RSS

Hari Ke 9 : Jakarta – Surabaya

09 Aug

Oleh : Vicky Kurniawan

Pesawat kami mendarat tepat jam 23.35 di terminal 2 bandara Soekarno Hatta. Setelah keluar, ikutan nongkrong menunggu Shuttle Bus menuju terminal 3. Setelah ditunggu hampir 30 menit tidak datang-datang jadi ragu juga apakah Shuttle Busnya masih beroperasi. Tanya sana sini apakah shuttle bus masih ada, semua menyarankan naik taksi karena shuttle busnya sudah berhenti beroperasi pada jam selarut itu. Sempat terpikir juga naik taksi, iseng-iseng tanya harga, mereka mematok Rp. 75.000 untuk ke Terminal 3. Akhirnya ngeper melihat harganya, kami memutuskan untuk menunggu 30 menit lagi. Alhamdulillah, penantiannya tidak sia-sia, karena 15 menit kemudian shuttle busnya datang. Jadwal kedatangannya mungkin agak lama karena pada malam hari shuttle bus yang beroperasi hanya satu.

Pengumuman Jam Operasional Shuttle Bus Gratis Bandara Soekarno Hatta

Pengumuman Jam Operasional Shuttle Bus Gratis Bandara Soekarno Hatta

Sesampai di terminal 3 masih ada waktu kurang lebih 7 jam sebelum pesawat ke Surabaya berangkat. Jadi kami harus tidur di bandara malam ini. Mau tidur di luar tapi tempatnya terlihat tidak nyaman. Karena penerbangan kami masih lama petugas bandara tidak mengijinkan masuk lewat pintu keberangkatan. Tapi untungnya dia mengijinkan kami untuk masuk lewat pintu keluar terminal 3 yang dikhususkan bagi pengunjung dan pengantar. Jadilah kami makan malam di Bakmi Gajahmada dekat situ sebelum menjelajah mencari tempat untuk bermalam. Dari hasil penjelajahan, ternyata tempat menginap paling nyaman terletak di lantai 2 di dekat counter Batik Keris. Di depannya terdapat beberapa tempat duduk empuk yang bisa disambung jadi satu. Entah karena kecapekan atau tempatnya yang enak, akhirnya saya bisa tidur nyenyak sampai shubuh.

Setelah mandi, sholat dan makan pagi kami bersiap – siap untuk terbang kembali ke Surabaya. Kurang 1 kali penerbangan saya akan mencatat rekor baru paling banyak terbang dalam satu kali trip dengan 3 maskapai yang berbeda. Kalau dipikir-dipikir memang tidak efisien tapi mau bagaimana lagi. Akhirnya setelah pesawat kami mendarat di Surabaya secara resmi petualangan kami ke Filipina telah berakhir.

Penutup

Nah apa sih oleh-oleh saya dari Filipina ? . Pertama, Traveling di Filipina ternyata mudah karena mayoritas penduduknya bisa berbahasa Inggris. Dari tukang perahu, supir tuk-tuk sampai tukang ojek semuanya pintar berbahasa Inggris. Beberapa bahkan bahasa Inggrisnya lebih bagus dari saya 🙂 . Menurut rangking Educational Testing Service (ETS), berdasarkan TOEFL (Test of English as a Foreign Language) scores Filipina menempati rangking ke 35 dari 163 seluruh dunia untuk tahun 2010. Hal ini menjadikannya negara Asia ketiga yang memiliki skor TOEFL terbaik setelah Singapura dan India. Mengapa program pembelajaran bahasa Inggris begitu sukses di Filipina ?. Ternyata selain menjadikan bahasa Inggris sebagai bahasa resmi, mereka juga secara aktif mengajarkan bahasa ini sejak sekolah dasar. Tidak hanya mengajarkan tapi mereka juga menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa percakapan sehari-hari. Penggunaan bahasa Inggris dibuat meluas dengan memasang berbagai pengumuman berbahasa Inggris dan menyiarkan berita dalam bahasa Inggris tanpa terjemahan sama sekali. Bahkan beberapa universitas top di Filipina menjadikan bahasa Inggris sebagai pengantar utamanya. Hal ini terbukti sebagai metode yang ampuh karena penduduk di daerah-daerah Mindanao dan Visayas yang persentase kelulusan sekolah dasarnya hanya 30%, warganya juga pintar berbahasa Inggris.

Beberapa Koran Berbahasa Inggris (Photo By : charlieagatep)

Beberapa Koran Berbahasa Inggris (Photo By : charlieagatep)

Kedua, seperti Thailand rata-rata penduduk dan pemerintahnya sudah sadar wisata sehingga mereka berusaha membuat tempat wisata senyaman mungkin dengan menjaga kebersihan dan membuat sarana transportasi yang terintegrasi dengan baik. Contoh yang nyata adalah saat landing di bandara Caticlan, pengunjung tidak perlu repot-repot memikirkan bagaimana transportasi ke pelabuhan ferry karena semua sudah diorganisir oleh bandara. Pengunjung tinggal membayar sesuai tarif yang berlaku tanpa harus repot tawar menawar. Hal ketiga yang patut diacungi jempol adalah usaha pemerintah untuk menjaga kelestarian lingkungan dengan tetap mempertimbangkan kenyamanan wisata. Kebanyakan destinasi wisata di Filipina adalah alam. Jadi mereka mau tidak mau memang harus menjaganya dengan berbagai regulasi dan peraturan. Contoh nyata adalah saat  mengunjungi gua Underground River. Sebagai UNESCO World Heritage Site dan salah satu dari New 7 Wonders of Nature, gua Underground River menerima kunjungan lebih dari 500 ribu orang pertahun. Jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya kepopuleran gua tersebut. Nah, untuk menjaga kelestariannya ada beberapa upaya yang dilakukan oleh pemerintah Filipina antara lain : membatasi jumlah pengunjung dengan hanya mengeluarkan permit bagi 900 pengunjung perhari (100 bagi pengunjung langsung dan 800 dijatahkan bagi biro travel, hotel dan tamu pemerintah). Mereka dengan tegas menerapkan peraturan No Permit No Entry. Mereka sadar bahwa alam sebenarnya memiliki keterbatasan dalam menampung pengunjung tanpa merusak ekosistemnya.

NOTICE PERMIT

Selain membatasi jumlah pengunjung, mereka juga mendidik pelaku wisata tentang pentingnya kelestarian lingkungan. Pelaku wisata disini bukan hanya pengunjung tapi juga petugas, guide dan tukang perahu. Bagi pengunjung, edukasi tentang lingkungan sudah dilaksanakan saat masuk kedalam mobil dalam perjalanan ke gua. Sebelum masuk gua, edukasi tersebut diulang lagi dengan menjelaskan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat berada dalam lingkungan cagar alam. Salah satu peringatan yang paling menonjol adalah larangan untuk tidak merokok. Begitu kita masuk kawasan cagar alam banyak sekali terlihat tanda larangan merokok lengkap dengan dendanya. Rambu ini ternyata bukan hanya pajangan,  karena disitu tidak terlihat ada tukang perahu atau guide yang merokok. Selain itu ada larangan penggunaan flash pada kamera saat masuk kedalam gua. Hal ini untuk meminimalkan dampak pada kelelawar dan hewan malam lainnya. Dari hasil penelitian, kelelawar akan pindah ke bagian gua yang lebih dalam dan gelap bila terlalu banyak penerangan.

Tanda Dilarang Merokok di Underground River

Tanda Dilarang Merokok di Underground River

Masih dalam rangka pelestarian lingkungan, secara berkala mereka juga mengadakan survei dampak lingkungan. Survei ini berguna untuk mengetahui bagian mana dalam area cagar alam yang terpengaruh oleh kunjungan turis. Dengan demikian permasalahan lingkungan dengan cepat dapat terdeteksi dan diminimalkan dampaknya. Hal keempat yang menarik perhatian saya adalah usaha pemerintah untuk melestarikan sarana tradisional tanpa merusak lingkungan. Contoh yang nyata adalah penggunaan tuktuk sebagai sarana transportasi. Tuktuk menghasilkan kadar polusi  setara dengan 5 mobil modern. Nah apa yang dilakukan pemerintah Filipina untuk tetap melestarikan tuktuk?. Bekerja sama dengan ADB (Asian Development Bank) pemerintah meluncurkan program Energy Efficient Electric Vehicles dengan memodifikasi mesin tuktuk menjadi mesin berbaterai yang lebih ramah terhadap lingkungan. Saat ini ada 4 daerah yang menjadi pilot project dalam program tersebut antara lain Makati, Puerto Princesa, Pasig dan  Mandaluyong.

Tuk tuk Modern

Tuk tuk Modern

Hal terakhir yang paling berkesan dari Filipina kesamaan wajah dan fisik dengan orang Indonesia. Dari beberapa negara ASEAN yang pernah saya kunjungi, warga Filipina lah yang menurut saya paling mirip dengan orang Indonesia. Seringkali kami dikira warga lokal sehingga mereka mulai nyerocos dengn bahasa tagalog. Beberapa malah tidak percaya kalau kami orang Indonesia. Enaknya punya wajah mirip, kami jadi tidak terlalu menonjol diantara orang lokal jadi jarang ditawar beli barang atau naik tuktuk yang kemahalan. Kecuali pada saat ngomong nah itu baru ketahuan. Begitulah sedikit oleh oleh saya dari Filipina, terlepas dari segala keruwetan lalu lintas di Manila, saya masih ingin kembali kesana dan mengeksplore tempat-tempat lain yang lebih menarik. Siapa tahu Allah memberikan kesempatan untuk berkunjung ke destinasi impian seperti El Nido atau pulau Negros. Semoga bermanfaat dan happy travelin :).

 
10 Comments

Posted by on August 9, 2015 in Filipina

 

Tags: ,

10 responses to “Hari Ke 9 : Jakarta – Surabaya

  1. winnymarch

    August 9, 2015 at 11:59 pm

    kak vicky keren udah di fhilipina aja

     
  2. Dita

    August 10, 2015 at 6:06 am

    Tuktuknya keren kak, yuuuk ke El Nido…aku udah lama pengen ke sana 🙂

     
    • Vicky Kurniawan

      August 10, 2015 at 10:26 am

      He he he…terima kasih sudah mampir ya. Nama blognya lucu dan catchy “Males Mandi” he he he

       
  3. ceritariyanti

    August 10, 2015 at 8:01 am

    Aku suka saran ketigamu… sepertinya di Indonesia masih sangat perlu ditingkatkan yaaa….
    Duh Philippines… memang cantik untuk diexplore yaa…

     
    • Vicky Kurniawan

      August 10, 2015 at 12:46 pm

      He he terima kasih sudah mampir ya mbak Yanti. BTW blogmu keren banget loh tampilannya..

       
      • ceritariyanti

        August 10, 2015 at 1:38 pm

        Hihihi… makasi *tersipu-sipu

         
  4. mila

    August 10, 2015 at 8:39 am

    sepertinya bahasa inggris di pilipina bagus karena disana kan pangkalan tentara amrik, eh ga tau deh sekarang masih atau udah enggak hehee

     
    • Vicky Kurniawan

      August 10, 2015 at 1:12 pm

      He he berapa tahun kita jadi pangkalan tentara Belanda mil…? BTW, kemarin aku dapat kesempatan umroh. Jadi teringat cerita-cerita mu waktu umroh

       
  5. omnduut

    August 10, 2015 at 3:21 pm

    Ngebayangin kalau di Indonesia penggunaan bahasa Inggris makin digiatkan, katakanlah dijadiin wajib, mikirnya pasti bakalan ada suara sumbang bahwa Indonesia sudah disusupi antek asing, siap2 menjajah Indonesia lagi, atau sudah nggak cinta lagi sama bangsa dan negara. Padahal, kan…

    Ah aku lelah dan ingin ke Filipina #eh hehe

     
    • Vicky Kurniawan

      August 11, 2015 at 10:24 am

      Ha ha bisa saja om ndut..komennya sangat menyentil dan menyentuh…ah dasar penulis…

       

Leave a reply to omnduut Cancel reply