RSS

Hari Ke 6 : Melbourne (Melbourne CBD & IMAX Theatre Melbourne)

13 Aug
Oleh : Vicky Kurniawan

Bis yang membawa kami dari Sydney tiba tepat jam 7 pagi di Southern Cross Terminal, salah satu stasiun kereta dan terminal bis terbesar di Melbourne. Stasiun ini merupakan pemberhentian akhir dari jaringan kereta api antar negara bagian dan kereta api antar kota serta menjadi satu dari lima stasiun yang dilewati oleh City Loop, kereta bawah tanah yang melingkari Melbourne CBD. Bukan hanya itu, tempat ini juga berfungsi sebagai terminal akhir dari bis antar negara bagian dan bis dari dan ke airport. Dengan banyaknya jalur kereta dan bis yang mampir di tempat ini, bisa dibayangkan betapa sibuk dan ruwetnya. Suasananya hampir seperti bandara. Letak strategis inilah yang membuat kami memutuskan untuk mencari hostel disekitar stasiun ini.

Southern Cross Terminal

Akomodasi di Melbourne

Selama di Melbourne, kami menginap di Nomad All Nations Backpackers. Hostel yang terletak di Spencer Street ini berjarak sekitar 350 mt dari Southern Cross terminal dan dapat ditempuh dengan 5 menit jalan kaki. Dengan harga sama seperti kamar dorm berdelapan di Sydney Central YHA yaitu sekitar AUD 40 perorang permalam, di hostel ini kita sudah mendapat satu kamar private berdua dengan kamar mandi bersama diluar. Perabotan dalam kamar sangat minimalis, hanya satu tempat tidur bertingkat, satu kursi dan satu pemanas ruangan. Untungnya disediakan juga satu tempat sampah :).

Resepsionis Hostel (Atas), Bagian Depan Hostel (Kanan Bawah), Kamar Private Berdua (Kiri Bawah)

Secara keseluruhan dibandingkan dengan Sydney Central YHA, fasilitas hostel ini  memang tidak terlalu lengkap. Beras, pasta, kopi dan teh tersedia gratis tapi untuk panci dan alat-alat memasak (kecuali piring, mangkuk dan garpu) harus meminjam dulu di resepsionis dengan meninggalkan deposit uang sekedarnya. Begitu juga bila ingin meminjam alat-alat permainan seperti monopoli atau scrabble.  Sebenarnya malas juga harus bolak-balik ke resepsionis hanya untuk pinjam panci dan wajan. Satu lagi rice cooker tidak tersedia disini jadi kita pakai cara lama pakai kukusan :).

Pemandangan Dari Jendela Kamar

Di hostel ini aura backpackersnya sangat terasa, maklum mayoritas penghuninya adalah anak muda. Kalau di Sydney Central YHA masih sering dijumpai pasangan tua atau paruh baya, disini hampir 95% anak muda. Tidak heran kalau suasananya sangat ramai khususnya malam hari. Terkadang kalau terlalu bising dengan mereka, kami berdua makan di kamar sambil melihat pemandangan lalu lintas lewat jendela. Bagi anak muda atau pasangan muda, hostel ini bisalah direkomendasikan karena harganya yang murah dan letaknya yang sangat strategis. Tapi bila berpergian dengan keluarga atau orang tua lebih baik tidak menginap disini karena tidak tersedia lift dan suasananya yang “anak muda” banget. Website resmi Nomad All Nations Backpackers dapat diklik disini dan lokasinya dapat dilihat pada peta dibawah ini.

Flinders Street Station

Karena belum boleh check inn, kami menitipkan backpack dulu di hostel dan masak sekedarnya untuk sarapan. Sehabis sarapan jam 8 tepat, karena shuttle bus dan trem gratis belum beroperasi, kami mulai jalan kaki menyusuri Flinders Street menuju stasiun kereta api paling terkenal di Melbourne. Flinders Street Station yang mulai dibuka secara resmi pada tahun 1910 bukan hanya berfungsi sebagai stasiun tetapi juga sebagai simbol budaya dan salah satu landmark terpenting di Melbourne. Dibangun dengan gaya French Renaissance dengan kubah besar dan menara jam yang tinggi, stasiun yang indah ini mengingatkan saya pada stasiun Hogwart Ekspress yang kerap muncul di film Harry Potter. Bukan hanya bagian luarnya yang terlihat kuno, bagian dalamnya pun tetap dipertahankan keasliannya walaupun disana sini sudah ditambah dengan beberapa alat modern seperti eskalator. Di siang hari stasiun ini sudah terlihat sangat cantik, tapi di malam hari kecantikannya lebih terasa ketika semua lampu sorot mengarah padanya. Dari Flinders Street Station kami melanjutkan perjalanan menuju Federation Square yang terletak persis di seberangnya.

Bagian Luar dan Dalam Flinder Street Station

Federation Square

Berfungsi sebagai “alun-alun” kota Melbourne, Federation Square atau yang dikenal sebagai Fed Square ditempati oleh bangunan unik (beberapa artikel malah menyebut bangunan Tourist Attraction terburuk sedunia) yang menjadi kantor bagi beberapa institusi antara lain :

Melbourne Visitor Centre, terletak di bawah tanah, gedung ini berfungsi sebagai tourist information centre dan tempat pemesanan berbagai macam tur dari yang murah sampai yang mahal. Selain itu berbagai peta gratis dan macam-macam leaflet informasi wisata juga banyak tersedia. Di tempat ini pula kami membeli paket tur Great Ocean Road untuk keesokan harinya. Waktu itu kami meminta petugas Visitor Centre untuk mencarikan paket tur termurah. Dari hasil pencarian di internet yang termurah sekitar AUD 99 perorang tapi disini kami bisa dapat AUD 90. Lumayanlah !.

Melbourne Visitor Centre

Ian Potter Centre : National Gallery of Victoria Australia, galeri ini banyak menyimpan berbagai koleksi lukisan, foto, ukiran , perhiasan, dan gambar-gambar khas Australia. Bila ingin melihat karya yang lebih otentik di lantai atas terdapat koleksi lukisan karya seniman-seniman Aborigin dari abad ke 19. National Gallery of Victoria Australia ini buka dari jam 10 pagi sampai jam 5 sore dari Selasa sampai Minggu dengan tiket masuk gratis.

Gedung Ian Pottery Centre : NGVA

Australian Centre for the Moving Image, ACMI bertujuan untuk memberikan edukasi sekaligus hiburan. Di dalam gedung ini banyak sekali games dan film yang bisa dimainkan dan ditonton. Salah satu exbition yang menarik dan gratis di tempat ini adalah Screen Worlds, dimana kita bisa membuat adegan peluru ala Matrix dengan diri kita sebagai aktornya. Mereka bahkan membolehkan menyimpan video yang telah kita buat.

Gedung ACMI

Ditengah alun-alun ini juga terdapat layar raksasa yang sering digunakan sebagai NOBAR secara langsung event-event olahraga terkenal seperti : Grand Final AFL (football), FIFA World Cup (soccer) atau Australian Open (tennis). Tur gratis mengelilingi Federation Square diselenggarakan dari hari Minggu sampai Senin jam 11 pagi dengan durasi waktu 1 jam. Rute jalan kaki dari Southern Cross Terminal sampai Federation Square tergambar pada peta di bawah ini.

Sedangkan Federation Square dan gedung-gedung didalamnya dapat dilihat pada peta di bawah ini

Free Melbourne City Tourist Shuttle

Dalam hal transportasi, Melbourne jauh lebih murah hati dibandingkan Sydney. Kota ini menyediakan 2 macam transportasi gratis untuk mengelilingi CBD-nya. Satu diantaranya menggunakan bis yang disebut Free Melbourne City Tourist Shuttle. Bis ini memerlukan waktu 90 menit untuk mengelilingi Melbourne CBD dengan 13 pemberhentian yang cukup menarik bagi turis. Berangkat setiap 30 menit sekali dari pukul 9.30 am sampai 04.30 pm (pemberangkatan terakhir jam 03.45pm), bis ini sangat bermanfaat untuk menghemat biaya transportasi.  Rute dan informasi mengenai Shuttle Bus gratis ini dapat didownload disini.

Bis Free Melbourne City Tourist Shuttle, Rambu Berwarna Hitam Putih Menandakan Tempat Pemberhentian Bis Ini

Jadi setelah menjelajahi Federation Square, kami siap menjelajah kota dengan menggunakan Free Shuttle Bus. Pemberhentian terdekat terletak di depan katedral St. Paul yang terletak persis diseberang Fed Square. Beberapa pemberhentian yang kami jelajahi hari ini antara lain :

a). Fitzroy Gardens

Dari pemberhentian 3 (Sports Precint) kami berjalan sedikit kearah Fitzroy Gardens, salah satu taman terindah di Melbourne. Dinamai sesuai dengan nama Governor of New South Wales dan Governor-General of the Australian Colonies, Sir Charles Augustus Fitzroy, taman yang berusia 150 tahun ini memang memberikan kesejukan tersendiri. Didalam taman seluas 26 hektar ini terdapat Cooks’ Cottage (buka setiap hari dari jam 9 pagi – 5 Sore, dengan tiket AUD 5), merupakan rumah masa kecil Captain Cook yang secara sukses telah dibongkar dan dikapalkan dari Yokshire, Inggris untuk dibangun kembali di taman ini pada tahun 1934. Pondok bertingkat dua ini pada dasarnya adalah sebuah museum mengenai kehidupan James Cook, perjalanannya yang luar biasa menuju Australia dan cerita tentang kematiannya yang tragis. Seperti Susannah Place Museum di Sydney, didalamnya juga terdapat berbagai perabotan dari abad ke 18. Bukan itu saja, bahkan taman di luar pondok ini juga ditanami tumbuh-tumbuhan dan tanaman obat yang sering digunakan pada masa itu.

Captain Cook’s Cottage Dari Luar dan Dalam

Didekat Cooks’ Cottage terdapat Fairies’ Tree, sebuah pohon mati yang dibatangnya terdapat ukiran peri, orang kerdil, kurcaci, koala, rubah terbang dan berbagai binatang dan burung khas Australia. Dibuat oleh Ola Cohn pada tahun 1932, sepintas memang tidak ada yang istimewa dari pohon ini kecuali bahwa pohon ini telah berusia 300 tahun dan setelah pohon ini mati, harus dicabut dari akarnya untuk dicelup ke bahan kimia tertentu sebagai penunda pengeroposan.

The Fairy Tree dan Ukiran-Ukirannya

Dekat sekali dengan pohon Fairies’ Tree terdapat Tudor Village, sebuah miniatur desa Inggris pada masa Tudor yang dibangun oleh Edgar Wilson sebagai tanda terima kasih atas bantuan makanan dari warga Melbourne buat Inggris selama perang dunia ke 2. Kampung Tudor ini terdiri dari kumpulan berbagai macam cottage seperti gereja, sekolah, hotel, kandang dan beberapa fasilitas umum. Ada juga model rumah Shakespeare dan istrinya Anne Hathaway.

Tudor Village

b). Parliament House

Setelah puas menikmati keindahan Fitzroy Gardens dengan jajaran pohon Elm-nya, kami berjalan kaki menuju pemberhentian no 4 : Chinatown Precint. Diantara Fitzroy Garden dan pemberhentian ini terdapat gedung Parlemen yang biasa disebut Parliament House. Sudah menjadi gedung parlemen dari tahun 1855 bisa dibayangkan betapa tuanya gedung ini. Tapi seperti banyak bangunan tua di Melbourne kondisinya masih sangat bagus dan terawat. Cocok sekali dijadikan obyek foto. Bila ingin tahu keadaan dalamnya bisa mengikuti setengah jam tur gratis yang diadakan setiap satu jam sekali dari jam 09.30 sampai 15.45, hari Senin sampai Jum’at pada saat parlemen dalam masa reses.Untuk mengetahui kapan masa reses (not sitting day) bisa dicek Parliament Calendar yang berada di website ini.

Parliament House Melbourne Dari Luar dan Dalam

Dari Parliament House kami jalan kaki menuju pemberhentian no.4 yang terletak di Exhibition Street. Peta naik bis dan jalan kaki dari Fed Squre → Pemberhentian No. 3 → Fitzroy Gardens → Parliament House → Pemberhentian no.4 dapat dilihat di bawah ini.

Garis Merah adalah Rute Bis, Garis Biru adalah Rute Jalan Kaki

c). The Shrine dan Royal Botanic Garden

Dari pemberhentian no.4 kami naik bis gratis keliling kota menuju pemberhentian no. 13 : The Shrine and Royal Botanic Garden. Berhenti tepat disebelah Shrine of Remembrance, monumen ini merupakan tempat pertama yang kami jelajahi. Sepintas berbentuk seperti kuil Parthenon di Athena, Yunani, monumen ini dibangun sebagai tempat peringatan perang bagi banyak Victorian yang telah mengorbankan nyawanya dalam Perang Dunia I. Walaupun demikian, dikemudian hari juga dibangun monumen peringatan bagi korban Perang Dunia II disekitar tempat ini. Dibagian luar kuil terdapat api Eternal Flame yang tetap menyala dalam kondisi dan cuaca apapun. Terdapat juga Gallery of Medals, tembok sepanjang 40 meter yang ditempeli sekitar 4000 medali. Tiap medali mewakili 100 orang Victorian yang telah mengabdikan hidupnya dalam perang dan menjaga perdamaian.

Dibagian dalam kuil terdapat Sanctuary yang ditengahnya terdapat batu marmer bertuliskan “Greater Love Hath No Man”, istimewanya setiap tanggal 11 November tepat jam 11 pagi sinar matahari akan mengarah langsung menerangi tulisan LOVE lewat lubang di langit-langitnya. Tapi sekarang mereka menggunakan kaca untuk memantulkan sinar matahari sehingga tidak perlu menunggu setahun sekali untuk melihat sinar matahari ke tulisan itu. Untuk mengetahui lebih jauh sejarah tempat ini, kita bisa mengikuti Free Guided Tours setiap hari yang diadakan tiap jam 11 pagi dan 2 sore bermula dari Visitor Centre.

The Sanctuary

Dari monumen Shrine Of Remembrance, kami melanjutkan perjalanan menjelajahi Royal Botanic Garden. Didalam taman ini sebenarnya ada dua tempat yang menarik perhatian. Pertama, Government House. Seperti juga di Sydney, Government House of Victoria juga terletak dalam lingkungan Royal Botanic Garden. Hanya bedanya tidak ada tur gratis untuk menjelajahi tempat ini. Government House of Victoria hanya dibuka untuk umum secara gratis setahun sekali pada tanggal 26 Januari saat Australian Day. Hari itu semua warga negara bagian Victoria dan pengunjung (wisatawan) diijinkan untuk berpiknik di taman dan masuk ke dalam rumah. Di hari-hari lain kunjungan ke tempat ini harus melalui tour guide berbayar yang umumnya dijadikan satu dengan kunjungan ke La Trobe’s Cottage. Itupun harus berupa Group Tours dan bukan perorangan. Biaya untuk group tours ke kedua tempat ini AUD 15.

Melbourne Government House dan Antrian Masuk Pengunjung Pada Saat Australian Day (Photo By : Wikipedia)

Kedua, La Trobe’s Cottage. Merupakan rumah dari Charles Joseph La Trobe, Gubernur pertama negara bagian Victoria.  Pertamakali dibangun tahun 1839 (lebih tua dari Government House), rumah ini menjadi sangat istimewa karena merupakan salah satu rumah tertua di Melbourne. Tiket masuk AUD 5 dan buka setiap hari Minggu jam 2- 4 sore (pada bulan Oktober – Mei) dan Minggu terakhir saja ( pada bulan Juni-September).

La Trobe’s Cottage

Setelah puas menjelajahi Shrine of Remembrance dan Royal Botanic Garden, kami kembali ke pemberhentian no. 13 menunggu shuttle bis gratis menuju pemberhentian 2 di Federal Square. Peta pemberhentian no 13 dapat dilihat di bawah ini.

Garis Merah adalah Rute Bis, Sedangkan Nomor 13 Menunjukkan Tempat Pemberhentian

City Circle Tram

Berhenti di Federation Square, kami mencoba moda transportasi gratis kedua yaitu City Circle Tram. Kalau yang tadi berbentuk bis, yang ini bentuknya trem kuno yang jalannya lebih lambat dengan rute yang berbeda. Rute dan jadwal trem gratis dapat didownload dari link ini. City Cirle Tram beroperasi dari jam 10 pagi sampai jam 6 sore pada hari Minggu sampai Rabu dan dari jam 10 pagi sampai jam 9 malam dari hari Selasa sampai Sabtu. Pemberhentiannya cukup banyak terutama beberapa tempat yang tidak dijangkau oleh Shuttle Bus gratis. Salah satu pemberhentian yang kami jelajahi menggunakan trem ini adalah Melbourne Central.

Bagian Luar dan Dalam Trem

Melbourne Central adalah kompleks pusat perbelanjaan, kantor dan transportasi hub terbesar di Melbourne. Termasuk didalamnya adalah Melbourne Central Shopping Centre, Melbourne Central Railway Station (yang merupakan salah satu bagian dari City Loop) dan menara perkantoran setinggi 211 mt. Beberapa hal yang menarik di tempat ini antara lain :

a). Coop’s Shot Tower

Terletak di ground level, menara 9 tingkat setinggi 50 meter ini merupakan titik pusat Melbourne Central. Selesai dibangun pada tahun 1888 dengan fungsinya sebagai pabrik amunisi, menara ini masuk dalam daftar National Trust Building dan merupakan bangunan tertinggi di Melbourne saat itu. Untuk melindunginya, pada tahun 1991 diatasnya dibangun sebuah kubah raksasa terbuat dari kaca berbentuk contong es krim terbalik yang disebut “Magic Cone”.

Menara Coop’s Shoot Tower dan Magic Cone-nya

Didalam Coop’s Shot Tower level 2 dibuka sebuah museum bernama The Shot Tower Museum yang terletak di bagian belakang toko R.M. William Shop. Masuklah ke bagian dalam toko bila ingin mengunjungi museum ini. Dengan tiket masuk gratis, museum kecil ini menceritakan sejarah Shot Tower dan keadaan Melbourne pada saat itu. Disamping dengan cara yang konvensional menggunakan foto, mereka juga menampilkan informasi dengan cara yang menarik yaitu menggunakan teknologi gerak. Jadi didepan sebuah televisi kita tinggal melambai-lambaikan tangan untuk mengaktifkan point-point menarik di layar.

b). The Marionette Fob Watch

Terletak di level 1 dekat dengan jalan exit menuju La Trobe Street, jam Seiko raksasa seberat 2 ton ini sebenarnya hanyalah jam biasa. Keistimewaannya terletak pada dentangnya, setiap jam pada saat berdentang bagian bawahnya akan bergerak turun secara mekanik mengeluarkan ‘panggung kecil’ tempat dua orang peniup seruling dan pemain biola duduk berputar-putar menyanyikan lagu Waltzing Mathilda ditemani burung-burung yang berkicau dan bergerak maju mundur mengepak-ngepakkan sayapnya. Dulunya jam ini digantung dengan rantai emas dan diturunkan ketika gedung mengalami renovasi. Tetapi sejak saat itu tidak pernah digantung kembali di tempat semula melainkan ditempelkan di dinding. Pertunjukkan kecil ini memakan waktu sekitar 5 menit.

The Marionette Fob Watch

C). The Vertical Garden

Masih disekitar Coop Shot’s Tower, terdapat sebuah taman gantung yang dibuat oleh Patrick Blanc seorang botanis terkenal asal Perancis. Patrick adalah ahli menempel gedung dengan tanaman yang hasil karyanya sudah banyak dipajang di berbagai gedung terkenal dunia salah satunya di Siam Paragon Shopping Center Bangkok dan Caixa Forum di Madrid. Sayangnya taman vertikal yang di Melbourne Central ini tidak terlalu besar. Berbentuk seperti lukisan tumbuhan, vertical garden ini hanya sebesar satu lantai saja dan hebatnya tumbuhan-tumbuhan ini ditanam tanpa menggunakan tanah sama sekali.

The Vertical Gardens

Setelah puas menjelajahi Melbourne Central, kami naik City Circle Tram lagi menuju hostel. Enaknya tram ini berhenti tepat di halte depan hostel. Setelah check-in dan memasukkan barang ke kamar, kami masak untuk makan siang yang tertunda. Di Melbourne Central tadi sebenarnya perut sudah melilit minta diisi, tapi demi penghematan, belanja bahan saja di supermarket dan masak di hostel. Ada satu hal yang menarik saat belanja di salah satu supermarket besar di Melbourne Central. Pada saat akan membayar, kasir supermarketnya ternyata hanya ada 5 orang, yang 10 deret lagi berupa mesin kasir self-service dimana kita bisa mengscan sendiri barcode barang-barang belanjaan dan membayar sendiri total belanja dengan menyelipkan uang atau menggesekkan kartu langganan ke mesin tersebut. Dibutuhkan kejujuran yang besar untuk mengoperasikan mesin ini, karena bisa saja kita tidak mengscan barang toh tidak ada petugas yang khusus mengawasi. Salut banget sama supermarket yang menerapkan mesin model begini dan salut juga untuk warga Melbourne yang dengan tertib mengscan belanjaannya satu persatu. Rute naik trem dari Federation Square → Melbourne Central → Hostel dapat dilihat pada peta ini.

Jalur Merah Tua adalah Jalur Trem dengan Titik Bundar Putih Menunjukkan Tempat Pemberhentian

IMAX Theatre Melbourne

Setelah makan, mandi dan istirahat sejenak, kami berencana menonton film di Imax Theatre Melbourne yang berada satu kompleks dengan Melbourne Museum dan Royal Exhibition Building di Carlton Gardens. Sebenarnya tempat ini paling gampang dicapai dengan Shuttle Bus gratis, tapi karena hari sudah sore dan shuttle bus gratis sudah berhenti beroperasi maka sebagai gantinya dari depan hostel kami naik tram gratis turun di perempatan Exhbition Street dan La Trobe serta jalan kaki sedikit menyusuri Rathdowne Street. Peta naik trem dan jalan kaki dapat dilihat dibawah ini.

Dengan layar ketiga terbesar di dunia (layar terbesar pertama berada di Sydney Imax), Imax Theatre Melbourne merupakan tempat wajib kunjung bagi movie freaks. Layar 3D-nya berukuran 32 mt x 23 mt ditambah efek suara yang yahud rasanya seperti kita sendiri yang jadi bintang filmnya :).  Biasanya semakin lebar layarnya akan semakin menurun kualitas gambarnya. Tapi disini hal tersebut tidak terjadi karena mereka menggunakan format film khusus untuk layar superbesar sehingga ketajaman dan kejernihan gambar tetap terlihat sempurna

.

Kebiasaan nonton di Indonesia selalu bawa camilan atau minuman, tapi disini sama sekali tidak berani tengok-tengok karena untuk satu paket pop corn dan minuman harganya UD 10. Kalau dikurs hampir 100 ribuan tuh. Sekali lagi demi penghematan hanya ngiler aja, untung filmnya langsung main dan tidak pakai iklan sama sekali :). Jam tayang, jenis film dan harga tiket Imax Theatre Melbourne dapat diakses di sini. Pulang dari nonton sekitar jam 20.30, keadaan sekitarnya sudah sepi hampir tidak ada tram dan bis lalu lalang. Daripada bingung cari angkot akhirnya kami memutuskan jalan kaki saja, hitung-hitung sambil menikmati suasana malam kota Melbourne. Dari Rathdowne Street jalan terus ke arah utara menuju Exhibition Street. Di ujung jalan ini tinggal belok ke arah barat dan jalan lurus sepanjang Flinder Street. Jangan kuatir nyasar disini, karena penunjuk jalan sangat jelas apalagi jalannya juga tidak ruwet. Peta jalan kaki dari Imax Theatre Melbourne menuju hotel dapat dilihat dibawah ini.

Garis Biru merupakan Rute Jalan Kaki Kembali ke Hostel

Di depan Flinder Street Station sempat berhenti sebentar untuk menikmati keindahan stasiun kereta ini diwaktu malam. Kalau lapar, didepan stasiun ada toko Walker’s Doughnuts yang menjual donat hangat seharga AUD 1. Lumayan buat mengganjal perut. Hari ini cukup banyak penghematan yang bisa dilakukan karena dengan bis dan trem gratis kami bisa jalan-jalan keliling kota tanpa mengeluarkan uang sepeserpun untuk transport. Lumayan juga :).

Tempat Makan Donat Hot Jam (Atas), Flinders Street Station Diwaktu Malam (Bawah)

Biaya Hari Ke-6

 
28 Comments

Posted by on August 13, 2012 in Australia, Melbourne

 

Tags: , , , , , , , ,

28 responses to “Hari Ke 6 : Melbourne (Melbourne CBD & IMAX Theatre Melbourne)

  1. mila said

    August 14, 2012 at 9:02 am

    detil bgt mba, sampe jajan donat masuk ke budget hihihiy….

     
    • aremaronny

      August 14, 2012 at 10:07 am

      Ha ha ha..sebenarnya ngasih ke pemusik jalanan juga termasuk yah..:)

       
  2. Rini Raharjanti

    August 14, 2012 at 11:31 am

    Mbak Vicky, aku setuju banget sama Mila, detail banget!!!!
    Thanks banget informasinya mbak. Ada rencana mau ke Melbourne beberapa bulan ke depan, jadi udah aku bookmark postingan ini 😀
    Thanks for sharingggg!!!

     
    • aremaronny

      August 15, 2012 at 12:28 pm

      Wahhhh ada mbak Rini di blog saya 🙂 jadi semakin semangat menulis lanjutannya nih :). Thank’s ya..

       
    • aremaronny

      August 15, 2012 at 12:37 pm

      Thank you for making my blog as your footmark. really apreciate it very much 🙂

       
  3. merry go round

    August 20, 2012 at 5:28 pm

    Muahal juga ya biaya hidup di Melbourne. Hostel sehari bisa sampai 400ribu ;((

     
    • aremaronny

      August 20, 2012 at 9:12 pm

      Halo ocha..itu untuk sekamar private berdua , kalau yang dorm mungkin lebih murah lagi 🙂

       
  4. yuza

    August 27, 2012 at 11:12 pm

    wow…. detail sungguh :)… amat membantu sesiapa saja yg butuh bantuan mu…

     
    • aremaronny

      August 28, 2012 at 7:17 am

      Halo Yuza..Selamat Hari Raya Idul Fitri ya..mohon maaf lahir dan batin

       
  5. Edo

    August 29, 2012 at 10:00 am

    keren .. teruskan perjuanganmu mbak .. misal diberi rejeki akan kutiru wkwkwk ..

     
    • aremaronny

      August 30, 2012 at 11:07 am

      he he thank’s Edo..iya nih butuh perjuangan berat untuk menuliskan kembali suatu perjalanan..

       
  6. nila

    September 5, 2012 at 1:27 pm

    bagus banget perinciannya sungguh mendetail, membantu sekaliiiiiiii tq

     
    • aremaronny

      September 14, 2012 at 7:25 am

      Terima kasih Mbak Nila 🙂

       
  7. search engine marketing

    September 10, 2012 at 8:59 am

    Winter itu sangat menyiksa, buat saya, 20 derajat itu udah dingin, nah gimana ceritanya kalo saban pagi dikasih 1 derajat, beeuhhh bangun dari tempat tidur itu susyahnya ampun2an deh. jam 9 pagi suasananya kaya jam 4 subuh, apalagi kalo ditambah hujan dan badai, seharian selimutan di tempat tidur sambil ‘mengoptimalkan’ penggunaan bandwidth adalah hal paling nikmat sejagad raya. Perjuangan terberat adalah bangun dari tempat tidur dan mandi, sesudahnya sih biasa aja, apalagi kalo dibawa jalan. Lucunya, selama disini, terutama pas winter, saya ga pernah sehari pun pilek. Kalo jamannya di rumah dulu, pilek itu langganan at least 2 bulan sekali pake demam segala, dan setiap pagi selalu marathon hhhhaaatttssyyyiii at least 20 kali, ngabisin bergulung2 tissue. Disini …. none, ga pernah sama sekali. Apa karena udaranya bersih dan bebas polusi yah ? ga ngerti juga sih.

     
    • aremaronny

      September 14, 2012 at 7:43 am

      Ha ha thanks banget atas sharingnya ya..at least dari baca ceritanya sudah bisa merasakan bagaimana dinginnya musim dingin di Melbourne..

       
  8. asambackpacker01

    September 14, 2014 at 3:20 am

    Mudahan bisa napak tilas jejak mbak Vicky di Sidney dan Melbourne. Sambil memanfaatkan visa multiple entry Australia saya yang berlaku sampai 2017. Haha. Tulisan mbak informatif sekali. TOP BGT

     
    • aremaronny

      September 14, 2014 at 6:29 am

      Terima kasih sudah mampir kesini…

       
  9. juwita

    April 6, 2015 at 8:58 pm

    Hi mbk vicky.. tulisan mbk vicky bener2 buat ak semangat dan gk sabaran pengen traveling ! Rencana mau ikutin exactly itinerary mbk vicky, krna ini adalah trip solo perdanaku, sebelumnya pernah ke singapore sm temen2… mau belajar mandiri hihihi… tapi masih ngumpulin document2 tertunda buat ngurus visa,. Aku bisa minta contoh itinerary yg mbk vicky cantumin di pengajuan visa gak… ud ngajuin cuti buat 7 hari bulan mei ini… juwita.dk@gmail.com much appreciate… and also aku kan kebetulan punya banyak temen di ausie, apa berpengaruh sm keberhasilan visa kalo ak cantumin sebanyak2nya, dan apa embassy akan minta proove kalo kami bner2 berteman ? Maaf banyak tanya.. hehe

     
    • Vicky Kurniawan

      April 7, 2015 at 12:45 pm

      Halo mbak Juwita..untuk visa Australia tidak diperlukan itin yang detai kok. Waktu itu saya hanya mencatumkan Sydney (tanggal), Canberra (Tanggal) dan Melbourne (Tanggal) gitu aja. Teman tidak menjamin visanya disetujui mbak. Jadi cantumkan seperlunya saja.

       
  10. Renny

    April 16, 2016 at 6:10 pm

    mbak, itu free shuttle bus melbourne free y, kenapa pas saya cek di website malah tulis 2 days packages kena aud 10

     
    • Vicky Kurniawan

      April 18, 2016 at 11:00 am

      Halo mbak Renny..waktu itu saya naik bis merah ini free mbak. Sekarang sepertinya bayar. Mungkin yang free sekarang yang Melbourne City Tourist Shuttle dengan bis warna hijau dan bertuliskan Tourist Shuttle (yang merah berbayar itu bertuliskan Visitor Shuttle). Linknya ada disini http://goaustralia.about.com/od/melbournesightseeing/ss/freetouristbus.htm. Untuk memastikan nanti sebelum naik tanya dulu di tourist information services di Federation Square dan jangan lupa update infonya disini yah..

       
  11. Dina

    May 26, 2016 at 2:23 pm

    Informasinya bermanfaat dan akurat sekali

     
    • Vicky Kurniawan

      May 27, 2016 at 5:46 pm

      Terima kasih sudah mampir ya mbak Dina..

       
  12. eretnodewati

    November 16, 2017 at 9:56 am

    mbak, per september 2017 free shuttle bus nya udah closed … meweek

     
    • Vicky Kurniawan

      December 1, 2017 at 1:27 pm

      Hah benerkah ? thanks atas update infonya ya retno..

       
  13. Cynthia

    February 26, 2018 at 8:56 am

    Terimakasih banyak ya Mbak Vicky buat semua info2nya…bermanfaat banget, dan…. ketawa terus kalo baca tulisannya Mbak Vicky..krn nulisnya penuh suasana segarrr 🙂

     
    • Vicky Kurniawan

      February 28, 2018 at 10:23 am

      Terima kasih juga jarena udah mampir kesini ya mbak Cynthia

       

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

 
%d bloggers like this: