Oleh : Vicky Kurniawan
Setelah sukses mengajak anak saya jalan-jalan ke luar negeri tanpa ikut tur, sepertinya saya sudah cukup layak untuk menulis artikel ini (serasa naik pangkat aja!). Mengajak anak untuk jalan-jalan mungkin suatu hal yang mudah bagi sebagian orang, sedangkan sebagian yang lain merasa ogah karena ribet, repot dan kita sendiri (terutama ibu-ibu) menjadi tidak enjoy karena sibuk jadi pembantu (he he he). Untuk destinasi dalam negeri mungkin lebih mudah karena paling tidak resiko nyasar kecil dan kebanyakan berbagai tempat wisata bisa kita jangkau dengan menggunakan mobil pribadi. Tapi bagaimana kalau destinasinya ke luar negeri? Dimana tempat-tempatnya masih asing, apalagi karena budget mepet mengharuskan kita pergi sendiri tanpa ikut tur. Apakah hal tersebut menghambat kita untuk mengajak anak-anak melihat dunia? Tentu saja tidak. Beberapa tips berikut semoga bisa membantu para orangtua yang ingin mengajak anaknya berpetualang ke luar negeri dengan murah, aman dan nyaman.
1. Perhatikan Usia Anak
Usia anak menjadi sangat penting karena berhubungan dengan tiket pesawat terbang, biaya masuk ke tempat atraksi, pemilihan tempat wisata, tempat makan dan hotel. Teorinya sih semakin kecil usia anak semakin murah, karena beberapa maskapai penerbangan dan tempat wisata memberlakukan biaya separuh bahkan gratis. Tapi pada kenyataannya bisa juga lebih mahal karena bepergian dengan anak kecil berarti harus lebih nyaman yang notabene juga menambah biaya.
Menurut saya, usia yang tepat bagi anak untuk mulai diajak jalan-jalan ke luar negeri adalah usia SD (usia 7 tahun keatas). Dimana anak-anak sudah lebih mandiri (bisa mandi, makan dan ganti baju sendiri) sehingga orang tua tidak terlalu ribet dengan mereka. Fisik mereka juga sudah lebih kuat sehingga bisa diajak jalan agak jauh dan yang paling penting mereka sudah dapat mengingat tempat-tempat yang sudah pernah mereka kunjungi. Sebagai pemanasan, pada usia 0-3 tahun ajaklah jalan-jalan ke tempat-tempat dekat rumah dulu, 3-7 tahun baru ke destinasi dalam negeri yang agak jauh. Yah! tapi itu sih pendapat saya pribadi. Tidak berpatokan pada umur itu juga tidak masalah sejauh nyaman bagi orang tua dan anak.
2. Rencanakan Dengan Matang
Perencanaan yang matang bisa dimulai 3-6 bulan sebelumnya mulai dari penyusunan itinerary, pemesanan tiket pesawat, pembuatan paspor dan pemilihan hotel. Dengan waktu yang sedemikian panjang diharapkan kita bisa mencari tiket promo untuk mereka (supaya lebih murah), riset tempat wisata serta rute yang cocok dan memilih-milih hotel yang nyaman tapi murah. Sebaiknya pilih negara yang sudah pernah kita kunjungi sehingga paling tidak kita sudah memiliki gambaran tentang angkutan umumnya, makanan dan kebiasaan-kebiasaan negara tersebut.
3. Pilih Tempat Wisata Yang Sesuai Bagi Mereka
Idealnya pilih tempat wisata yang cocok bagi mereka dan juga cocok bagi kita sehingga orang tua dan anak sama-sama ‘having fun’. Untuk theme park, pilih yang atraksinya 50-50 antara orang dewasa dan anak-anak. Syukur-syukur kalau atraksi untuk anak-anak juga bisa dinikmati orang dewasa.
Untuk museum, pilih museum interaktif supaya anak tidak bosan. Berbeda dengan museum konvensional, museum ini mengajak pengunjung untuk berpartisipasi dalam pamerannya. Sebaiknya hindari kunjungan ke bangunan bersejarah, simpan tempat wisata ini untuk mereka kelak. Bila memang harus berkunjung ke tempat semacam ini, anda harus tahu sejarahnya terlebih dahulu dan cari cerita-cerita yang menarik bagi mereka sehingga kita bisa jadi guide yang menyenangkan. Hindari juga walking tour dengan rute yang jauh. Untuk keliling kota pilih bis turis atau hop and off.
Satu lagi yang harus dihindari adalah mengajak anak-anak belanja oleh-oleh di mall atau pasar terlalu lama. Yah, untuk ibu-ibu (seperti saya) memang menyenangkan tapi bagi mereka toko hanyalah toko. Kalau berniat belanja, paling aman sih pergi sendiri-sendiri. Kalaupun harus sama-sama yah belanjalah cepat-cepat jangan terlalu banyak memilih dan menawar (yaiks..apa enaknya..!!)
4. Bawa Perlengkapan Yang Cukup
Cukup disini dalam arti tidak berlebihan dan tidak kekurangan. Untungnya mengajak anak yang sudah besar adalah mereka sudah bisa menjaga kebersihan dirinya sendiri termasuk pakaiannya. Jadi satu baju cukup untuk sehari. Jangan membawa baju dan barang-barang berlebihan, coba tebak siapa yang akan mengangkat koper-koper tersebut?..(he he he). Ada beberapa barang dibawah ini yang harus dibawa bila berpergian bersama anak. Pertama, Mainan atau Buku. Mainan-mainan seperti Nintendo atau PSP sangat membantu mengalihkan perhatian mereka selama di pesawat, menunggu pesanan makanan, menunggu bis atau menunggu emaknya belanja oleh-oleh. Selain mainan, buku-buku dan kartu-kartu aktivitas (kartu-kartu semacam ini banyak dijual di toko buku) juga sangat membantu.
Kedua, Obat-obatan terutama vitamin dan obat imunitas. Sebaiknya bawa obat-obatan sendiri, karena merek yang sudah terbiasa dikonsumsi di Indonesia jarang terdapat di luar. Kalaupun ada, kita masih bingung cari toko atau apotik sedang sakit umumnya datang sewaktu-waktu. Untuk yang bentuk cairan atau sirup, beli yang ukuran kecil saja (dibawah 100 ml) sehingga aman dibawah ke dalam kabin. Paling enak kalau mereka sudah bisa menelan pil atau kapsul. Ketiga, sarung Bali. Benda ini berupa kain tipis dan lebar. Tipis sehingga mudah dilipat dan tidak memakan tempat serta lebar sehingga bisa dipakai selimut atau alas untuk duduk-duduk di taman.
Keempat, tissue basah dan cairan cuci tangan. Dua hal yang sangat berguna untuk menjaga kesehatan selama berpergian terutama di tempat-tempat yang tidak ada wastafel untuk cuci tangan. Kelima, makanan kecil. Anak-anak menjadi sangat rewel kalau mereka lapar atau haus. Apalagi saat jalan-jalan umumnya nafsu makan mereka meningkat sesuai dengan energy yang dikeluarkan. Biasanya makan 3 kali sehari bisa meningkat jadi 5 kali.
Tips-tips diatas saya tulis murni berdasarkan pengalaman pribadi. Sekedar sharing, saya cukup beruntung karena memiliki anak-anak yang jago jalan semua. Maksudnya mereka tidak rewel dalam keadaan tidak nyaman sekalipun. Mereka bisa tidur di sembarang tempat bila mengantuk (di kursi taman yang keras, di tanah berumput, di mobil yang sempit), mau makan apa saja dan senangnya gila-gilaan bila diajak berkunjung ke tempat yang baru. Tapi semuanya mungkin bukan kebetulan karena sejak kecil mereka memang sudah terbiasa berpergian. Menginap di bus atau kereta bukan hal yang baru bagi mereka begitu juga naik mobil tua yang tidak ber AC atau berdesak-desakan di angkutan umum. Ada satu cita-cita saya dan suami yang semoga kesampaian, yaitu mengajak mereka mendaki gunung Semeru. Semoga saya kuat yah karena dihitung-hitung pada saat mereka 17 tahun saya sudah hampir 50 tahun…he he he..
gheeta
December 13, 2011 at 5:36 am
Trimakasih tipsnya,,,sangat bermanfaat 😉
aremaronny
December 13, 2011 at 2:46 pm
Terima Kasih gheeta..
rika
May 17, 2012 at 4:10 pm
thx u tips nya mba…aku emang pengen ngajak si kecil jln2 keluar tp msh 4.5 thn,moga bs kaya anak mba tahan banting hehhehhe
aremaronny
May 17, 2012 at 4:17 pm
he he iya rika..Insyaallah kalu emaknya jago jalan, anak-anaknya akan jagoan juga :)..
magnetmagnets
May 9, 2013 at 10:46 am
Mbak..aku baru baca ini.. Ngga harus nunggu 7 tahun mbak.. Umur 2,5 tahun juga bissssaaaaa…hehehe… Terbukti kaaan 🙂
aremaronny
May 10, 2013 at 9:13 am
He he he..ini blognya Bu Siwi yah?..Waduh sayang saya belum bisa buka..kasih link-nya di FB saya bu, biar bisa saya simpan di blogroll..
Ridwan Wan
July 23, 2014 at 10:21 am
thanks y infonya……
aremaronny
July 23, 2014 at 6:01 pm
Terima kasih karena sudah mampir kesini