Oleh : Vicky Kurniawan
Bangun pagi-pagi, badan mulai terasa tidak enak. Wah, jangan-jangan ketularan suami saya nih !. Buru-buru minum vitamin dan obat flu (minum obatnya ngawur aja, padahal belum tentu flu). Bener juga, sehabis mandi malah pengennya meringkuk di tempat tidur sambil selimutan. But the show must go on, sebelum terlanjur males, cepat-cepat siap-siap untuk cabut ke tujuan berikutnya.
Fort Rotterdam & Museum La Galigo
Tujuan pertama saya hari ini adalah benteng paling terkenal di Makassar yaitu Fort Rotterdam. Berjarak 15 menit jalan santai dari hostel (sekitar 600 mt), benteng ini sangat mudah dikenali dari arsitektur gedungnya yang serba kemerahan dan bernuansa ‘Belanda’. Rute jalan kaki dari hostel menuju benteng dimulai dariĀ Jln. Jampea – Jln. Ahmad Yani – Jln. Riburrane – Jln. Ujung Pandang. Jam buka benteng adalah jam 08.00 – 15.30, tidak ada tiket masuk hanya pada saat mengisi buku tamu diharapkan pengunjung memberi donasi sesukanya.Benteng ini dulunya adalah milik kerajaan Gowa-Tallo, tapi waktu itu konstruksinya terbuat dari batu padas dan tanah liat dan berbentuk seperti seekor penyu yang hendak merangkak turun ke lautan. Dari segi bentuknya sangat jelas filosofi Kerajaan Gowa, bahwa penyu dapat hidup di darat maupun di laut. Begitu pun dengan Kerajaan Gowa yang berjaya di daratan maupun di lautan. Read the rest of this entry »