RSS

Hari Ke 7 : Melbourne (Great Ocean Road)

19 Sep

Oleh : Vicky Kurniawan

Hari ini akan kami habiskan untuk mengikuti program One Day Tour ke Great Ocean Road. Menurut jadwal, kami akan dijemput jam 07.15 di depan Pensione Hotel yang berjarak hanya sekitar 35 meter dari Hostel. Jadilah jam 06.00 pagi sudah mandi dan turun untuk sarapan, brrrr…hawa yang begitu dingin sebenarnya bikin enggan untuk mandi. Tapi dasar manusia tropis yang punya kebiasaan mandi 2 kali sehari, tetap saja kurang afdol rasanya kalau belum mandi. Saat di ruang makan ternyata banyak para penghuni hostel yang sudah bangun dan ramai-ramai memasak. Kagum juga liat para bule ini makan, serba cepat dan praktis. Makan Sandwich dan salad dingin dari kulkas terus minum susu glek-glek, cuci piring cepat-cepat dan langsung pergi. Mungkin tidak sampai 10 menit. Tidak seperti kita yang masih nunggu nasi matang, goreng telur, bikin mie dan teh hangat..he he ribet banget.

Great Ocean Road (Photo By : Mr. Kyeong Woo Kim)

Selesai sarapan, jalan pelan-pelan ke depan Pensione Hotel dan menunggu dalam dingin sambil melihat orang lalu lalang di pagi hari. Sempat deg-degan juga karena setelah lewat jam yang telah ditentukan minivannya belum muncul juga. Maklum untuk ikutan tur ini kami mesti merogoh kocek agak dalam (sekitar 800 ribuan) itupun waktu pesan di Visitor Centre Federation Square pakai embel-embel minta tur yang paling murah. Akhirnya jam 07.30 vannya datang juga, setelah menjemput di tiga tempat lagi maka mulailah perjalanan kami menyusuri jalan-jalan Great Ocean Road.

Peta Jalan Kaki dari Hostel ke Pensione Hotel

Great Ocean Road adalah sebuah jalan sejauh 243 km yang melingkar bagai sabuk menyusuri Benua Australia bagian Selatan, berawal dari kota Torquay dan berakhir di kota Warrnambool. Tapi yang saya jelajahi hari ini tidak sampai sejauh itu. Perjalanan akan diawali dari Melbourne sampai London Bridge yang berada di seputaran kota Port Campbell, kemudian naik kembali ke atas, berhenti di Colac untuk makan malam sebelum kembali lagi ke Melbourne. Perjalanannya sendiri akan memakan waktu 7 jam dengan jarak tempuh 511 km sehingga waktu 13 jam yang disediakan separuhnya akan habis diperjalanan. Great Ocean Road ini menjadi area wajib kunjung karena pemandangan alamnya yang indah. Selain pantai, kita juga akan disuguhi daerah pedesaan, peternakan dan hutan-hutan Australia yang didominasi oleh pohon-pohon berkayu keras seperti Ekaliptus. Selain itu karena dibangun oleh para tentara Australia yang baru pulang dari Perang Dunia I, jalan ini juga menjadi War Memorial terbesar di dunia. Dengan pembangunan selama 13 tahun sungguh tidak gampang membangun jalan di area yang berbukit-bukit menembus hutan. Apalagi pada saat itu peralatan belum secanggih sekarang dan cuaca di Otway yang selalu didominasi oleh hujan dan hujan. Tapi sampai sekarangpun setelah 80 tahun jalan tersebut masih bagus dan terawat walaupun selama kurun waktu tersebut banyak sekali ancaman-ancaman bagi keutuhannya (seperti badai, tanah longsor dan kebakaran).

Peta Jalur Tur Great Ocean Road

Dalam day tour ini, kita akan berhenti di beberapa tempat yang menurut Mr. Simon (guide merangkap sopir dan bagian konsumsi) sangat menarik. Berhentinya pun tidak lama hanya sekitar 15 menit, pemberhentian paling lama 45 menit hanya terjadi dua kali yaitu di Apollo Bay dan Twelve Apostles, satu tempat yang menjadi highlight dari keseluruhan tur ini. Bagi kami sih 15 menit memang hanya cukup untuk antri buang air kecil di kamar mandi sebelum kemudian jalan cepat-cepat berusaha menyamai langkah para bule teman seperjalanan yang kakinya panjang-panjang. Kesannya sih memang tergesa-gesa, tapi mau bagaimana lagi. Dengan pemberhentian yang cepatpun kami sampai di hostel sudah jam 9 malam. Sebenarnya kalau mau santai dan punya banyak waktu, bisa sewa mobil sendiri dan menyusuri Great Ocean Road selama 2 atau 3 hari jadi tidak kejar tayang seperti kami :). Kalau tidak ingin naik mobil, bisa jalan kaki menyusuri Great Ocean Walk sebuah walking track sejauh 104 km yang dimulai dari Apollo Bay dan berakhir di Glenample Homestead yang berlokasi dekat dengan Twelve Apostles. Lebih lanjut tentang Great Ocean Walk dapat dilihat di sini.

Bells Beach

Pemberhentian pertama kami adalah Bells Beach yang berjarak sekitar 2 jam dari Melbourne. Bagi penggemar surfing, nama pantai ini tentu sudah tidak asing lagi karena tiap tahun disini selalu digelar lomba surfing tertua sedunia yaitu The Rip Curl Pro Surf & Music Festival. Mulai digelar dari tahun 1961 lomba ini secara rutin diadakan tiap tahun. Bahkan bila cuaca dan kondisi di Bells Beach tidak memungkinkan, lomba akan dipindahkan ke pantai-pantai disekitarnya. Sayang pada saat kami kesana, lomba surfingnya sudah berakhir dan pantainya masih tertutup untuk umum karena panggung-panggung masih harus dibongkar dan kawasan pantai akan dibersihkan. Jadi kalau biasanya snack pagi diberikan di tempat ini sekarang akan dipindahkan ke tempat pemberhentian berikutnya yaitu di kota Anglesea.

Bells Beach (Photo By : Beachwiki.org)

Anglesea

Kota kecil yang kerap menjadi tempat berlibur bagi warga Melbourne ini terkenal dengan pasar Minggu yang biasanya digelar dipinggir sungai Anglesea (Anglesea River Bank). Di tempat ini pula Mr. Simon mulai mengeluarkan snack pagi yang terdiri dari kopi, teh dan cookies dan kami diberi kesempatan selama 30 menit untuk makan-makan dan berfoto. Sungguh nikmat minum teh hangat ditengah hawa yang dingin sambil mengamati sungai Anglesea. Ngobrol-ngobrol dengan sesama peserta tur, tidak dinyana ada yang tinggal satu hostel dengan kita. Sho Goto, seorang pemuda Jepang yang sedang menjalani Working Holiday di Australia. Jadilah kita tukar menukar informasi tentang kehidupan di Jepang dan Indonesia sambil praktek sedikit-sedikit bahasa Jepang saya yang sudah karatan. Kagum juga sama anak muda ini, walaupun bahasa Inggrisnya tidak begitu lancar tapi dia berani pergi melanglang buana dan bekerja di negara yang mayoritas berbahasa Inggris. Jadi selama di Australia dia bekerja dimana? di restoran Jepang ternyata :).

Di Tepian Sungai Anglesea

Great Ocean Road Memorial Arch

Dari kota Anglesea kami melanjutkan perjalanan selama kurang lebih 15 menit ke Great Ocean Road Memorial Arch. Sepanjang perjalanan kita akan disuguhi pemandangan alam yang luar biasa. Langit yang biru, laut yang jernih dan bersih di sisi kiri dipadu dengan hutan dan daerah-daerah berbukit di sisi kanannya. Salah satu pemandangan yang paling unik adalah rumah yang nangkring diatas tiang yang berada di bukit. Bisa dibayangkan sespektakuler apa pemandangan dari dalamnya.

Rumah Di Atas Tiang

Sesampai di gerbang Great Ocean Road Memorial Arch kita diberi kesempatan berhenti selama 15 menit untuk berfoto. Pintu gerbang sebelah timur yang menjadi awal Great Ocean Road ini dulunya merupakan gerbang tol untuk menarik ongkos kendaraan yang lewat. Tapi sejak jalan ini diserahkan kepada pemerintah tahun 1936 gerbang tolnya ditutup dan sejalan dengan peringatan 75 tahun pembuatan Great Ocean Road,  digerbangnya dibangun sebuah tugu peringatan. Tugu ini dibangun untuk mengenang 3000 tentara Australia yang berhasil pulang dengan selamat dari perang Dunia I serta terlibat dalam pembangunan jalan ini. Di sebelah tugu peringatan ini terdapat patung “The Diggers” yang menggambarkan dua orang tentara sedang bekerja sama menggali bebatuan untuk membangun jalan. Dari gerbang ini kami melanjutkan perjalanan selama 15 menit menuju satu kota kecil yang cantik bernama Lorne.

The Diggers (Kiri) dan Gerbang Great Ocean Road (Kanan)

Lorne

Keindahan Lorne membuat penulis Rudyard Kippling (salah satu penulis favorit saya) menciptakan puisi yang indah saat berkunjung ke kota ini. Terkenal dengan fishing industrynya, di tempat ini orang bahkan bisa memancing barracuda dan beberapa ikan lain yang hanya bisa dijumpai di area ini. Selain itu dengan banyaknya shipwreck yang bertebaran di lautnya, Lorne juga menjadi tempat yang ideal bagi penggemar Scuba Diving. Di Lorne, kita akan diberi kesempatan berhenti 15 menit untuk duduk-duduk di pinggir pantainya. Dari sini, kami diajak melihat Koala di Kenneth River Park yang berjarak kurang lebih 30 menit dari Lorne.

Pantai Lorne

Kenneth River Park Wildlife Koalas and Bird

Kenneth River Holiday Park ini terletak ditengah-tengah antara kota Lorne dan Apollo Bay. Berada di lingkungan The Great Otway National Park, taman ini menawarkan banyak hal mulai dari melihat Koala dan burung liar sampai trekking ke air terjun-air terjun yang berada disekitarnya. Bagi yang suka camping atau menjelajah dengan caravan, taman ini merupakan tempat yang tepat karena mereka menyediakan lapangan untuk camping atau untuk parkir caravan. Tapi bagi yang tidak suka, tersedia juga cabin-cabin kayu untuk menginap, itupun bisa memilih mau pemandangan ke arah laut atau ke arah hutan.

Salah Satu Cabin di Kenneth River Holiday Park

Begitu datang, kita akan dibawah menjelajahi Grey River Road yang terletak di belakang taman. Turun dari mobil kita berjalan kaki kembali kearah taman sambil melihat-lihat Koala di habitat aslinya. Agak susah memang mencari binatang ini ditengah hutan ekaliptus karena warna bulu Koala yang hampir sama dengan warna pohon dan daun-daunan disekitarnya. Belum lagi mereka suka banget tidur, jadi kebanyakan Koala yang saya jumpai berada dalam posisi menggulung seperti bola menyembunyikan wajahnya. Tapi akhirnya nemu juga satu Koala yang bangun dan dengan wajah jenaka mengintip dari pohon-pohonan. Bagi saya, pengalaman ini sangat menarik, melihat Koala di habitat asli dan di kebun binatang beda banget rasanya.

My Koala

Sampai didekat parkir minivan, Mr. Simon sudah menyediakan biji-bijian untuk menarik perhatian burung-burung liar yang banyak berterbangan bebas di sekitar tempat itu. Jenis terbanyak adalah burung beo yang didominasi oleh jenis King Parrot dan Rosella. Selain beo ada juga burung Kookaburra yang bersuara mirip ketawa manusia. Jadilah akhirnya sepanjang 15 menit terakhir kita gunakan berfoto-foto dengan para burung tersebut yang terbang bebas sesuka hati mematuki makanan-makanan yang ada di tangan kami. Asyik sekali..

Berfoto dengan burung-burung nuri yang bebas berterbangan

Cape Patton

Setelah menghabiskan 30 menit di Kenneth River, kami melanjutkan perjalanan ke Cape Patton. Semenanjung ini merupakan titik tertinggi disepanjang pantai Victoria. Oleh sebab itu tidaklah mengherankan kalau tempat ini menjadi salah satu pemberhentian paling populer bagi kendaraan-kendaraan yang lewat sepanjang Great Ocean Road. Dari semenanjung ini kita bisa melihat pemandangan laut lepas ke arah Apollo Bay dan Skenes Creek. Selain itu tidak banyak orang yang tahu kalau dibawahnya ada sebuah gua purbakala yang bernama Ramsdens Cave yang merupakan salah satu gua pesisir terbesar di Victoria. Di tempat ini kita hanya diberi waktu 5 menit untuk narsis berfoto sebelum melanjutkan perjalanan menuju salah satu kota wisata turis terpopuler sepanjang Great Ocean Road yaitu Apollo Bay.

Pemandangan Dari Cape Patton

Apollo Bay

Diperlukan waktu 20 menit mengemudi dari Cape Patton ke Apollo Bay. Di kota ini kami berhenti di alun-alun kecil di tengah kota yang asri dan diberi kesempatan 45 menit untuk istirahat dan melihat-lihat. Saat itu karena hari sudah siang (sekitar jam 12.30), Mr. Simon mulai mengeluarkan kontainer berisi makan siang. Menunya sederhana saja yaitu Sandwich dengan tiga pilihan antara tuna, ayam dan ham plus sebotol air putih. Kami berjalan ke pantai untuk makan siang ditemani burung-burung camar liar yang mematuk-matuk sisa-sisa Sandwich yang sengaja saya taburkan supaya mereka mendekat. Pantainya sendiri sangat datar, tanpa pepohonan dengan ombak besar yang cocok untuk surfing. Walaupun cuacanya panas dan matahari bersinar terik, saya berani bertaruh kalau airnya pasti duiingiiin.

Pantai Apollo Bay dan Burung-Burung Camarnya

Karena masih ada waktu, kami berjalan kembali ke alun-alun. Suami saya yang mulai merasa ini waktu masuk sholat Dhuhur mulai berwudhu dan dengan cuek menggelar sajadah. Sebenarnya saya agak kuatir juga, karena tempat dia sholat tidak tersembunyi dan cukup banyak orang yang lalu lalang. Maklum alun-alun kota ini, seperti juga banyak tempat di Australia, memang datar. Tidak ada pohon atau gedung-gedung tinggi. Untunglah, selama dia sholat tidak ada gangguan yang berarti kecuali tatapan kebingungan beberapa orang lewat yang mungkin berpikir, “What is he doing?”.

Sholat di Alun-Alun Kota Apollo Bay dan Kran Tempat Wudhu dan Minum yang Unik

Setelah sholat, kami berjalan sedikit ke arah jejeran toko disebelah alun-alun untuk melihat-lihat barang-barang yang dijual. Kebanyakan toko-toko tersebut adalah Restorant dan Cafe. Sebenarnya selain pantai untuk berenang dan surfing, di kota ini juga terdapat pelabuhan dan marina sebagai tempat parkir perahu-perahu pemancing. Ada juga beberapa museum. Di puncak bukit sebelah utara sekitar 1,5 km dari kota ini terdapat Marriners Lookout yang menawarkan pemandangan indah ke arah kota Apollo Bay dan sekitarnya. Bila cuaca sedang cerah di perairan dekat pantai, pengunjung bahkan dapat melihat bayangan Casino SS, sebuah kapal uap yang tenggelam pada tahun 1932 ketika mencoba untuk berlabuh di Apollo Bay.

The Marriners Lookout (Photo By : 77studioz.com)

Ketika waktu 45 menit telah habis, kami berkumpul lagi di minivan untuk melanjutkan perjalanan menuju Maits Rest Rainforest Walk yang berjarak sekitar 15 menit mengemudi dari Apollo Bay.

Maits Rest Rainforest Walk

Kalau sudah di Apollo Bay pasti kurang afdol rasanya kalau belum mencicipi jalur trekkingnya The Otway National Park. Untuk para pelancong Great Ocean Road yang tidak punya banyak waktu tetapi tetap ingin tahu bagian dalam national park ini dapat menjelajahi jalur trekking Maits Rest Rainforest Walk. Masuk dalam bagian The Otway National Park, jalur trekking sejauh 800 meter ini dibuat dalam bentuk melingkar dengan beberapa jalur yang sudah diberi papan kayu. Jalur ini relatif cukup mudah bahkan bagi orang tua dan anak-anak sekalipun dan hanya diperlukan waktu 30-45 menit untuk jalan santai melewatinya. Di hutan ini kita bisa melihat pohon-pohon yang sudah berusia ratusan tahun. Bila beruntung, kita juga dapat bertemu beberapa binatang liar khas Australia seperti swamp wallabies, koala, ring-tailed possums dan grey kangaroos.

Maits Rest Rainforest Walk dan Jalur Trekkingnya

Setelah 30 menit jalan kaki terengah-engah mengikuti para teman sejawat yang jalannya cepat seperti kereta api, betapa leganya hati saya ketika sudah duduk kembali di minivan. Terus terang saya kurang enjoy dengan kunjungan ke sini karena terlalu cepat dan singkat. Jalan-jalan di hutan harusnya lambat-lambat dan penuh penghayatan (alasan karena tidak bisa jalan cepat :)). Dari hutan ini kami melanjutkan perjalanan menuju Twelve Apostles dengan pemberhentian singkat di Lavers Hill

Lavers Hill

Lavers Hill adalah sebuah kota kecil yang terletak antara Apollo Bay dan Port Campbell. Dengan populasi penduduk sekitar 200 jiwa bisa dibayangkan betapa kecil dan sepinya kota ini. Walaupun demikian Lavers Hill merupakan tempat persinggahan favorit para turis karena letaknya yang strategis yaitu ditengah-tengah jalan menuju Colac, Cobden, Apollo Bay dan Port Campbell.

Bukit-Bukit dan Padang di Lavers Hill

Karena letaknya yang agak jauh dari laut maka sepanjang perjalanan menuju Lavers Hill banyak didominasi oleh hutan dan padang rumput tempat orang menggembala biri-biri dan sapi. Melihat padang penggembalaan yang begitu luas dengan jerami-jerami yang digulung-gulung dengan rapi jadi penasaran juga gimana cara pengelolaannya, mengingat pada umumnya tenaga kerja yang dimiliki sangat sedikit.Di kota ini kami berhenti di Yatzies Cafe, selain berfungsi sebagai Cafe, kedai ini juga berfungsi sebagai Tourist Information dan Kantor Pos Kota (yang dibuka sejak tahun 1902). Selain itu mereka juga memiliki taman kecil yang nyaman untuk duduk-duduk sambil (lagi-lagi) memberi makan King Parrots yang iseng mampir. Setelah waktu 15 menit yang diberikan habis, kamipun melanjutkan perjalanan menuju Twelve Apostles yang berjarak 30 menit mengemudi dari Lavers Hill.

Yatzies Cafe dan Tamannya Yang Cozy

Twelve Apostles

Apostles dalam bahasa geologi artinya tumpukan, dan 12 Apostles ini adalah tumpukan batu kapur yang berjajar di sepanjang pantai Port Campbell National Park akibat kikisan air laut dan angin selama bertahun-tahun pada daratan. Walaupun namanya  “twelve” sebenarnya tumpukan ini tidak pernah berjumlah 12, mulanya hanya ada 9 dan itupun namanya the Sow and Piglets (Induk Babi dan anaknya). Nama yang dirasa kurang komersial ini pada tahun 60-an diganti menjadi Apostles karena Apostles biasanya berjumlah 12 (menurut kitab suci) maka dinamakanlah Twelve Apostles. Nama yang membawa hoki ini sepanjang tahun menarik jutaan turis untuk datang melihat tempat ini. Terlepas dari namanya, pemandangan di sekitar Twelve Apostles memang indah, sangat indah malahan. Hamparan laut luas dengan ombak besar yang menggulung-gulung dipadu dengan langit yang sangat biru dan padang rumput yang luas dan datar membuat pikiran jadi segar dan hati menjadi lapang. Kalau boleh sih, pengennya berjam-jam berada di tempat ini :).

Twelve Apostles

Tumpukan batu berjajar yang berjumlah 9 ini sekarang hanya ada 7 buah karena pada tahun 2005 dan 2009 masing-masing ada satu tumpukan yang runtuh. Jadi teman, kalau ingin melihat tempat ini cepat-cepat saja datang kesini sebelum semua tumpukan batu kapur itu hilang ditelan ombak. Kabarnya rata-rata tingkat erosi pertahun adalah 2 cm dan diharapkan kikisan laut dan angin pada daratan akan membentuk tumpukan baru walaupun butuh waktu bertahun-tahun.

Twelve Apostles Sebelum dan Sesudah Runtuh

Bila ingin menikmati tempat ini dengan lebih bergaya dapat juga naik 12 Apostles Helicopters yaitu tur keliling menggunakan helikopter  dengan highlights-nya meliputi Loch Ard Gorge, Bakers Oven, Port Campbell, dan the Glenample Homestead. Durasinya hanya 10 menit dengan biaya AUD$95. Indahnya sih sudah pasti indah, tapi biayanya itu lho :). Website resmi Twelve Apostles dapat diakses disini. Setelah menghabiskan waktu 45 menit disini, kamipun melanjutkan perjalanan ke pmberhentian menarik berikutnya yaitu Loch Ard Gorge yang berjarak sekitar 15 menit mengemudi.

Loch Ard Gorge

Jurang ini dinamakan Loch Ard berdasarkan nama kapal yang kandas dan tenggelam di sekitar perairan ini pada tahun 1878 setelah berlayar selama 3 bulan dari Inggris menuju Melbourne. Dari 54 penumpang dan awak kapalnya hanya dua yang selamat yaitu Eva Carmichael yang waktu bermigrasi dengan keluarganya dari Irlandia dan Tom Pearce, seorang awak magang di kapal itu. Saat itu Tom yang terdampar di pantai mendengar teriakan Eva dan berenang kembali menolongnya. Setelah membaringkan Eva di gua, Tom berjalan menuju ke desa terdekat untuk mencari pertolongan.

Papan Peta Loch Ard Gorge (Kiri Atas), Tangga menuju Tebing Two Survivors (Kanan Atas), Tebing Tempat Eva dan Tom Bertemu (Kanan dan Kiri Bawah)

Loch Ard Gorge ini menjadi salah satu pemberhentian yang menarik disamping karena pemandangan alam yang indah, juga karena latar belakang sejarahnya. Bila ada waktu luang sekitar 2 atau 3 jam kita bisa menelusuri jejak sejarah Loch Ard mulai dari tempat tenggelamnya sampai kuburan para korban yan meninggal. Tapi dari waktu 40 menit yang diberikan, kita hanya bisa mengunjungi tebing Razorback (dinamai Razor karena bentuknya memang mirip silet cukur) dan turun ke pantai dimana Eva dan Tom bertemu. Dari Loch Ard Gorge kamu melanjutkan perjalanan kembali menuju London Bridge yang berjarak sekitar 15 menit mengemudi.

Tebing Razor Back (Atas), Padang Savana disekitar Loch Ard Gorge (Tengah)

London Bridge

Tempat ini dulunya diberi nama London Arch karena berbentuk mirip jembatan yang menjorok ke laut dengan dua lengkungan (Arch) dibawahnya. Hebatnya lengkungan itu terbentuk murni karena proses erosi yang berlangsung secara terus menerus. Tapi pada tanggal 15 Januari 1990 salah satu lengkungan yang paling dekat dengan daratan akhirnya runtuh juga tepat pada saat dua orang turis baru saja melewatinya. Maklum orang sering sekali berjalan sampai ujung “jembatan” untuk menikmati matahari terbenam. Akibatnya kedua orang tersebut terjebak di ujungnya dan harus diselamatkan dengan helikopter berjam-jam kemudian. Untung saja jembatannya tidak runtuh pada saat mereka sedang melintas. Setelah kejadian tersebut tempat ini berganti nama menjadi London Bridge karena terisnpirasi oleh lagu anak-anak yang mengisahkan runtuhnya jembatan London Bridge (London Bridge is falling down..falling down..falling down. London Bridge is falling down my fair lady). London Bridge menjadi tempat pemberhentian akhir dari keseluruhan tur ini. Sebelum kembali ke Melbourne kita akan berhenti di Colac yang berjarak 1 jam 15 menit dari tempat ini.

London Bridge Sebelum dan Sesudah Runtuh

Colac

Sepanjang perjalanan dari London Bridge menuju Colac pemandangan mulai beralih dari pantai dan laut menuju ke daerah hutan dan padang rumput yang luas. Karena hari menjelang malam tidak banyak pemandangan yang bisa dilihat tapi begitupun bila melihat ke langit kita masih bisa menikmati indahnya gemerlip bintang dan bulan dari atas mobil.

Kira-kira seperti inilah pemandangan langit Australia di waktu malam (Photo By : Alex Cherney)

Di kota ini kita diberi kesempatan 30 menit untuk makan malam (bayar sendiri-sendiri tentunya). Ada 2 pilihan mau makan di MC Donalds atau Chinese Restaurant. Sakaw nasi akhirnya kita pilih Chinese Food. Colac sendiri sebenarnya memilik dua tempat yang menarik untuk dikunjungi yaitu Lake Colac (merupakan danau air tawar terbesar di wilayah Victoria) dan The Colac Botanic Garden (taman seluas 12 hektar yang berada tepat diatas danau sehingga kita bisa melihat pemandangan ke arah danau dan sekitarnya).

Colac di siang hari (Photo By : otway.biz)

Selesai makan, mulailah perjalanan panjang menuju Melbourne karena baru 4,5 jam kemudian kami sampai di  hostel dan diturunkan kembali di depan Pensione Hotel. Saat itu sudah jam 9 malam dan hampir semua penghuni hostel sedang bersiap-siap keluar untuk mencari malam yang Happening, tapi para veteran ini malah masuk kamar dan ngorok dengan suksesnya :).

Biaya Hari Ke 7

 
27 Comments

Posted by on September 19, 2012 in Australia, Great Ocean Road, Melbourne

 

Tags: , , , , , , ,

27 responses to “Hari Ke 7 : Melbourne (Great Ocean Road)

  1. mila said

    September 19, 2012 at 8:42 am

    wuiiih.. aku beli online juga segituan tapi dapet tour 2 hari, GOR hari pertama, Grampian hari ke-2, nginep di cabin in the wood hahahaa… dpt makan siang, ke t4 liat koala dan ke rainforest itu juga.
    Mba, diceritain cerita tentang runtuhnya london bridge itu ga klo ternyata yg terjebak di tengah itu pas runtuh katanya pasangan selingkuh hahahaa… tp aku blum cek kebenarannya sih

     
    • aremaronny

      September 19, 2012 at 11:58 am

      weee berarti punyamu lebih murah dong Mil. Bisa dishare disini nggak beli onlinenya dimana. Peristiwa di London Bridge itu kata guide ku sih memang pasangan selingkuh yang pergi diam-diam dengan alasan Business Trip :). Bisa dibayangkan ketika wajah mereka nangkring hampir di semua berita malam he he..BTW padahal baru sebentar tidak mampir ke blogmu sudah banyak banget tulisanmu yang belum kubaca, produktif banget dirimu..

       
  2. merry go round

    September 23, 2012 at 1:21 pm

    Huaaahhh… sehari banyak banget yg didatengin dan dikunjungin. cukup Worth it dengan harganya ya 🙂

     
    • aremaronny

      September 24, 2012 at 6:37 am

      iya cha..sampai rasanya jalan kayak kereta api. Ngebut banget. Tapi yang punya Mila sepertinya lebih murah. Harga sama dapat tour 2 hari..

       
  3. widhya

    September 25, 2012 at 6:22 pm

    hi mba vicky, waktu itu tour pake apa ya? karena saya googling paling murah 89 AUD 😦

     
  4. Jane

    November 6, 2012 at 12:13 pm

    udah cek Autopia Tours…ternyata buat adults doang yaa..ga boleh bawa anak2 dibawah umur 14thn… Lah, gadis2ku (4 dan 12thn) ditinggal dimanaaa….hikss..

    ada ga rekomendasi tour lain yg boleh ajak anak2, vicky? kalo ada, please share dong…

    thanks sebelumnya..

     
    • aremaronny

      November 7, 2012 at 6:33 am

      Kalau untuk usia 4 tahun sepertinya Great Ocean Road Tour itu nggak cocok mbak, karena banyakan jalannya dan waktunya mepet banget sehingga tidak bisa jalan santai. Kalau mbak tetep kepingin pergi kalo bisa sih sewa mobil saja supaya lebih santai. Selain itu ini ada tur yang memperbolehkan anak kecil ikut. Ini linknya http://www.tourstogo.com.au/tour/114-great-ocean-road-day-tour-with-bbq-lunch

       
  5. Jane

    November 7, 2012 at 8:30 pm

    langsung cek tourstogo….dan ternyata, banyak pilihan….asiikkk…. thanks fyi ya, vicky..

    suamiku suka minum wine, jd pengen liat Hunter Valley…wine tasting.. malah di web-nya itu ga cuma wine tasting, ada juga cheese and chocolate tasting…anak2 pasti sukaaa…thanks lagiii…:D

     
    • aremaronny

      November 9, 2012 at 7:20 am

      Sama-sama mbak Jane..

       
  6. hilda

    December 28, 2012 at 5:37 am

    mbak vicky..ngurus visanya gimana? dari tournya juga? kena berapa biayanya smua? wuih..pengin!!!

     
  7. mockingjaysan

    March 18, 2013 at 6:32 pm

    Huhuhu cuma 2 hari di MEL jadi ndak mampir sini hanya city aza hais kudu balik dahhh

     
    • aremaronny

      March 19, 2013 at 6:19 am

      Berarti kapan-kapan harus kesana lagi ya mbak 🙂

       
      • mockingjaysan

        May 23, 2013 at 11:06 pm

        wua mauuu banget donk mbak 🙂 makasih mbak

         
  8. rusy

    June 26, 2013 at 8:58 am

    salam kenal dari adelaide mba…

    blong nya awasome… lagi berencana mau driving ke melbourne, eh liat blog mba, seneng dapet tambahan tempat yg bisa di lewatin..

    thanks
    rusy

     
    • aremaronny

      June 27, 2013 at 5:48 am

      Aduh senengnya yah, membayangkan nyetir mobil sendiri dari Adelaide ke Melbourne. Itu bisa terlewati sepanjang Great Ocean Road Excitingnya sampai bikin saya merinding. Semoga lancar ya mbak Diana…

       
  9. Linda

    October 18, 2013 at 4:04 pm

    hai mba, seru blognya, saya rencana mau ke oz mei tahun depan. Seorang teman pernah pakai tour bernama extragreen untuk ke Great Ocean Road, biaya hanya AUD 69 untuk weekdays dan AUD 45 untuk weekend murah ya hehe….tapi guidenya bahasa cina hahaha….tapi gapapa lah ya, sejarahnya kan bisa kita google sendiri

     
    • aremaronny

      October 19, 2013 at 8:37 am

      Iya mbak Extragreen memang paling murah, tapi yah itu pakai bahasa Cina. Sebenarnya juga tidak masalah buat saya tapi sayang saat itu turnya full book :).

       
  10. www.josbanget.com

    March 26, 2014 at 2:07 am

    Muter-muter di dunia maya tanpa sengaja nyasar ke blog ini.
    Btw artikelnya keren banget gan. Jangan lupa mampir juga
    blog milik saya di http://www.josbanget.com.

     
    • aremaronny

      March 26, 2014 at 6:07 am

      sama-sama mas..terima kasih sudah mampir kesini…

       
  11. rachma23

    May 10, 2014 at 1:22 pm

    Infonya lengkap banget. Terima kasih. Saya jadiin referensi nih buat kunjungan saya ke Melbourne minggu depan. Tapi ternyata harga autopiatournya sekarang udah naik jadi $125. Info yg sementara didapat dr googling yg termurah $94. Mudah2an ada yg lebih murah tapi tetap bahasa Inggris 🙂

     
    • aremaronny

      May 29, 2014 at 12:50 pm

      He he iya mbak Rachma, atau kalau tidak beli saja langsung di Melbourne Visitor Centre dan minta harga termurah seperti saya 🙂

       
  12. Tanty

    September 29, 2014 at 7:07 pm

    Hi.. mbak vicky, boleh tau nama tournya? buat day tour ke Great Ocean ini ? Thank you 🙂

     
  13. Maya

    November 11, 2016 at 9:26 am

    Mba Vicky.. Maw tanya donk, dr tmpt2 yg didatangin tsb, tmpt apa aja yg ada tiket masuknya?? Soalnya saya berencana sewa mobil aja, tp maw diitung2 dl pengeluaran tiket msk obyek wisata n yg emang worth dgn harganya. Drpd bayar tiket tp cm view biasa2 aja gt hahaha..

    Makasih

     
    • Vicky Kurniawan

      November 12, 2016 at 10:30 pm

      Semua gratis kok mbak Maya soalnya saya tidak ingat sama sekali ada pemeriksaan tiket.

       

Leave a comment