street, kita berjalan kebalikannya dari Sensoji dulu baru keluar dari Kaminarimon Gate menuju Asakusa Station. Sebagai kuil tertua di Tokyo, Sensoji menjadi kuil yang paling sering dikunjungi. Gerbangnya ada dua, Kaminarimon Gate (Thunder Gate) yang berada di area terluar. Gerbang ini ditandai dengan lentera kertas berukuran raksasa yang dicat warna merah dan hitam melambangkan petir dan awan.

Kaminarimon Gate

Kaminarimon Gate

Melewati Kaminarimon Gate, pecinta belanja akan dimanjakan dengan deretan toko sepanjang kurang lebih 200 meter dijalan Nakamise Street yang banyak berjualan souvenir seperti Yukata, Kimono dan makanan tradisional Jepang seperti Osenbei (rice crackers) dan Ningyoyaki (kue kacang merah). Deretan toko ini sebenarnya sudah ada sejak abad ke 18 dimana orang mulai diijinkan untuk berjualan didekat kuil dan menjual berbagai macam barang kepada peziarah yang berdatangan.

Nakamise Street (Kiri Atas), Ningyoyaki (Kanan Atas), Ong

Nakamise Street (Kiri Atas), Ningyoyaki (Kanan Atas), Penjual Osenbei (Kiri Bawah), Hozomon Gate (Kanan Bawah)

Dari Nakamise street sampailah di gerbang kedua yaitu Hozomon Gate (Treasure House Gate) yang merupakan versi mini dari Kaminarimon Gate dan menjadi tempat awal bila kita ingin mengeskplore Sensoji. Didalam kompleks yang cukup luas ini terdapat taman-taman dan Hall (rumah-rumah kecil) yang sebenarnya menyenangkan untuk dinikmati pelan-pelan. Panduan untuk mengeskplore kuil Sensoji bisa dilihat di website resminya berikut ini.

Tsukiji Market

Keluar dari gerbang Kaminarimon Gate di Sensoji Temple kami berjalan menuju Asakusa Station untuk melanjutkan perjalanan menuju Tsukiji Market. Rute Metro dan Subway dari Asakusa menuju Tsukiji dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Asakusa Tsukiji

(A). Asakusa (B). Kuramae (C). Tsukijishiso

(A). Asakusa (B). Kuramae (C). Tsukijishiso Exit A1

Tsukiji Market sebenarnya adalah pasar buah, sayuran dan ikan terbesar di Central Tokyo. Tapi karena pasar ini menampung kurang lebih 2000 ton hasil laut perhari maka akhirnya Tsukiji dikenal juga sebagai pasar ikan terbesar didunia. Di pasar ini kita bisa melihat berbagai macam hasil laut dan bagi penggemar sushi atau seafood disinilah surganya karena sushi Tsukiji terkenal dengan kesegaran dan kelezatannya. Sayangnya, peningkatan kunjungan turis ke pasar ini justru menimbulkan masalah karena infrastrukturnya memang tidak dibangun untuk melayani kunjungan tersebut. Tsukiji Market sendiri terdiri dari 2 bagian yaitu Inner Market, dimana lelang dan sebagian besar pengolahan ikan berlangsung. Terdapat kurang lebih 900 stand grosir ikan berlisensi di tempat itu dan karena bagian pasar yang ini benar-benar digunakan untuk berbisnis maka wisatawan tidak diizinkan masuk ke daerah grosir sebelum jam 9 pagi, saat puncak kegiatan usaha berlangsung. Hal ini untuk meminimalisasi terjadinya kecelakaan dan gangguan saat bisnis berlangsung. Bahkan untuk kunjungan setelah jam 9 pun, wisatawan diminta untuk tidak membawa barang-barang berukuran besar ke pasar (misal tas atau koper besar) dan terus-menerus waspada terhadap apa yang terjadi di sekitar mereka karena banyaknya alat berat dan manusia yang berlalu lalang ditempat itu.

Inner Market (Atas), Outer Market (Bawah) Photo By : japanguide.com

Inner Market (Atas), Outer Market (Bawah) Photo By : japanguide.com

Bagian kedua dari Tsukiji adalah Outer Market yang terasa lebih santai untuk dikunjungi. Disini terdapat beberapa blok toko-toko grosir dan eceran yang menjual alat-alat dapur Jepang, perlengkapan restoran, bahan makanan, dan makanan laut. Disini juga terdapat beberapa restoran sushi sashimi yang bisa dikunjungi. Jam operasional Outer Market antara jam 5:00 sampai 14:00,  Wholesale Area (Inner Market) : setelah jam 9:00 pagi, Tuna Auction : terbuka bagi pengunjung dari jam 5:25 pagi sampai jam 6:15 pagi (dibatasi hanya 120 pengunjung perhari). Pasar ini tutup pada hari Minggu, Hari Libur Nasional dan hari Rabu tertentu. Sebelum berkunjung sebaiknya cek kalender operasional Tsukiji di website ini. Peta dasar pasar Tsukiji terdapat pada gambar dibawah ini.

Peta Dasar Tsukiji Market (Sumber : japanguide.com)

Peta Dasar Tsukiji Market (Sumber : japanguide.com)

Cepatlah direncanakan bila ingin berkunjung ke Tsukiji Market sebab diperkirakan per tahun 2016 pasar ini akan direlokasi ke Toyosu, sebuah pulau buatan didaerah Odaiba. Walaupun banyak yang berkeberatan untuk dipindah (karena tempat yang baru dianggap berpolusi dan masih membutuhkan pembersihan) tapi atas desakan Gubernur Tokyo kemungkinan besar rencana ini akan tetap berjalan.

Harajuku

Waktu menunjukkan pukul 13.30 ketika kami kembali ke stasiun Tsukijishijo untuk naik kereta ke daerah Harajuku. Jarak tempuh dari Tsukiji Market ke Harajuku kurang lebih 30 menit dengan rute kereta sebagai berikut :

Tsukiji to Harajuku

(A) Tsukijishijo, (B) Aoyama Itchime, (C) Omote Sando

(A) Tsukijishijo, (B) Aoyama Itchime, (C) Omote Sando

Harajuku sebenarnya mengacu pada area disekitar Harajuku Station yang terletak diantara daerah Shinjuku dan Shibuya. Kawasan ini menjadi begitu terkenal karena disinilah tempat anak muda Jepang bebas mengekspresikan gaya berbusananya yang terkadang ekstrim dan sangat eksentrik. Bukan itu saja, tempat ini juga dipenuhi oleh beraneka ragam toko busana dari yang bermerk ataupun tidak dan diperuntukkan bagi semua usia mulai dari bayi sampai orang tua. Rute jalan kaki di area Harajuku ini saya mulai dari jalan Omote Sando Dori berlanjut di Harajuku Street, Takeshita Dori dan berakhir di Meiji Shrine seperti peta berikut.

Peta Walking Tour Harajuku (Peta oleh japanguide.com dengan modifikasi sendiri)

Peta Walking Tour Harajuku (Peta oleh japanguide.com dengan modifikasi sendiri)

a. Omote Sando Dori

Dikenal juga sebagai Tokyo’s Champs-Elysees, Omotesando adalah jalan sepanjang satu kilometer yang dikanan kirinya dipenuhi pepohonan dan jajaran butik dari brand ternama, cafe serta restoran. Kawasan ini  merupakan pusat belanja bagi kaum kaya dan elite sehingga tidak mengherankan bila Louis Vuitton menempatkan toko terbesarnya di tempat ini. Mall paling terkemuka disini adalah Omotesando Hills yang terdiri dari 6 lantai (3 lantai berada dibawah tanah) yang menjadi rumah bagi kurang lebih 100 upmarket stores, cafe, restoran dan salon kecantikan. Di jalan ini juga terdapat Oriental Bazaar, salah satu toko penjual souvenir terbesar di Tokyo. Barang-barang yang dijual antara lain kimono, Kamikaze T-shirt, samurai dan berbagai pernik-pernik khas Jepang lain yang sayang harganya mahal-mahal. Selain Oriental Bazaar, ada juga Kiddy Land, salah satu toko mainan anak-anak paling terkenal di Tokyo. Bagi penggemar Snoopy atau Hello Kitty bisa mendapatkan koleksi terbaru disini. Kebetulan saat itu di Kiddy Land sedang meluncurkan seri Hello Kitty baru sehingga di bagian depan toko banyak orang yang berjajar antri untuk berfoto bersama Hello Kitty. Diantara antrian itu terdapat beberapa cewek dengan model baju Sweet Lolita ikutan antri sehingga saya berkesempatan untuk mengamati lebih dekat. Terlihat mereka memang niat banget dandannya, aksesorisnya menempel sempurna dari ujung rambut sampai ujung kaki.

Jalan Omote Sando Dori (Kiri), Model Sweet Lolita (Kanan, Photo By : helenabraginski)

Jalan Omote Sando Dori (Kiri), Model Sweet Lolita (Kanan, Photo By : helenabraginski)

b. Harajuku Street 

Melewati perempatan Omote Sando Dori persis didepan mall LaForet Harajuku, saya belok kanan dan jalan lurus menuju Harajuku Street. Jalan ini ternyata hanya berupa jalan kecil seukuran dua sepeda motor berpapasan yang kanan kirinya dipenuhi toko-toko. Saat itu jalan ini sepi tidak seramai jalan Takeshita Dori yang ada didepannya. Tujuan saya kesini sih untuk melihat Harajuku’s Youth Culture dan berharap bisa bertemu anak muda Jepang yang berpakaian aneh-aneh seperti gerombolan Sweet Lolita yang saya temui di Omote Sando Dori tadi. Tapi ternyata saya salah pilih hari dan tempat, kalau bukan hari Minggu sangat jarang kita temui mereka berkeliaran dikawasan ini. Selain itu kebanyakan dari mereka banyak mangkal di seputaran Harajuku Station dan Yoyogi Park. Jadi karena tidak bertemu apa-apa disini, saya melanjutkan perjalanan ke Takeshita Dori yang berada persis di depannya.

Bagian Depan Harajuku Street

Bagian Depan Harajuku Street

c. Takeshita Dori 

Kalau boleh saya bilang, Takeshita Dori ini adalah jalannya anak muda. Di sepanjang sisi jalannya dipenuhi oleh berbagai trendy shops, fashion boutiques, toko-toko baju bekas dan stand-stand makanan untuk anak muda yang murah meriah. “The must-eat item” di Takeshita-dori adalah Harajuku crêpe, crepe berbentuk contong yang didalamnya dilapisi whipped cream dan diisi dengan yang manis-manis seperti strawbery, coklat atau cheesecake, tapi ada juga yang diisi dengan tandori chicken. Sayang harganya cukup mahal yaitu sekitar 500 yen atau Rp. 60.000,-. Salah satu toko crepe paling terkenal di Harajuku adalah Marion Crepes yang sudah berjualan Crepes di Takeshita Dori sejak tahun 1976.

Bagian Depan Marion Crepes dan Contoh Harajuku Crepes

Bagian Depan Marion Crepes dan Contoh Harajuku Crepes

Di jalan ini juga terdapat Daiso Harajuku, salah satu 100 Yen Shop terbesar di Tokyo. Hampir semua jenis barang ada disini mulai dari perlengkapan dapur, baju, alat tulis bahkan makanan. Semua rata-rata seharga 105 yen (sekitar Rp. 12.600) setelah ditambah pajak. Berhati-hatilah bila berkunjung ke jalan ini, karena kepopulerannya jalan ini selalu penuh dan sibuk. Saat saya kesana tidak pada hari Minggu saja Takeshita Dori sudah penuh sesak dan susah untuk jalan, terbayang kalau kesini pas hari Minggu.

d. Meiji Shrine

Sampai di ujung jalan Takeshita Dori, saya menyeberang kedepan Harajuku Station dan berjalan ke arah kiri menuju pintu gerbang Meiji Shrine. Pintu gerbangnya mudah dikenali karena dua kayu besar (Torii Gate) yang menaunginya. Masuk di lingkungan kuil ini serasa tercebur ke kolam yang dingin dan adem. Dengan hutan-hutan di lingkungan sekitarnya (kurang lebih ada 170.000 pohon), Meiji seolah menjadi oase yang menyejukkan setelah puyeng dengan kehiruk pikukkan Harajuku. Pohon-pohon yang ditanam kurang lebih 90 tahun yang lalu ini merupakan hasil sumbangan dari dalam dan luar Jepang serta ditanam secara manual oleh kurang lebih 110.000 sukarelawan.Kuilnya sendiri tersembunyi di balik pepohonan kurang lebih 10 menit berjalan kaki dari gerbang masuk.

Harajuku Station (Atas), Meiji Shrine Dilihat Dari Udara (Tengah, Photo By : meijijingu.org), Torii Gate Meiji (Bawah)

Harajuku Station (Atas), Meiji Shrine Dilihat Dari Udara (Tengah, Photo By : meijijingu.org), Torii Gate Meiji (Bawah)

Melewati Torii Gate sampailah kita di sebuah jalan yang bagian kanannya dihiasi jajaran tong sake dan tepat diseberangnya dihiasi jajaran barel anggur sumbangan dari pemerintah Perancis. Kuil Shinto memang memerlukan Sake dalam berbagai ritual dan festival keagamaannya. Mengingat tidak semua kuil diijinkan untuk membuat sake sendiri, maka mereka biasanya menerima donasi dari pabrik-pabrik sake. Kalau kuil kecil biasanya menerima sake dari pabrik sake lokal, tapi kalau kuilnya sudah sekelas Meiji yang menyumbang adalah pabrik sake diseluruh Jepang (saat ini kurang lebih terdapat 1800 sake manufacturer di Jepang). Pendisplay-an tong sake ini dimaksudkan sebagai perwujudan terima kasih mereka kepada pabrik-pabrik tersebut.

Jajaran Barel Anggur dan Sake Di Meiji Shrine

Jajaran Barel Anggur dan Sake Di Meiji Shrine

Meiji Shrine merupakan kuil Shinto yang didedikasikan untuk Emperor Meiji dan istrinya Empress Shoken. Emperor Meiji sendiri berjasa besar dalam melahirkan Meiji Restoration yang dipercaya menjadi pemicu modernisasi di  Jepang. Bangunan aslinya sudah runtuh saat terjadi serangan udara, yang ada disini merupakan bangunan baru yang dibangun kembali tahun 1958. Terdapat beberapa aturan (etiket) yang sebaiknya dipatuhi bila masuk kedalam lingkungan kuil diantaranya : di gerbangnya (torii) membungkuk satu kali saat masuk dan keluar, membersihkan tangan dan mulut di pancuran (Temizuya), tidak boleh menggunakan tripod dan tidak boleh mengambil foto dari dalam kuil (diatas kepala ada atap). Seperti banyak kuil di Jepang, disebelah main hallnya terdapat toko penjual jimat tetapi khusus di Meiji terdapat pohon yang dibawahnya terdapat rak-rak tempat orang menggantungkan Ema (papan kayu) berisi berbagai harapan mereka. Karena yang berkunjung kesini adalah turis dari seluruh dunia maka berbagai macam bahasa tertulis disana.

Pancuran Untuk Membersihkan Tangan dan Mulut (Kiri Atas), Ema Tablet (Kanan Atas), Salah Satu Permintaan (Kiri Bawah), Meiji Shrine Main Hall (Kanan Bawah)

Pancuran Untuk Membersihkan Tangan dan Mulut (Kiri Atas), Ema Tablet (Kanan Atas), Salah Satu Permintaan (Kiri Bawah), Meiji Shrine Main Hall (Kanan Bawah)

Dapal perjalanan pulang, masih dalam lingkungan kuil, kami mampir ke Bunkakan sebuah gedung bundar yang menjadi rumah Homotsu-Tenjishitsu (Treasure Museum Annex). Kami tidak masuk ke dalam museum tapi mampir di salah satu sudutnya untuk sholat Ashar merangkap Dhuhur sekaligus duduk-duduk untuk sekedar makan siang mengisi perut. Lebih detail tentang Meiji Shrine bisa diklik disini.

Shibuya

Waktu menunjukkan pukul 16.30 ketika kami berjalan kaki menuju area Shibuya. Sebenarnya bisa juga naik kereta tapi karena sore itu udara sangat cerah maka kami memutuskan untuk jalan kaki saja sambil melihat-lihat pemandangan. Melewati bagian samping Yoyogi Park tidak dinyana kami menemukan dua pohon sakura berbunga lebih awal. Wah rasanya seperti ketemu emas satu karung. Terus terang kami memang tidak mengharapkan bertemu dengan sakura mengingat waktu kunjungan kami yang terlalu awal untuk musim sakura. Setelah puas berfoto narsis seperti orang gila, kami melanjutkan jalan kaki ke tempat pemberhentian pertama kami di Shibuya yaitu NHK Studio Park.

Bagian Depan Gedung NHK

Bagian Depan Gedung NHK

a. NHK Studio Park

Sekitar 15 menit jalan kaki dari Meiji Shrine, tempat ini terlihat lengang dan sepi ketika kami sampai disana. Stasiun televisi dan radio paling terkemuka di Jepang ini, menawarkan kesempatan bagi para pengunjung untuk melihat “behind the scenes” pembuatan beberapa program NHK seperti Studio Park kara konnichiwa, pembuatan siaran berita dan drama Jepang. Tiket masuknya hanya 200 yen dengan jam buka dari jam 10.00 sampai 18.00 dengan waktu terakhir masuk jam 17.30. Karena kedatangan kami sudah mepet dengan jam tutup, maka diputuskan untuk tidak masuk saja. Sebenarnya kalau memang niat berkunjung ke studio NHK saya harus menghapus kunjungan ke Tsukiji Market supaya ada waktu paling tidak 2 jam disini. Jadi untuk sementara saya harus puas dengan foto-foto didepannya saja. Informasi tentang NHK Studio Park dapat dilihat disini.

B. Shibuya Crossing dan Patung Hachiko

Dari Studio NHK, kami berjalan kaki menuju Shibuya station dengan berpatokan pada beberapa mall paling terkemuka diarea itu. Mall-mal yang menjadi patokan saya antara lain Marui City  Shibuya, Center Gai dan Shibuya 109. Shibuya seperti juga Harajuku adalah pusat dari Youth Fashion dan Culture. Banyak trend busana dan entertainment lahir di tempat ini. Hal ini tidak mengherankan karena hampir semua Department Store terkemuka pasti membuka cabang di daerah ini termasuk Tokyu dan Seibu dua kompetitor raksasa dibidang Department dan Fashion store. Para turis biasanya datang ke tempat ini untuk melihat Shibuya Crossing yang terletak persis didepan stasiun Shibuya. Saat lampu merah menyala, mobil-mobil di 6 ruas jalan yang melintas di kawasan ini akan berhenti. Bagaikan kelereng yang dihamburkan dari kotaknya, persimpangan akan dipenuhi oleh ribuan manusia yang saling silang menyeberang menuju tujuan masing-masing.

Shibuya Crossing (Photo By : Japanguide)

Shibuya Crossing (Photo By : Japanguide)

Sambil mengamati orang-orang yang sibuk menyeberang di Shibuya Crossing, biasanya hal kedua yang sering dilakukan para turis adalah berfoto bersama patung anjing Hachiko. Patung ini menjadi meeting point paling terkenal di Shibuya karena letaknya yang sangat strategis. Hachiko yang meninggal setahun setelah patung ini dibuat sekitar tahun 1934, sempat menghadiri inagurasi peluncuran patungnya dan menjadi selebriti lokal karena kesetiaan yang tiada henti terhadap majikannya. Setelah berfoto bersama Hachiko (mainstream banget :)) saya melakukan hal ketiga yang tidak banyak turis yang tahu yaitu pergi ke basement Tokyu Department Store yang berada tepat dilantai atas stasiun Shibuya untuk melihat-lihat dan mencicipi sampel-sampel makanan di food courtnya.

C. Depachika Tokyu Department Store

Seiring dengan banyaknya permintaan akan makanan segar dan siap saji, banyak Department Store di Jepang yang menjadikan basementnya sebagai pasar makanan. Mereka menyebutnya Depachika yang merupakan kombinasi dari “Depato” (artinya department store) dan “chika” (basement). Depachika sangat menarik untuk dieskplore karena bentuknya seperti pasar khusus makanan tapi indoor. Hampir semua jenis makanan ada disini dari harga yang paling murah sampai mahal, dari yang mentah sampai yang siap saji. Enaknya lagi, hampir setiap stand menyediakan sample untuk diicipi. The best Depachika di Tokyo menurut versi Lonely Planet adalah Depachika Isetan di Shinjuku, tapi yang terbesar adalah Depachika Seibu di Minami Ikeburo.

Depachika dan Bebagai Makanan Yang Dijual Disana

Depachika dan Bebagai Makanan Yang Dijual Disana

Kunjungan ke Depachika Tokyu sekaligus menutup rute walking tour saya di Shibuya. Walaupun kawasan ini merupakan salah satu kawasan tersibuk di Tokyo, berjalan-jalan disini sangatlah nyaman. Jalur pedestrian tertata dengan rapi, tidak ada bau knalpot kendaraan dan para pengemudinya sangat sopan dan menghormati pejalan kaki. Pokoknya serasa bukan berada di salah satu kota tersibuk dan terpadat di dunia. Rute jalan kaki di Shibuya dari Meiji Shrine dapat dilihat pada peta berikut ini.

Peta Walking Tour Shibuya (Sumber : googlemap)

Peta Walking Tour Shibuya (Sumber : googlemap)

 Dari kawasan Shibuya, kami melanjutkan perjalanan kembali ke Shinjuku Station. Waktu itu jam sudah menunjukkan pukul 18.30, masih banyak waktu sebelum bis yang kami tumpangi menuju Kyoto akan berangkat. Rencananya malam ini kami akan naik bis Willer Express menuju Kyoto jam 24.30 dan diperkirakan sampai di Kyoto jam 07.30 pagi harinya. Rute kereta dari stasiun Shibuya menuju stasiun Shinjuku dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Rute Shibuya - Shinjuku

Peta Kereta Dari Stasiun Shibuya Ke Stasiun Shinjuku

Peta Kereta Dari Stasiun Shibuya Ke Stasiun Shinjuku

Setelah mengambil tas di locker depan kantor Odakyu, kami bergegas menuju kantor pusat Willer Express yang berada di Shinjuku Sumitomo Building. Bila dilihat dari peta yng diberikan Willer mereka menyarankan jalan kaki saja karena jaraknya cukup dekat (sekitar 10 menit jalan kaki menurut mereka). Tapi saya meragukan ukuran 10 menit jalan kaki orang Indonesia dan orang Jepang, 10 menit mereka mungkin 1 jam saya 🙂 plus ditambah backpack 7 kg yang ada di pundak akhirnya kami memutuskan naik kereta saja. Dari stasiun Shinjuku cukup naik subway Toei – Oedo Line (E27) turun di stasiun Tochomae (E28) exit A6. Exit ini berada tepat dibawah Shinjuku Sumitomo Building. Setelah cek peta, kebetulan posisi Sumitomo Building dekat sekali dengan gedung TMG (Tokyo Metropolitan Government Building) yang berada di exit A3 dan A4. Akhirnya karena waktu masih panjang sekalian saja kami memutuskan untuk melihat TMG.

Tokyo Metropolitan Government Building (TMG)

Gedung ini bisa dibilang sebagai City Hall-nya Tokyo, karena menjadi kantor pusat pemerintahan Tokyo. Bangunan setinggi 202 meter ini dulunya merupakan gedung tertinggi di Tokyo sampai tahun 2007 ketika Midtown Tower selesai dibangun. TMG menjadi salah satu tempat favorit karena memiliki dua observatory deck dimana dari tempat itu kita bisa memandang kota Tokyo dari ketinggian. Bahkan bila cuaca sangat cerah, dari observatory ini kita juga bisa melihat gunung Fuji, Tokyo Skytree, Tokyo Tower, Meiji Shrine dan Tokyo Dome. Untuk pemandangan di siang hari direkomendasikan naik di South Observatory yang menghadap distrik Odaiba sedangkan untuk pemandangan malam hari bisa naik ke North Observatory yang buka sampai jam 23.00. Yang menyenangkan lagi adalah tiket masuknya yang gratis.

Bagian Depan TMG (Atas, Photo By : Japanguide.com), Pemandangan Dari Dalam Observation Decknya (Bawah)

Bagian Depan TMG (Atas, Photo By : Japanguide.com), Pemandangan Dari Dalam Observation Decknya (Bawah)

Saat itu karena South Observatory sudah tutup (jam tutup 17.30), kami naik ke North Observatory untuk memandangi gemerlap kota Tokyo di waktu malam. Karena termasuk dalam gedung pemerintahan maka sebelum naik backpack dan tas akan diperiksa dengan ketat. Sesampai diatas pemandangannya memang sangat indah. Ruangannya dikelilingi oleh kaca dan dibagian tengah terdapat Cafe dan beberapa stand penjual souvenir. Di masing-masing jendela terdapat papan informasi berisi nama-nama lokasi yang berada di hadapan kita. Di observatory deck ini kita bebas mengambil foto asal tidak menggunakan tripod.

Willer Express

Setelah puas melihat-lihat pemandangan, kami turun dan kembali ke kantor Willer Express di gedung Shinjuku Sumitomo Building yang letaknya persis bersebelahan dengan TMG. Willer Express adalah salah satu perusahaan yang melayani perjalanan bis jarak jauh. Perjalanan dengan menggunakan bis ini merupakan alternatif paling murah dibandingkan kereta atau pesawat terbang. Selain Willer ada juga JR Bus milik Japan Rail. Tapi Willer paling diminati karena websitenya yang berbahasa Inggris dan pembayarannya bisa menggunakan kartu kredit. Website resmi Willer Express bisa dilihat disini.

Bis Willer Express

Bis Willer Express

Sebelum kembali ke kantor Willer Express, kami mampir dulu di supermarket gedung Sumitomo untuk membeli makan malam. Hal pertama yang kami lakukan saat tiba di kantornya adalah melakukan check inn. Prosedurnya mudah saja, cukup menyerahkan print tiket selanjutnya petugas akan memberikan kartu kecil berisi nomer bis dan jam keberangkatan. Kebetulan tiket Tokyo – Kyoto sudah saya beli di Indonesia 2 hari sebelum berangkat sedangkan tiket balik dari Osaka – Tokyo rencananya  akan dibeli mendadak saat sudah di Jepang. Setelah check inn kami menuju ruang tunggu yang cukup nyaman. Ada luggage storage, komputer dengan akses internet gratis dan beberapa kursi panjang untuk menunggu. Baru selesai makan, tanpa sengaja kami bertemu dengan rombongan mas Iskandar Isaac yang semalam menginap bareng-bareng kita di Haneda. Mereka berencana membeli tiket untuk keesokan harinya dan ternyata olala tiketnya sudah habis sehingga mereka harus memperpanjang masa singgah di Tokyo. Waduh saya jadi ikutan bingung karena saya juga belum punya tiket bis Osaka – Tokyo (saya pulang ke Indonesia via Tokyo), akhirnya saya pergi kembali ke counter dan bertanya bisakah saya membeli tiket Osaka – Tokyo disini. Pikir saya ini kan salah satu kantor pusatnya pasti bisa juga beli disini. Ternyata mereka tidak melayani pembelian secara manual, semuanya harus dibeli secara online melalui website dan saya dipersilahkan menggunakan salah satu komputer yang berjajar disitu. Gawat pikir saya, waktu beli di Indonesia saja saya sudah kesulitan mengisi formulirnya apalagi disini dengan keyboard yang berhuruf Jepang. Klak klik klak klik salah terus dan tidak berhasil sambil stress dan jantungan tapi akhirnya Alhamdulillah saya berhasil juga mendapatkan kursi termurah dengan jam dan tanggal yang dikehendaki.

Ruang Tunggu Willer Express di Sumitomo Building Tokyo (Photo By : Willer Express)

Ruang Tunggu dan Kantor Willer Express di Sumitomo Building Tokyo (Photo By : Willer Express)

Berkaca dari  pengalaman tersebut, untuk pembelian tiket bis Willer Express ini saya sarankan untuk membooking tiketnya di Indonesia saja dengan pertimbangan :

  1. Di Jepang mereka juga tidak melayani pembelian secara konvensional karena semua penjualan dilakukan lewat internet. Daripada disana masih harus repot mencari koneksi internet mending tiketnya dipersiapkan dari Indonesia saja, dimana kita masih gampang untuk akses internet, email dan printer.
  2. Untuk overnight bus (bis malam), kursi dengan harga terendah biasanya selalu full book duluan jadi jarang tersedia untuk pemesanan pada hari yang sama.

Pada saat membeli tiket kita akan ditanya Boarding Location yang kita inginkan. Untuk itu sebaiknya pilih di kantor pusatnya saja, karena fasilitasnya lumayan lengkap dan tempatnya cukup nyaman untuk menunggu. Di ruang tunggunya ada beberapa TV berlayar besar yang berisi informasi bis yang akan berangkat. Setiap kali pemberangkatan, petugas akan menyebutkan nama bis, nomor dan tujuan. Sayangnya panggilan tersebut disampaikan dalam bahasa Jepang. Jadi saking takutnya ketinggalan, saya berbahasa tarzan dengan petugasnya supaya memanggil saya bila saatnya telah tiba dan menunggunya tidak terlalu jauh tapi dekat-dekat saja sama si masnya. Tapi mungkin dia risih juga yah, karena setiap kali mengumumkan sesuatu pasti dia saya pelototi :).

Etiket Naik Bis (Sumber : Willer Express)

Etiket Naik Bis (Sumber : Willer Express)

Ketika giliran saya tiba, kami serombongan digiring oleh seorang petugas menuju bis. Sebelum naik, dipersilahkan mengecek skema tempat duduk dan diharuskan duduk sesuai dengan denah tersebut. Baru kali ini naik bis malam duduknya pakai diatur. Sebelum naik, backpack ditaruh dulu di bagasinya. Bagi pembawa koper besar perlu diperhatikan juga kebijaksanaan bagasi Willer Express berikut ini :

  1. Jenis bis Double Decker (Executive, Skyliner, Value, dan beberapa bis dengan toilet) tidak memiliki fasilitas bagasi.
  2. Tas yang boleh dibawa keatas kabin hanya dibatasi 1 buah perpenumpang dengan berat tidak lebih dari 10 kg dengan dimensi tidak boleh lebih dari 1 meter.
  3. Tas atau koper yang ditaruh di bagasi dibatasi 2 buah perpenumpang dengan ukuran panjang, lebar, tinggi maksimal 155 cm (satu tas) atau 240 cm (dua tas)

Lima menit setelah bis berangkat, saya langsung tertidur pulas karena kecapekan dan Alhamdulillah sepanjang perjalanan sama sekali tidak terbangun. Jadi benar-benar Good Night Tokyo dan Good Morning Kyoto deh :).

Biaya Hari Ke 2

Hari Kedua

 
168 Comments

Posted by on July 22, 2013 in Jepang, Tokyo

 

Tags: , , , , , , ,

168 responses to “Hari Ke 2 : Tokyo (Asakusa, Tsukiji Market, Harajuku, Shibuya, TMG)

  1. omnduut

    July 23, 2013 at 4:30 am

    Lengkap banget! keren dah postingan ini 🙂

     
    • aremaronny

      July 23, 2013 at 6:29 am

      He he he…ayo om ndut nyusul ke Jepang…

       
      • omnduut

        July 23, 2013 at 11:57 am

        Mauuuu banget. Someday amiiin 🙂

         
      • aremaronny

        July 23, 2013 at 1:29 pm

        Amin..btw om ndut kenapa susah yah buka blogmu? connecting tapi contentnya nggak bisa dibuka.

         
      • omnduut

        July 23, 2013 at 2:11 pm

        Hwaah kenapa ya? Sepertinya kendala koneksi mbak. Sejauh ini belum ada yang bilang blogku berat hihihihi.

         
      • aremaronny

        July 23, 2013 at 6:39 pm

        Kucoba lagi ya om…

         
      • Agus82

        July 4, 2016 at 11:48 am

        Ceritanya sama persis seperti aku kemarin datang ke Jepang kalau kebetulan tidak tahu arah jurus-jurus cuma bisa bilang watashi mayoimashita aja deh hehehe

         
      • Vicky Kurniawan

        July 17, 2016 at 6:23 pm

        Ha ha ha bisa ditiru tuh

         
  2. rucksack-traveler

    July 23, 2013 at 9:48 am

    Shinjuku memang crowded…saya terpaksa menghabiskan waktu kurang lebih 1,5 jam saling mencari dengan teman di antara ribuan orang berlalu lalang karena terpisah satu sama lain dengan komunikasi yang serba delay.

    Willer Express ini beneran aneh dan bikin jengkel…udah sampe counter masa kagak bisa booking ditempat, tetep harus booking online via website

     
    • aremaronny

      July 23, 2013 at 10:59 am

      wk wk wk…jadi gimana tuh lanjutan ceritanya waktu nggak dapat tiket? jadi sepanjang perjalanan kami di Jepang, suami saya selalu kepikiran dirimu, Isaac sampai dimana yah ? rupanya dia love at the first sight pada dirimu :).

       
  3. Tony

    July 23, 2013 at 12:37 pm

    waduh..ga jadi ke kawaguchiko ya? gapapa mbak next time ke jepang, preparation & itinerary-nya bisa dibuat lbh matang lg (hmpir semua bs dipesan dl dr indonesia & bhkan bs jd penguat syarat visa krn kita sdh pesan ini itu utk di jepang nantinya)
    Ketika kami disana, contingency plan tdk terpakai sm skali krn plan awal mulus semua.
    “Enaknya” sistem transportasi jepang adalah ketepatan waktunya hitungan menit (detik utk shinkansen) tinggal ‘menyesuaikan’ kecepatan jalan kaki kita 😀
    Solid writing as usual!Keep it up! 😀

     
    • aremaronny

      July 23, 2013 at 1:34 pm

      Ha ha ha saya paling senang sama commentnya mas Tonny, selalu informatif dan menambah wawasan. Thank’s for being a good comentator here (psst terkadang saya kewalahan dengan banyaknya pertanyaan disini, jadi senang juga kalau kadang-kadang mas Tonny ikutan sharing)

       
  4. Mila

    July 25, 2013 at 5:33 pm

    Ini satu hari banyak banget yang dikunjungin ya mba.. Hebat hihihi

     
    • aremaronny

      July 25, 2013 at 7:49 pm

      He he he mumpung cuman jalan berdua berdua mil :)..hardcorenya keluar…

       
  5. Meidiana Kusuma (@geretkoper)

    July 28, 2013 at 7:54 pm

    petunjuk jalannya mudah ga sih kak? trus kayak nama jalanannya pake huruf jepang atau ada latinnya yah?

     
    • aremaronny

      July 29, 2013 at 10:34 am

      Yang paling tidak menyenangkan dari Jepang adalah petunjuk jalannya yang tiba-tiba menghilang. Pertama kali begitu jelas tapi kalau sudah dekat dengan tempatnya tiba-tiba petunjuknya nggak ada. Petunjuk jalannya tertulis dalam bahasa Jepang dan Latin

       
  6. Tria

    July 30, 2013 at 8:46 pm

    cool post dan sangat informatif banget..

     
    • aremaronny

      July 31, 2013 at 9:50 am

      Blognya juga oke banget mbak Tria, saya suka banget jargonnya I travel for travel’s sake. Really love the way you write in English.

       
  7. indri su

    August 9, 2013 at 8:37 pm

    Vicky, sharing dwong jadwal lengkap rute ke Jepangnya. Ada rencana kesana ingin traveling sendiri.

     
    • aremaronny

      August 12, 2013 at 8:44 pm

      Oke mbak Indri…

       
  8. nisamama

    August 18, 2013 at 11:36 am

    wow! salut, saya aja masih bingung klo harus bepergian naik kereta di jepang mba, mata suka pusing liat peta rutenya, hahaha. oya, ngikik baca tentang orang gilanya. emang di Jepang banyak yg gitu, ga usah kaget kalo tiba2 orang di sebelah ngomong sendiri sambil teriak2, hahaha. itu bukan gila mba, tapi stresss! 😀 mungkin jg orang mabuk. 😀

     
    • aremaronny

      August 18, 2013 at 8:45 pm

      Tapi rata-rata mereka sopan-sopan ya mbak, terus satu lagi, nggak pernah berisik di kereta. Dalam perjalanan pulang ke bandara, keretanya entah kenapa sempat berhenti sekitar 2 menit. Mungkin itu 2 menit terpanjang dalam hidup saya karena tidak ada suara sedikitpun dalam kereta, sepi sunyi seakan tidak berpenghuni, walaupun saat itu kereta dalam keadaan penuh. Jadi saya cuman pandang-pandangan aja sama suami sambil bisik-bisik kenapa keretanya berhenti :). Coba di Indonesia, wah bisa langsung heboh semua penumpang :).

       
      • nisamama

        August 19, 2013 at 6:29 pm

        ho oh, manner di kereta emang ga boleh berisik. nah, yg was-was klo bawa bayi ato balita. klo nangis dan susah didiemin, siap2 dapet lirikan sebal dari penumpang lain. hahaha 😀

         
      • aremaronny

        August 19, 2013 at 7:16 pm

        Iya ma..Saat hari terakhir kita ketemuan sama teman di kereta. Namanya tidak bertemu selama puluhan tahun jelas aja kita jadi berisik :). Nah itu ma, akhirnya dapat lirikan sebal itu tadi 🙂

         
  9. missminishop

    October 12, 2013 at 4:37 pm

    Mbak,kalo naik willer ga bisa bawa koper gede kah? Ukuran 25 inch gitu.
    Rencananya saya mau kesana awal maret tahun depan…belum ada sakura ya? Kalo salju masih ada ga?
    Tks …

     
  10. Liana

    January 28, 2014 at 4:24 pm

    This is the super details explanation , loveeee this blog mbak Vicky, I am officially ur fans blog now…ini kalo dijadiin buku terus dijual bakal laku, informatif banget …keep it up mbak

     
    • aremaronny

      January 29, 2014 at 11:07 am

      He he he terima kasih yah mbak Liana..iya nih lagi belajar untuk publish buku sendiri

       
  11. riwatha

    February 4, 2014 at 11:12 am

    kereeeen bangeeet! semoga -pasti ngebantu saya Insya Alloh nanti tgl 13-19 Mei 2014, aamiiin
    btw ada pertanyaan : lbh baik beli yen di sini /jkt/indo yah , trus lbh baik pake simcard apa selama semgg di japan ?
    boleh tanya2 lagi yaaa thkss

     
    • aremaronny

      February 4, 2014 at 9:11 pm

      Semoga perjalanannya lancar ya mbak..
      1. Beli yen di Indonesia saja mbak.
      2. Sayang saya tidak punya pengalaman beli simcard di Jepang karena saya tetap bawa nomor simpati dari Indonesia dan selebihnya memanfaatkan fasilitas Wi Fi di hotel untuk komunikasi dengan rumah. Mengenai telepon dan Simcard di Jepang sudah saya tulis disini berdasarkan hasil riset dan pengalaman teman jejakvicky.wordpress.com/wp-admin/edit-comments.php

       
  12. hasma

    February 12, 2014 at 10:04 am

    Mbak Vicky nanya lagi nich… untuk common one day ticket for tokyo metro & Toei Subway bisa di beli di mana? Di setiap stasiun ? Beli di loket atau vending machine? Maaf mbak bingung, krn saya hari pertama di Shinjuku. Terima kasih ya

     
    • aremaronny

      February 12, 2014 at 12:05 pm

      Bisa dibeli ditiap stasiun mbak, belinya lewat vending machine. Kalau mbak bingung minta tolong sama petugasnya yah…

       
  13. sitadya

    February 13, 2014 at 10:21 am

    numpang tnya dung mbak, di kantor Willer ada penitipan koper ga ya? sy brencana cekOut hostel pagi hari lalu titip dulu dsana, balik lg malemnya utk brgkt ke Kyoto..lalu kl ke TMG better pagi ato sore mnuju malam ya? makasiii

     
    • aremaronny

      February 16, 2014 at 6:31 pm

      Di kantor Willer ada luggage storagenya. Waktu yang paling baik menuju TMG tergantung kesukaan mbak Sita. Kalau suka lihat lampu yang berkelap kelip yah malam hari saja tapi kalau mau melihat gunung Fuji dan daerah Tokyo dan sekitarnya mending pagi hari saja.

       
  14. Agnes

    February 24, 2014 at 1:29 pm

    Mbak mau nanya dong, saya dpt hotelnya sama dgn mbak di Empire Shinjuku, kalau dari stasiun Shinjuku ke Shin-0kubo, bisa ga pakaiTokyo metro one day pass, apa mesti beli khusus kereta JR? sebab saya lihat di google map lambang stasiun nya JR .

     
    • aremaronny

      February 24, 2014 at 8:27 pm

      Nggak bisa pakai Tokyo Metro mbak Agnes, mesti pakai JR.

       
  15. icha

    March 16, 2014 at 8:13 am

    Saya terbantu banget dengan adanya travel diary mba. kebetulan saya juga mau ke jepang. ada pertanyaan saya mengenai willer express. dulu ke kyoto ini naik no berapa ya? saya sudah check di web, tidak ada yang turun di depan hotel avanti 😦 dan kalau mau naik kereta biasa ke Osaka hanya bisa dari kyoto station saja ya mba?

     
    • aremaronny

      March 16, 2014 at 8:37 am

      Senang sekali bisa membantu mbak. Untuk tujuan bis Willer Express cari saja mbak yang berhenti di Kyoto Station. Nanti akan diturunkan di depan hotel Avanti seperti saya (syukur-syukur kalau dimasukkan beneran ke Stasiun Tokyo). Kalau mau ke Osaka naiknya memang dari Kyoto Station.

       
      • Icha

        March 28, 2014 at 8:13 am

        Thanks ya mba vicky. Ada satu pertanyaan lagi nih kalau boleh. Apa saat kita datang pagi ke kantor willer bus shinjuku itu bisa langsung check in ? Atau harus menunggu beberapa jam sebelum berangkat?

        Dan waktu itu mba vicky pesan willer bus yang mana ya kalau boleh tau? Banyak sekali type willer bus, dan saya bingung. Saya akan pergi bertiga dan kami perempuan semua

        Thank you!

         
      • aremaronny

        March 28, 2014 at 6:13 pm

        Waktu datang pagi hari itu saya tidak langsung check inn, cuman nitip tas aja. Saya check inn 3 jam sebelum berangkat. Check-in times nya biasanya disebutkan di confirmation email nya mbak. Untuk bisnya saya pilih yang paling murah pakai tipe standar Cara mencarinya difilter saja mbak dari yang low price ke high price.

         
      • icha

        April 4, 2014 at 9:01 pm

        Apa bus willer dengan harga paling murah itu masih bisa menitipkan koper di bagasi bus/trunk?

        Saya berencana akan naik bus willer sama seperti mba : Tokyo – Kyoto lalu ke osaka dan bermalam disana lalu naik bus lagi Osaka – Tokyo. Kalau menurut mba sendiri, lebih baik beli bus pass atau beli ticket satuan saja?

        Maaf ya mba banyak tanya :p

         
      • aremaronny

        April 6, 2014 at 10:51 am

        Kalau yang bertipe standar seperti saya masih bisa mbak. Mending beli tiket satuan mbak, kalau beli buss pass memang ebih murah, tapi tetep pada saat berangkat jenis bisnya mereka yang milihkan seadanya. Kalau sudah tidak ada tempat duduk biasanya mereka minta ditunda waktu berangkatnya.

         
      • Aning

        May 14, 2015 at 11:18 am

        Pagii mbak…saya itu mau booking tiket willerexpress tokyo-kyoto, tagi gagal terus waktu isi contact number…..katanya gak accured….help me please

         
      • Vicky Kurniawan

        May 17, 2015 at 9:13 am

        Itu memang agak tricky mbak Aning. Waktu isi no handpone nggak usah pakai kode negara. Langsung aja mulai dari 0, kemudian pemenggalan angka juga mempengaruhi. Coba lihat contoh yang ada di bawah kotak.

         
  16. Afriani

    March 27, 2014 at 10:08 am

    Hai mbak Vicky,
    terima kasih banyak atas informasinya, saya sudah baca blog ini sejak 3 bulan yg lalu dan Insya Allah akan jadi panduan saya untuk ke Jepang bulan depan bersama teman (17-22 April ’14).
    Yang ingin sy tanyakan : sy terlanjur membeli tiket bus Willer Express Tokyo – Kyoto, tapi (my bad) sy memiilih bus double decker dgn no trunk available untuk luggage ku nanti. yg diterima cuman yg dimensinya 17cm x 22 cm, dan itu kecil sekali (mana cukup untuk ukuran ransel?).
    menurut mbak vicky kira2 sy perlu cancel saja (terlanjur bayar pakai kartu kredit) dan pesan yg baru (takut lama/bermasalah di proses re-fund nya) atau sy pakai saja bus nya & nanti tas ransel kami dikirim saja pake jasa pengiriman ke guest house sy di Kyoto?
    makasih banyak seblmnya, semoga mbak Vicky sekeluarga sehat & selalu dlm lindunganNya, amin.

     
    • aremaronny

      March 28, 2014 at 6:58 am

      Halo mbak Afriani…sayang banget kalau dicancel dan beli tiket baru, mending kirim email aja ke willer mbak, jelaskan permasalahannya dan boleh tidak tiketnya ditukar dengan tiket yang baru. Kalau mereka tidak mengijinkan baru mbak bisa pakai opsi kedua dengan mengirim ransel ke guest house. itupun masih harus dihitung-hitung lagi apakah biayanya lebih murah daripada beli tiket baru.

       
  17. hasma

    May 28, 2014 at 1:27 pm

    Mbak Vicky, mau nanya donk, Pembayaran ticket bis Willer Express bisa dengan kartu kredit? Bagasi yang diperbolehkan 155 cm , itu apa maksudnya? Bagaimana menghitung besar koper kita? Krn kita terbiasa dengan 22 inc, 28 inch. Apakah kita bisa bisa membatalkan atau merubah jadwal kita? Terima kasih Mbak.

     
    • aremaronny

      May 29, 2014 at 2:21 pm

      Pembayarannya bisa dengan kartu kredit atau melalui convenience store seperti Lawson, Family Mart, Ministop,Circle K Sunkus dan Seicomart. Kalau pembayarannya dilakukan si Convinience Store jatuh tempo hanya 2 hari. Selepas 2 hari dianggap batal. 155 cm itu kira-kira sama dengan 61 inch.

       
      • Dita Rachmayani

        July 1, 2016 at 7:31 pm

        selamat malam mbak Vicky.. saya sudah pesan tiket willer bus namun masih bingung untuk ukuran koper yang dimaksud 155 cm. dari jawaban mbak sebelumnya 155 cm kira2 sama dengan ukuran 61 Inch, namun 61 inch kan besar mbak? apakah memungkinkan bisa masuk di willer bus? untuk mbak vicky kemarin di jepang menggunakan ukuran koper berapa inch?
        maaf ya mbak banyak tanya, hehe….

         
      • Vicky Kurniawan

        July 20, 2016 at 7:58 pm

        Halo mbak Dita, informasi lebih lengkap tentang ukuran bagasi Willer Express bisa dilihat disini http://willerexpress.com/st/3/en/pc/guide/departure.php . Waktu itu saya hanya bawa backpack berukuran 25 liter jadi tidak bawa koper.

         
  18. okamura silitonga

    September 12, 2014 at 6:30 pm

    hauhhhhhhhh, makin deg2ser neh, aku berangkat malam ini

    wish me luck

     
    • aremaronny

      September 13, 2014 at 3:11 pm

      he he sukses ya Oka…aku minta oleh-oleh ceritanya ya..

       
  19. tere

    September 19, 2014 at 1:16 pm

    mbaakkk.. saya nyontek itinnya yaaa :))

     
    • aremaronny

      September 23, 2014 at 2:50 pm

      He he Alhamdulillah dicontek…monggo mbak Tere…

       
  20. winnymarch

    September 30, 2014 at 8:03 pm

    mbak Vicky,, klo 7 hari dari nagoya bagusnya kemana saja?

     
    • aremaronny

      October 1, 2014 at 10:35 am

      Naik terus aja ke Shirakawa-Go, salah satu desa tradisional Jepang terus turun ke Kyoto mbak Winny.

       
      • winnymarch

        October 6, 2014 at 1:25 pm

        klo ke Hokkaido mungkin gk mbak?

         
      • aremaronny

        October 7, 2014 at 10:30 am

        Bisa mbak, tapi pakai pesawat.

         
      • winnymarch

        October 14, 2014 at 4:45 pm

        harus peswat ya

         
      • aremaronny

        October 21, 2014 at 7:00 pm

        he he nggak Winny, kalau kamu punya waktu banyak bisa kok pakai kereta. Coba di google map dulu tujuan yang kamu inginkan kemana saja.

         
      • winnymarch

        October 22, 2014 at 3:27 am

        cuma 7 hari aja kak itu pun dimuali dari nagoya

         
      • aremaronny

        October 22, 2014 at 10:30 am

        Kecuali kamu terbang dengan pesawat atau naik shinkansen waktunya tidak akan nutut sampai Hokaido.

         
      • winnymarch

        October 22, 2014 at 11:47 pm

        dengar-denagr naik shinkansen mahal sekali ya ?

         
      • aremaronny

        October 23, 2014 at 12:30 pm

        Iya Winny. Ini tarif Shinkasen http://www.jreast.co.jp/e/charge/

         
      • winnymarch

        October 24, 2014 at 3:31 pm

        makasih banyak ya

         
  21. kuswandi

    October 7, 2014 at 2:57 pm

    Mbak, mau tanya soal wifi
    Saya check di https://www.rentalwifi.com/

    Y5850 8days

    75 Mbps (max download speed) 75 Mbps (max download speed)
    Up to 12 hours battery life Up to 12 hours battery life
    Connect up to 10 users simultaneously Connect up to 10 users simultaneously

    Jika memang bisa buat rame2, murah.

    Beneran ya mbak bisa buat 10 user, jadi 5850 bisa bagi rata sama teman2, jadi gak berat biaya wifi.

     
    • aremaronny

      October 8, 2014 at 1:47 am

      Iya mas, itu bisa dipakai ramai ramai

       
  22. Nisa

    October 20, 2014 at 12:27 pm

    Salam kenal Mba vicky,
    Saya tertarik sekali dengan postingan mba vicky. Rencananya April 2014 saya akan ke jepang, & berencana naik bis willer express dari tokyo ke kyoto. Koper besar tidak berlaku jika Jenis bis Double Decker (Executive, Skyliner, Value, dan beberapa bis dengan toilet) tidak memiliki fasilitas bagasi. Pada saat pemesanan di websitenya, apakah diberitahukan jika bisnya jenis double decker atau bukan? dan apakah semua bis dengan toilet tidak ada fasilitas bagasi?
    Terimakasih

     
    • aremaronny

      October 22, 2014 at 10:16 am

      Iya mbak Nisa. Pada saat pemesanan akan ditunjukkan jenis bisnya serta ketentuan bagasi.

       
  23. Ris Yuwono

    October 26, 2014 at 2:51 pm

    jadi inget waktu di tokyo, andalannya beli nasi putih, sarden, dan salad di 7 eleven atau di lawson…he2, atau kebab turki insyaallah Halal…Tujuan yg menarik utk org indonesia biasanya akihabara, ada juga Tokyo Tower, Sky Tree, atau Taman taman kota. Tapi toilet umum banyak yg kotor juga.

     
  24. andreas

    November 23, 2014 at 7:37 pm

    saya baru mau ke jepang bulan dec 2014, dari kantor, dan hanya di kitaran shinjuku. ini yang kedua tapi saya nggak pernah jalan jalan. rute hanya kantor hotel. postingan bapak sangat bagus dan inspired sekali, terima kasih.

     
    • aremaronny

      November 24, 2014 at 5:49 pm

      Terima kasih mas Andreas karena sudah mampir kesini, jangan lupa dicoba jalan-jalan sendiri yah…

       
  25. Meidiana Kusuma

    December 18, 2014 at 8:31 am

    astagaa di dalam kamar mandi bisa main game juga? hahahah bisa lama deh ngantri kamar mandi :3

     
    • aremaronny

      December 18, 2014 at 6:53 pm

      Ha ha ha iya mbak..tapi sayang hanya untuk cowok 🙂

       
  26. fahmiaremania

    December 25, 2014 at 11:59 am

    Salam kenal mbak vicky,
    saya orang malang jga, salam satu jiwa mbak..
    rencana saya mau ke jepang pertengahan januari mendatang. Saya berencana mau beli tiket willer express online dulu, tapi kenapa harus masukan nomer jepang ya mbak?selalu saya stag disini karena tidak ada nomer jepang, jadi sampai sekarang belum bisa book bus tersebut.
    mohon pencerahannya mbak, terima kasih

     
    • aremaronny

      December 26, 2014 at 11:05 am

      Salam kenal juga mas Fahmi, nomer hp yang dimasukkan tidak perlu nomer Jepang mas. Waktu itu saya masukkan nomer HP Indonesia. Tidak usah pakai kode negara yang +62, memang agak susah memasukkan nomer HP itu, tapi uatk atik aja dengan berbagai kombinasi pemenggalan.

       
  27. vina

    December 25, 2014 at 10:52 pm

    kalo dari gunung fuji ke hokkaido itu harus menggunakan kendaraan apa mbak? dan berapa lama?

     
    • aremaronny

      December 26, 2014 at 11:52 am

      Hokkaido itu merupakan pulau tersendiri di sebelah utara Jepang mbak Vina, kurang lebih 20 jam bermobil dari gunung Fuji. Saran saya mending naik kereta atau bis ke Tokyo dilanjut terbang ke Hokkaido.

       
  28. lylafadila

    January 24, 2015 at 9:01 am

    Salam kenal mba vicky..
    Misal kita begitu selesai imigrasi terus beli tiket common one day pass for metro & toei subway, utk menuju ke shinjuku dg kereta keiyku line apa bisa menggunakan one day pass tersebut ? atau harus dengan tiket terpisah ?

     
    • aremaronny

      January 25, 2015 at 7:53 am

      Salam kenal juga mbak Lyla..Keikyu Line punya tiket tersendiri yang tidak termasuk dalam one day pass itu. Jadi kalau bisa beli satu paket aja Keikyu line plus one day pass..

       
  29. lylafadila

    January 26, 2015 at 8:02 am

    Satu lagi mba, saya berencana ke Odaiba. Untuk menuju kesana dari Shimbashi kita naik kereta khusus Yurikamome. Kalo dilihat dari line symbol, keikyu line & yurikamome itu sama, itu artinya kita bisa menggunakan tiket yg sama, kalo memang sama utk menghemat biaya saya mau beli 2 tiket, yaitu Metro & Toei one day pass plus yurikamome one day open tiket. Menurut Mba Vicky gimana ? Thanks a lot ya mba

     
  30. yoki

    February 23, 2015 at 11:37 am

    bagus bgt ni ..makasih referensinya ya mba

     
    • Vicky Kurniawan

      February 23, 2015 at 7:36 pm

      Sama-sama mas Yoki. Terima kasih sudah mau mampir kesini yah..

       
  31. bastian lauwis

    February 23, 2015 at 10:12 pm

    Mlm sy bastian sy dpt web ibu dr kwn yg sdh ke jepang, dia blg tulisan ibu byk manfaatnya, sy sdh baca, iya sptnya akan bermanfaat sekali untuk perjalanan sy. sy renc se kelg ber4 mau ke jepang jumat ini (27/2-8/3), sy pesan apt melalui www airbnb.com. intenary , 3 mlm di tokyo, 2 mlm di kyoto n 2 mlm di osaka, trus blk ke indo. pertanyaan sy, sebaiknya sy beli JR pass yg 7 hari di indo, apa beli pas perlunya aja dsn. Btw JR pass nga selalu bisa di gunakan di transportasi dlm kota kah? Thank you

     
    • Vicky Kurniawan

      February 25, 2015 at 11:25 am

      Betul mas Bastian, JR memang hanya bisa digunakan untuk kereta dan Bus JR. Jadi mending itinnya dibikin lebih detail dulu. Kalau sekiranya tempat yang dituju dilewati JR ya beli saja JR pass. Kalau itinnya mirip seperti punya saya, mending tidak usah beli JR krn sudah saya hitung masih lebih murah kalau tidak pakai JR

       
  32. Sulis

    March 25, 2015 at 1:19 pm

    aku udh beli tiket willer bus, rencana kejepang sama suami. kalau saya bawa koper ukuran cabin dan suami bw koper ukuran 28 inchi, boleh masuk ga ya buat di bagasi?..jadi jatah bagasi buat 2 orang jatohnya koper yang ukuran kabin dibawa masuk ke bus

     
    • Vicky Kurniawan

      March 26, 2015 at 6:31 pm

      Tergantung jenis bisnya mbak Sulis. Ada yang bisa dimuati bagasi banyak dan ada yang tidak. Jadi nanti kalau beli tiket jangan lupa dibaca peraturan tentang bagasinya yah.

       
  33. Ayi

    April 4, 2015 at 4:35 am

    Salam kenal mba vicky, mau tanya ni. Di terminal bis willer shinjuku ada penitipan koper yg gede ga.? Sekalian info tarif nya brp juga kalo mba tau hehe. Tq

     
    • Vicky Kurniawan

      April 4, 2015 at 10:39 am

      Luggage storage biasanya mengecharge 500 and 1000 yen perhari tergantung pada ukuran kopernya. Sedangkan kalau Coin lockers biasanya mengecharge lebih murah. Beberapa ukuran yang umumnya terdapat di coin lockers :
      Small (approx. 35cm x 43cm x 57cm)kurang lebih 300 yen perhari, Medium (approx. 57cm x 43cm x 57cm)kurang lebih 400 yen, Large (approx. 117cm x 43cm x 57cm)kurang lebih 500 yen.

       
  34. Yuliha Yunita Sari

    April 13, 2015 at 12:36 pm

    mbak bisa minta emailnya? mau nanya2 soal transportasi di Jepang.. terima kasih sebelumnya

     
  35. jessica

    April 21, 2015 at 12:55 pm

    mba vicky, mau tanya dong, untuk ukuran koper yg maks 155cm itu dihitung berdasarkan keliling dimensi kopernya, apa cuman panjang + lebar + tinggi dari 1 sisi aja? trims mba rencana mau ke jpn tgl 23 ini heeheh

     
    • Vicky Kurniawan

      April 21, 2015 at 7:26 pm

      Sepertinya itu panjang+lebar+tinggi dari satu sisi saja.

       
  36. emi

    April 23, 2015 at 9:03 pm

    Mba Vicky, mau tanya donk kalo beli JR pass bisa dipakai untuk kereta subway seperti rute yang mba tulis ga ?

     
    • Vicky Kurniawan

      April 28, 2015 at 3:55 pm

      JR Pass hanya berlaku untuk kereta JR saja mbak Emi dan tidak berlaku untuk subway atau metro.

       
  37. Panji

    June 6, 2015 at 10:48 pm

    Mbak Vicky, mau tanya, ketika nginep di HND, apakah sekiranya bisa menginap sebelum pemeriksaan Imigrasi yah? Jika di Changi (SIN) kan fasilitas di airside jauh lebih bagus dibanding di landside gitu. Terima kasih mbak 🙂

     
    • Vicky Kurniawan

      June 23, 2015 at 9:28 am

      Haneda airportnya standart banget mas Panji, tidak seperti Changi. Saya kira akan sama saja antara menginap di Landside atau Airside.

       
  38. chintya

    June 24, 2015 at 3:00 pm

    kak vicky aku mau tanya, penitipan yang di depan kantor odakyu itu nerima koper ngga ya? Atau cuma tas biasa saja. Thanks mbak. Aku mohon balasannya ya mbak buat petunjuk hehehe

     
    • Vicky Kurniawan

      June 30, 2015 at 7:49 am

      Bisa menerima koper mbak. Itu tempat penitipan koper otomatis kok. Jadi tidak ada penjaganya.

       
  39. Feby Sofia Bunda

    June 30, 2015 at 2:32 pm

    HI Mba Vicky..saya banyak dibantu sama blog Mba ini waktu saya mau travelling ke Australi. Makasih ya..
    Nah mumpung mau ke Jepang buat ikutan Fujisan Marathon saya buka lagi deh blog ini. Mau tanya Mba, itin saya ada yang dari Tokyo ke Kyoto mau naik Willer (pokoknya ngikutin Mba deh) tapi say coba booking via web kok destination not available ya? apa karena saya baru akan berangkat Novembre 2015 (5 bulan dari sekarang)?
    Any idea Mba?

     
    • Vicky Kurniawan

      June 30, 2015 at 8:20 pm

      Halo mbak Feby..jadwal Willer memang baru keluar sampai 3 bulan kedepan saja mbak. Jadi kalau sekarang bulan Juni, jadwal yang keluar hanya sampai September saja.

       
      • Feby Sofia Bunda

        October 5, 2015 at 10:41 am

        Mba Vicky yang baik banget..(segitu banyak komen dibales semua loh..*tepok tangan)..
        Mau nanya lagi Mba. Saya mau ke Kyoto tgl 30 November 2015, dengan Willer Exp sesuai arahan Mba Vicky, berangkat dari Shinjuku. Bus nya kan berangkat jam 24.30 berarti sudah masuk next day atau tgl 1 Desember ya Mba? berarti saya juga harus pesen tiket di webnya itu pilih yang tgl 1 Desember gitu Mba?

        Thanks a bunch sebelumnya Mba Vicky. XOXO

         
      • Vicky Kurniawan

        October 6, 2015 at 1:11 pm

        Halo mbak Sofia, walaupun berangkatnya jam 24.30 kalau bis malam tetap dihitung hari sebelumnya mbak yaitu tanggal 30 November. Karena kalau di Willer pas di kotak pemilihan tanggal kan ada tulisan Overnight buses that depart after midnight will count for the previous day.

         
  40. anita

    July 2, 2015 at 8:00 pm

    Dear Vicky,
    Saya & kel insya’ Allah ke Jepang tgl 18 Juli 2015. Mohon infonya apakah Vicky membeli “Common One-day Ticket for Tokyo Metro & Toei Subway” di vending mesin Shinjuku station di hari yg sama dgn penggunaan tiket (Buying on the day)?
    Karena saya baca di link berikut, tiket tsb tdk bisa dibeli di vending mesin Shinjuku Station
    http://www.tokyometro.jp/en/ticket/value/1day/

    Mohon pencerahan ya…

     
    • Vicky Kurniawan

      July 3, 2015 at 3:10 pm

      Halo mbak Anita…seingat saya waktu itu saya beli di vending machine di Shinjuku. Saya cek di link yang mbak berikan memang tidak boleh di bisa dibeli di vending machine Shinjuku, mungkin saat saya kesana masih bisa dibeli. Kalau tidak bisa beli di Vending Machine nanti coba beli langsung di loketnya, karena tidak mungkin stasiun sebesar Shinjuku tidak menjual tiket tersebut.

       
  41. Mommy (@edmommy)

    July 5, 2015 at 4:55 pm

    Mbak Anita, itu semua tempat yang ada di post ini semua di kunjungi di hari pertama, tips nya apa mbak biar sempat kl semua tempat itu didatangi satu hari plus acara nyasar. Thanks ya… 🙂

     
    • Vicky Kurniawan

      July 6, 2015 at 4:12 pm

      He he kebetulan saat itu saya berangkat hanya berdua dengan suami bu. Jadi bisa cepet. Itin saya ini tidak cocok untuk keluarga dengan anak kecil dan orang tua.

       
  42. Mommy (@edmommy)

    July 5, 2015 at 4:55 pm

    Maaf, maksude mbak Vicky, bukan mbak Anita 🙂

     
  43. suhartini

    August 7, 2015 at 4:58 pm

    hai mbak vicky,
    saya dan 2 teman saya akan berangkat ke jepang tahun depan, tiket pesawat pp sudah di beli. nah yang mau saya tanyakan bisa tidak kami mengunjungi Lake kawaguchi, Gotemba dan Hakone sekaligus dalam 2 hari semalam? saya harus mulai dari mana? Thanks.

     
    • Vicky Kurniawan

      August 8, 2015 at 8:51 pm

      Bisa mbak Suhartini, rutenya bisa dimulai dari Lake Kawaguchi – Gotemba – Hakone atau sebaliknya. Nanti menginapnya di Gotemba saja yang terletak ditengah tengah antara kedua tempat itu.

       
  44. finahalid

    August 8, 2015 at 2:11 pm

    blogx sangat membantu aq. smoga mnjadi amal jariah buat mbaVicky. insyAllah aq brngkat 28Okt. aq mau nanya, bus willer yg aq cari kok gk ada yg brangkat dr sinjuku yaa?? ada sih dr shinjuku tp mahal kali sampe 7000an yen. ato aq salah cara mencarix yaa, help…..

     
    • Vicky Kurniawan

      August 9, 2015 at 8:09 pm

      Diklik dulu aja mbak filter harganya dari murah ke mahal (lowest to highest), nanti sama dia akan otomatis diurutkan. Kemudian pilih waktunya mau bis siang atau bis malam.

       
    • Lady Tini

      August 10, 2015 at 11:11 am

      dear mbak Vicky,oh jadi saya bs menelusuri daerah kawaguchi-gotemba and Hakone ya dlm 2 hari semalam? nah beli tiketnya bisa sekalian pp gitu dari kantor Odakyu? kantor Odakyu cuma ada di shinjuku saja? Thanks buat balasannya.

       
      • Vicky Kurniawan

        August 10, 2015 at 1:13 pm

        Bisa mbak, tapi tidak bisa pakai tiket yang Hakone itu ya. Kalau tiket Hakone itu hanya berlaku di kawasan Hakone sampai Gotemba. Nanti Kawaguchiko punya tiket tersendiri yang bisa dibeli di loket Odakyu Shinjuku juga.

         
  45. winan

    August 11, 2015 at 10:13 pm

    Salam kenal mbak vicky, ada beberapa hal yang aku mau tanya nih, boleh kan ya?
    Pertama saya kan rencana mau ke jepang sehari nikah langsung kesana (honeymoon gitu hehe), nah buat masalah administrasi saat pembuatan visa seperti kartu keluarga atau surat nikah gimana ya? karena rencana pembuatan visa sebelum menikah, apakah kita pengajuan visa atas nama pribadi masing2?

    Kedua saat pemesanan tiket kereta di jepang misal berdua gitu kita masing2 mesen tiket, atau cukup satu orang pesen tiket buat berdua? Contoh saya beli di mesin pembelian tiket setelah tiket keluar, calon saya juga beli di mesin sama kayak yang saya lakukan? atau cukup saya mesen satu untuk 2 orang?

    Terimakasih sekali mbak

     
    • Vicky Kurniawan

      August 12, 2015 at 7:13 pm

      Kalau belum nikah, visa di urus sendiri-sendiri karena dianggap dua orang yang berbeda. Saat pemesanan tiket cukup satu orang beli untuk berdua. Soalnya nanti pada saat beli tiket di vending machine akan ada pilihan berapa banyak tiket yang akan kita beli. Btw, kalau paspornya E- Paspor tidak usah buat visa hanya lapor saja di konjen/kedutaan.

       
  46. diana

    August 22, 2015 at 12:12 pm

    Mba vicky, mhn info klo mau ke niigata dari tokyo (ikebukuro) rutenya bgmn ya? Saya akan ke jpg membawa batita (3th), kira2 memungkinkan ga mba utk bawa stroller naik turun kereta di jpg? Boleh mnt no telp ya mba utk tanya2 lg. Terima kasih infonyaaa..

     
    • Vicky Kurniawan

      August 24, 2015 at 1:20 pm

      Memungkinkan untuk membawa stroller mbak Diana. Cuman mungkin di beberapa jalur dan di jam-jam tertentu keretanya sangat padat. Jadi mbak mesti sabar nunggu yang agak longgar. Dari Tokyo ke Niigata bisa naik kereta JR disambung naik Shinkansen. Atau kaau mau yang lebih murah naik bis Willer Express atau bis Niigata Kotsu. Lebih lengkapnya bisa dilihat disini http://wikitravel.org/en/Niigata

       
  47. ryonclo

    October 4, 2015 at 8:48 am

    halo mba, mau tanya, kemungkinan saya dan teman² akan ke tokyo, osaka dan kyoto. dan kalau tabungan memungkinkan, ingin ke USJ dan Disney Sea. apakah Suica / Pasmo dapat dipergunakan di 3 kota itu untuk semua moda transportasi termasuk tiket kereta ke USJ? Dan termasuk naik kereta di JR Line, Metro Line dkk???

    thanks in advance mba ^^

     
    • Vicky Kurniawan

      October 6, 2015 at 1:01 pm

      Insyaallah bisa mas, karena sejak Maret 2013 Suica dan Pasmo sudah berkolaborasi dan bisa digunakan di seluruh Jepang walaupun ada beberapa kereta tertentu yang tidak bisa menerima. Seperti di Kyoto, kartu ini tidak bisa digunakan di Eizan Train. Untuk lebih lengkapnya mas bisa lihat disini http://www.japan-guide.com/e/e2359_003.html

       
  48. Winda

    October 17, 2015 at 2:13 pm

    mbak vicky mau tanya saat pesen willer nama harus diisikan sesuai pasport atau tidak ya,karena sy lihat di web nya contoh nama hanya ada 2 kata (last name sm first name),bagaimana jika nama kita banyak suku katanya.
    Terima Kasih sebelumnya.

     
    • Vicky Kurniawan

      October 21, 2015 at 6:50 am

      Tidak usah persis sama paspor sama paspor mbak winda. Ambil aja nama awal dan akhir. Nama saya juga panjang banget. Waktu saya isi semua malah nggak bisa. Akhirnya waktu saya isi 2 suku kata saja. Bisa memang tapi petugasnya bingung waktu mau check inn 🙂 repot memang

       
  49. Jeanne Theresia Kurniawan

    November 2, 2015 at 8:19 am

    Halo Mbak Vicky lama gak chat di Fb hehehe. Stalking blog mbak Vicky soal Jepang ini, banyak membantu waktu saya bikin itinerary solo trip ke Jepang Agustus kemarin, Thank you so much ya Mbak.
    Minta ijin numpang promote postingan blog ya Mbak: http://terecya-yesicandoit.blogspot.co.id/2015/11/pray-for-my-visa.html#more
    makasih sebelumnya.

     
    • Vicky Kurniawan

      November 2, 2015 at 4:23 pm

      Hai tere gimana kabarnya?..wah kangen banget…udah link an aja disini biar aku juga bisa ikutan baca..

       
  50. lilik

    November 27, 2015 at 8:11 am

    slmt pagi mbak vicky…yok opo kbre kerrrr????
    duhhh…bener2 paling ok deh postingan jeng Vicky ini. stp sy mau backpack sll postingan mb vicky yg jd panduan sy.
    juni nti rencana klo Tuhan ijinkan kami sekelg pingin jln2 ke jepang. tp kok blm2 sdh keder duluan ya…dr semlm sy begadang lhoooo…hadeuhhh.
    jd ngeper mo BPan…please help me….tx mbak ayu
    oh ya des nti sy mau ke mlg. sptahu bs ktmuan ya…sy di jln musi mbak…

     
    • Vicky Kurniawan

      November 28, 2015 at 7:35 pm

      Halo mbak Lilik…nggak usah kederlah kalo ke Jepang. Insyaallah kalau udah sering pergi pasti lancar. Add friend saya di FB mbak, nanti saya inbox no WA saya. Siapa tahu bisa ketemu

       
  51. ratumelayuw

    January 22, 2016 at 10:35 am

    halo mbak..
    saya rencana akan berangkat ke jepang bulan mei ini..
    mau ikut itinnya mbak aja,.
    tapi saya pulang lewat osaka..
    saya mau tanya mbak turun dari stasiun shinagawa dan lanjut jr line..tiket JR Line nya beli dimana ya mbak? pakai pasmo bisa kah?
    trimakasih..

     
    • Vicky Kurniawan

      January 22, 2016 at 10:08 pm

      Mulai bulan Maret 2013, PASMO bisa digunakan untuk naik kereta JR juga mbak Sally

       
  52. anugrah

    February 15, 2016 at 2:33 am

    Mbak viki mau nanya,

    Jadi kalo kita dari Haneda mau ke shinjuku dengan menurut Hyperdia kan bisa pake Keikyu Airport Exp ke Shinagawa seharga JPY410, terus disambung dari Shinagawa ke shinjuku dengan JR Yamanote Line seharga JPY 200. Beli tiketnya saya kira mesti misah, yaitu beli tiket Keikyu jurusan Shinagawa di Haneda, terus beli tiket JR Yamanote di Shigawa. Tapi dari tulisan mbak kalo kita sudah beli tiket di haneda, bisa langsung masuk saja ke gerbang JR. Berart tiket terusan seperti itu bisa dibeli langsung di setasiun pertama kita berangkat ya? tidak harus beli di stasiun transit? Thanks 🙂

     
    • Vicky Kurniawan

      February 17, 2016 at 10:15 am

      Halo mas Anugrah, iya saya beli tiket JR nya di Haneda. Di vending machine waktu sekalian beli tiket Keikyu kalau nggak salah.

       
  53. elisa

    February 15, 2016 at 9:53 am

    Hallo Mba Vicky,

    saya mau tanya mengenai willer express. kebetulan saya ingin pesan dari shinjuku south station menuju kyoto. Yang saya ingin tanya, apakah Shinjuku Station South itu tempatnya sama di sumitomo building?

    thank you 🙂

     
    • Vicky Kurniawan

      February 17, 2016 at 10:59 am

      Shinjuku Station South itu lain mbak sama yang di sumitomo. Kalau yang di sumitomo namanya Tokyo WBT. Coba dicermati Boarding Location disini http://willerexpress.com/st/3/en/pc/bus/uketsuke/area.php?cat1=Kanto#Tokyo. Hati-hati ya mbak soalnya saya perhatikan ada beberapa boarding location Willer yang tidak ada papan namanya. Hanya ada petugas yang pegang-pegang papan tanda. Nah kalau ketinggalan bablas dah.

       
      • ratumelayu

        April 11, 2016 at 10:47 am

        mbak vicky.tanya sedikit..

        kalo ambil boarding location nya bukan di kantor willer (ga kebagian tiket boarding location nya di willer).. untuk penukaran tiket atau ceck in tiket yang udah dibeli dimana y mbak? apa mesti ke willer nya juga..?

         
      • Vicky Kurniawan

        April 12, 2016 at 7:31 pm

        Tidak usah mbak, nanti bisa check inn di Boarding locationnya jadi tidak perlu pergi ke kantor pusat Willer

         
  54. Suhartini

    February 17, 2016 at 2:37 pm

    hi mba Vicky,
    kebetulan saya mau ambil Hakone fuji pass (buat 2hari) di Hakone 1 hari dan di kawaguchi 1hari. yang mau saya tanyakan, apakah transportasi dari paket odakyu meliputi dari hakone ke kawaguchi? karena saya menguinap di kawaguchi jadi hari pertama plan saya ke Hakone lalu sorenya menuju kawaguchi dan menginap disana mba. Thanks dan tolong di bantu informasinya.

     
    • Vicky Kurniawan

      February 17, 2016 at 3:24 pm

      Halo mbak Suhartini..iya mbak Hakone fuji pass sudah termasuk gratis Fujikyu Pass dari Gotemba ke Kawaguchiko. Lebih detail jalur-jalur yang gratis dari Hakone Fuji Pass bisa dilihat disini http://www.japan-guide.com/e/e2358_014.html

       
  55. fenny saptiani

    March 19, 2016 at 2:07 pm

    Halo mba Vicky, InshaAllah 8 Mei nanti, saya dan anak saya cowok 8 thn, akan ke Nagoya-kawaguchi area kemudian Tokyo dan pulang ke Jakarta dr Narita, mau tanya kalau mau beli oleh2 dengan harga terjangkau kira2 dimana ya. Tolong informnya mba, trims.

     
    • Vicky Kurniawan

      March 19, 2016 at 8:12 pm

      Beberapa teman saya menyarankan untuk berbelanja di 3 Coins. Harga rata-rata barang di toko ini adalah 300 yen. Katanya barang-barangnya lucu dan bagus. Terus kalau mau makanan khas Jepang bisa belanja di AEON Supermarket. Oleh-oeh saya yang kemarin banyak saya beli di Daiso di daerah Harajuku. Daiso terkenal sebagai toko yang menjual barang dengan harga 100 yen. Sebenarnya, ada juga toko Daiso di kota lain seperti Tokyo, Kyoto dan Osaka. Namun, yang ada di Harajuku merupakan toko Daiso terbesar. Sama satunya lagi di Asakusa, di Nakamise Street Market.

       
  56. aldi

    April 4, 2016 at 4:05 pm

    Halo mba vicky. Maaf mba saya mau tanya. Saya baca dari komen2 sepertinya mba vicky booking willer bus dengan tipe yang paling murah yaitu tipe standar. Saya rencana mau booking willer bus dengan tipe yang paling murah juga (setelah saya sortir terlebih dahulu), dengan harga JPY 3600 (harga diskon), akan tetapi tipe tersebut kok sepertinya jenisnya double decker ya mba? dan tidak bisa menerima bagasi, luggage yang bisa dibawa ke seat pun ukurannya kecil yaitu 17x22cm. Apa saya salah baca detailnya ya mba? atau memang berbeda dengan tipe standar yang dibooking mba vicky. Trima kasih sebelumnya mba.

     
    • Vicky Kurniawan

      April 5, 2016 at 8:48 pm

      Halo mas Aldi, bis yang saya pesan dulu bertipe standart. Bukan Double Decker dan dia punya bagasi. Saya udah coba search di Willer sepertinya sekarang sudah tidak ada tipe yang seperti itu. Sekarang yang termurah berjenis Value tapi tanpa bagasi.

       
  57. disasyahrania

    April 17, 2016 at 10:24 pm

    halo mb vicky, saya insyaAllah mei nanti mau kejepang.ada hal yang ingin saya tanyakan
    1.rencana diosaka saya akan membeli KTP (kansai thru pass) karena ingin eksplore nara, kobe sekalian, kecover kan ya mbak klo pake KTP. nah pas dkyoto saya perlu beli kyoto city bus g ya mbak?atau ckup pake KTP saja
    2. selanjutnya saya berencana mengunjungi tateyama, dan balik tateyama langsung ke tokyo, kira2 klo malam hari di toyama apakah ad yg bisa dieksplore? mengingat willer saya beru berangkat ke tokyo jam 23.45 mlam, jdi ingin memanfaatkan waktu
    3. jika hanya punya waktu satu hari saja di tokyo dan berencana ke odaiba juga mending beli pass yg mana ya mbak krena ingin eksplore asakusa, shibuya, harajuku, dllnya

    terimakasih mbak sebelumnya, mohon informasi dari mbak

     
    • Vicky Kurniawan

      April 20, 2016 at 11:30 am

      Halo mbak Disa :
      1. Kyoto Bus sudah masuk dalam KTP jadi tidak perlu beli pass lagi.
      2. Sayang saya belum pernah ke Tateyama. Info wosata disana bisa dilihat disini http://www.japan-guide.com/e/e7550.html
      3. Toei and Tokyo Metro One-Day Pass tapi tetep aja kalau ke Odaiba harus beli lagi karena nggak ada paket bersama

       
  58. Suhartini

    April 20, 2016 at 11:44 am

    hi kk Vicky,
    memungkinkah jika saya punya rencana dalm sehari dengan rute sbb:
    Disney sea (foto2 saja)
    Museum Doraemon dan sekalian mampir ke Museum Ramen(Yokohama)
    Odaiba(Rainbow bridge and Patung Liberty)
    Tolong kasih masukkan atau arahan rutenya. Thanks

     
  59. Icha

    April 27, 2016 at 6:06 pm

    Hi Mba Vicky,

    saya sudah pesan willer dari Shinjuku ke Kyoto. tapi saya lihat saya naik dari Shinjuku Kosoku Bus Terminal(Shinjuku Station South Exit) apakah tempatnya sama dengan Sumitomo Building Tokyo?

    thank you !

     
  60. Adriana Shanti

    May 6, 2016 at 9:18 pm

    Hi Mba Viky

    Seneng banget bisa ketemu blog ini. Maret tahun depan rencana mau menginjakkan kaki di jepang 🙂 itin mba vicky sangat membantu sekali. Makasih banyak.
    Aku mau tanya.. Willer express dari osaka ke tokyo di web nya, berarti aku tinggal isi from osaka and to tokyo kan ya mba ? Trus di tokyo akan turun di station apa ?
    Trims sebelumnya mba vicky 😉

     
    • Vicky Kurniawan

      May 9, 2016 at 12:32 pm

      Halo mbak Shanty..iya mbak, mbak tinggak klik saja kota tujuan kemudian mengisi juga akan naik dan turun dimana.

       
  61. indah

    May 14, 2016 at 12:45 pm

    Hi Mba Vicky, setelah berhasil nyontek itinmu buat trip ke HK 2014 lalu, skr aku nyontek lagi itin mu utk petualang di jpn 9hr dengan suami+2anak+orangtua.rute pesawat ku JKT-HND-OSAKA-JKT. mengingat trip aku di musim dingin (Jan 2016) ada beberapa hal yang mau aku tanyakan :
    1. sebaiknya itin aku buat ke Tokyo-Osaka-Kyoto-Osaka atau Tokyo-Kyoto-Osaka ya mba? mengingat aku akan menambah itin ke Disneyland+Universal
    2. untuk di Tokyo, aku berencana menginap di Shinjuku-ku, apakah ini pilihan yg tepat agar bisa mengikuti itin sesuai mba Vicky (day2 dan day8)
    3. jika menginap di Shinjuku-ku, utk bisa menikmati gn.fuji sebaiknya ke kawaguchi atau ke hakone ?
    4. untuk willerbus, koper2 besar apakah bisa ditaro dibagasi?mengingat kami dapat capacity @46Kg per orang
    sebelumnya aku ucapkan terima kasih atas jawabannya dan tulisanmu sangat menginspirasiku untuk menjelajah belahan dunia lainnya
    PS : Jika tidak berkenan, boleh aku minta no HP/Line utk ber instant messaging mba :):)

     
    • Vicky Kurniawan

      May 15, 2016 at 12:17 am

      Halo mbak Indah
      1. Yang enak rutenya Tokyo – Kyoto – Osaka
      2. Bisa mbak.
      3. Di Kawaguchi gunung Fuji akan terlihat lebih besar karena posisinya yang lebih dekat daripada Hakone. Jadi mbak tinggal pilih mau yang mana.
      4. Untuk jenis-jenis bis tertentu mereka malah tidak punya bagasi. Jadi mbak harus hati-hati saat membeli tiket. Untuk aturan bagasi di bis Willer Express dapat dilihat disini http://willerexpress.com/st/3/en/pc/guide/departure.php#p02

       
  62. Suhartini

    May 27, 2016 at 1:20 pm

    hi k Vicky,
    Thanks buat responnya dan saya mau tanya kalau berkunjung ke kuil di jepang, apa boleh memakai sandal dan celana pendek? atau harus berpakaian rapih dan sopan seperti di Thailand. Thanks kk Vicky dan di tunggu info nya….

     
  63. kiq

    July 3, 2016 at 3:22 pm

    Mba, waktu pakai willer night bus pakai koper ukuran brapa? Saya rencna pakai koper ukuran 26 inch ato 28 inch itu bs gak ya?

     
  64. dian andri

    September 4, 2016 at 3:22 pm

    Mba buat beli tiket bis willer expresny kalo beli dsna(komputer kantorny) bisa bayar cash ato mesti punya kartu kredit mba?ak gpunya krtu kredit soalnya

     
    • Vicky Kurniawan

      September 6, 2016 at 9:16 pm

      Pakai kartu kredit mbak Dian. Berkaca dari pengalaman tersebut, untuk pembelian tiket bis Willer Express ini saya sarankan untuk membooking tiketnya di Indonesia saja dengan pertimbangan :

      1.Di Jepang mereka juga tidak melayani pembelian secara konvensional karena semua penjualan dilakukan lewat internet. Daripada disana masih harus repot mencari koneksi internet mending tiketnya dipersiapkan dari Indonesia saja, dimana kita masih gampang untuk akses internet, email dan printer.
      2. Untuk overnight bus (bis malam), kursi dengan harga terendah biasanya selalu full book duluan jadi jarang tersedia untuk pemesanan pada hari yang sama.

       
  65. Kukuh

    September 11, 2016 at 12:19 am

    Malem Mba Vicky saya Kukuh mau berangkat ke Jepun tgl 15 bulan ini.
    Yang mau saya tanyakan,

    1. apakah di Shinjuku Expressway Bus Terminal 4F(Shinjuku Station South Exit) ada tempat penitipan barang? Saya plan berangkat malamnya ke Osaka dan boarding di sini.

    2. Bus yang akan saya naiki value notenya : no trunk, no luggage available, apakah ini artiinya tidak ada tempat bagasi ya? saya bawa ransel backpack. Apakah boleh saya peluk selama diperjalanan jikalau memang tidak ada tempat untuk bagasinya?

    3. Plan saya utk explore Tokyo start dari St. Shinjuku. Berikut destinasi selama di Tokyo :
    – Tokyo Tower
    – TMG Building
    – Akihabara
    – Harajuku
    – Asakusa Temple
    – Tokyo Skytree
    – Tokyo Dome
    – Shibuya dan Yoyogi Park
    Ada rekomendasi tiket subway yang paling efektif dan efisien Mba? Saya denger dr temen di Tokyo tidak ada one day pass nya. Mohon pencerahan.

    Demikian, terima kasih

     
    • Vicky Kurniawan

      September 13, 2016 at 9:26 pm

      Halo mas Kukuh :
      1. Yang jelas di Shinjuku Station banyak tempat luggage storage bertebaran ditiap sudut stasiun.
      2. Boleh mas. Nanti ditaruh aja di bawah kursi. Seingat saya, dulu saya juga pakai yang Value tapi kok ada bagasinya yah. Ditaruh di bagasi bawah bis sebelum naik.
      3. Dari itinerary itu nanti dipetakan. Kalau banyakan pakai metronya nanti pakai one day open ticket khusus untuk metro. Kalau banyak pakai subwaynya pakai Tokyo Subway Ticket yang harian. Kalau kombinasi keduanya pakai economy pass atau sekalian pakai Suica. Gambaran kasar tentang transportasi di Tokyo bisa dilihat disini http://www.japan-guide.com/e/e2017.html

       
  66. erika

    November 9, 2016 at 12:05 pm

    halo mbak Vicky, saya mau tanya mengenai transportasi khususnya subway. Saya berencana pakai tiket subway satuan, berarti harus beli tiket di setiap stasiun kan mbak?
    Nah tapi setelah search di hyperdia tarifnya kok berbeda ya? saya rencananya dari St Hatchobori
    transit di stasiun HIGASHI-GINZA lalu ke Stasiun Sengakuji. Ketika saya search dari hatchobori langsung ke Sengakuji tarifnya 280 yen, tapi kalo saya search satu2 dari hatchobori ke higashi-ginza 170 yen dan dari higashi ginza ke sengakuji 220 jadi totalnya 390 yen jatohnya lebih mahal. Itu gimana ya mbak? Mohon pencerahannya ya mbak. terima kasih.

     
    • Vicky Kurniawan

      November 9, 2016 at 7:03 pm

      Halo mbak Erika, saya tidak tahu karena apa memang terkadang beli single ride jatuhnya akan lebih mahal. Kalau boleh saya sarankan mending mbak beli Day Pass seperti Toei and Tokyo Metro One-Day Economy Pass atau sekalin beli IC Card seperti Pasmo yang berlaku selain di Tokyo juga di daerah daerah lain.

       
  67. iin

    January 17, 2017 at 4:57 pm

    Hai mbak Vicky, aku suka banget baca blog mbak, lengkap, komplit, plus dikasih link sumbernya. Aku mau tanya, bulan Mei nanti aku mau ke Jepang selama 11 hari (termasuk hari plg dan pergi, jadi full di sana cuma 9 hari), rencananya mau ke Tokyo, Osaka, Kyoto, Kobe, dan Nara. Menurut mbak lebih baik aku beli JR Pass atau tidak ya? Untuk transportasi subway selama di sana kira-kira range harganya berapa ya mbak? Terima kasih.

     
    • Vicky Kurniawan

      January 18, 2017 at 6:10 pm

      Halo mbak Iin, terima kasih sudah mampir kesini ya. Beli JR Pass atau tidak tergantung itinerary dan destinasi yang mbak inginkan. Jadi mending buat perbandingan dulu murah mana beli JR Pass dan beli ketengan. Mungkin model perhitungannya bisa seperti ini http://www.myswissalps.com/train/ticketspasses/practical/chooserailpass

       
  68. Rli

    April 28, 2017 at 9:15 pm

    Hai Mbak Vicky..
    Salam kenal. Saya mau tanya apakah mbak ada tau tempat mandi di daerah asakusa atau ueno atau dimana yah yg bs hanya numpang mandi doang. Krn sy search kebanyakan sento smua ..ada juga baru buka jam 3 sore. Pdhal saya butuhnya pagi saat sampai tokyo dari kyoto..blm bsmasuk hotel jd pgn mandi dulu. Thanks yah

     
    • Vicky Kurniawan

      May 15, 2017 at 4:21 pm

      Iya memang semua kebanyakan sento mbak. Kalau misalnya minta ijin mandi di hotel dulu gimana?. jadi sambil nitip tas minta ijin juga ke kamar mandinya. Biasanya mereka membolehkan kok. Selain itu berdasarkan pengalaman ada beberapa hotel yang membolehkan kita check inn duluan sebelum waktunya asal kamarnya udah siap.

       
  69. Nofita Dewi

    June 15, 2017 at 12:07 pm

    Hai Mba Vicky salam kenal ya.

    Mba saya mau tanya kebetulan bulan Juli tahun ini saya trip ke JP dengan AA (CGK-KLIA2-KIX (PP) yang mau saya tanyakan kebetulan saya sedang pregnant jadi inginnya tidak bingung dengan akomodasi disana, maklum ini pertama kali saya trip ke Jepang. oh iya saya sampai di KIX 13 Juli – 18 Juli, rencana saya hanya ke Osaka dan Kyoto.
    1. Apakah dari bandara untuk ke pusat kota osaka jauh? dan rencana saya tidak menggunakan JR Pass tapi Osaka day pass gitu mba.
    2. Untuk menggunakan Willer Bus, lebih enak mana ya mba dari KIX langsung Kyoto apa Osaka dahulu, dikarenakan penerbangan pulang saya harus ke KIX lagi.
    Terima kasih banyak ya mba vicky

     
    • Vicky Kurniawan

      June 17, 2017 at 9:30 pm

      Halo mbak Nofita

      1. Dari Kansai International Airport ke pusat kota Osaka kurang lebih 18 km.
      2. Kalau saya biasanya ke tujuan terjauh dulu baru merambat ke kota arah pulang. Tapi karena mbak Nofita sedang hamil perlu dipertimbangkan untuk menginap di Osaka semalam dulu baru besoknya ke Kyoto Tapi Osaka – Kyoto tidak terlalu jauh kok. Jangan naik willer naik aja shinkansen karena lebih cepat. Cuman 15 menit udah sampai. Kalau naik bis kurleb 3 jam.

       
  70. araaa

    August 3, 2017 at 9:18 am

    MB VICKY apa kabar?
    mb mau tanya
    kan kalau di Hongkong/Sing naik MRT ada pintu Exit sesuai jalan mana yang kita mau lalui

    nah kalau di Jepang, naik JR/TOEI/SUBWAY bagaimana cari tahu harus keluar di Exit mana yg terdekat dgn jalan yg kita mau tuju,, tks mb

     
    • Vicky Kurniawan

      August 16, 2017 at 10:52 am

      Nanti di Google Mapnya di perbesar aja mbak Araa. Biasanya kalau udah diperbesar kelhatan tuh jalur jalur exit dari stasiunnya. Atau kalau tidak, biasanya nanti di setiap exit ditunjukkan tempat tempat apa yang dekat dengan exit tersebut.

       
      • Dani

        August 25, 2017 at 12:03 am

        Mbak Vicky, mau tanya dong. Cara transit dari Tokyo Metro ke Subway Toei Line (atau sebaliknya) gimana ya? Apakah masih di gedung stasiun yang sama atau kita harus keluar stasiun dulu? Mohon pencerahannya. Thanks in advance

         
      • Vicky Kurniawan

        August 31, 2017 at 7:22 pm

        Itu masih dalam gedung yang sama. Jangan kuatir ikuti aja petunjuk arahnya

         

Leave a comment