Oleh : Vicky Kurniawan
Tanggal : 16 November 2010
Tempat Wisata : Chowrasta Market, Masjid Kapitan Keling, Klenteng Kuan Yin, Penang Museum, Church Street Pier, Pinang Peranakan Mansion.
Hari ke 7 ini demi penghematan akan saya habiskan untuk berkeliling kota Penang dengan menggunakan CAT Free Shuttle Bus Service yaitu bis keliling gratis yang disediakan pemerintah bagi para turis yang berkunjung ke kota ini (kapan ya Indonesia punya bis gratis?). Bus ini berhenti di tempat-tempat wisata yang menjadi landmark, tapi namanya juga gratisan waktu tunggunya lama karena jumlah bisnya juga terbatas. Rute CAT dapat diakses di sini http://www.visitpenang.gov.my/portal3/getting-to-penang/getting-around/63-getting-around/429-cat.html
Setelah check out dan menitipkan tas di hotel, mulailah perjalanan saya menjelajah kota. Sebenarnya ada satu tempat yang ingin saya kunjungi yaitu Bukit Bendera. Sayangnya, saat itu trem menuju bukit ini sedang direnovasi jadi saya batal berkunjung ke sana. Sebelum naik CAT, saya berjalan kaki menuju tempat kunjungan pertama yaitu :
Chowrasta Market
Pasar ini merupakan salah satu dari dua pasar terbesar di Penang. Disamping menjual makanan basah dan kering, pasar ini juga menjual buku-buku bekas, pakaian bahkan souvenir. Seperti laiknya pasar, tawar menawar sangat dianjurkan. Dari pasar ini, saya berjalan ke halte CAT untuk menuju destinasi selanjutnya.
St. George Church
Gereja ini merupakan gereja Anglican tertua se Asia Tenggara yang sampai saat ini masih berfungsi dengan baik. Keindahan bangunan dan letaknya yang strategis menjadikannya sebagai landmark kota Penang yang wajib dikunjungi. Sayangnya pada saat saya berkunjung ke sana gereja ini sedang direnovasi, jadi hanya bisa foto-foto diluarnya saja.
Penang State Museum
Dari St. George Church, saya berjalan kaki ke Penang State Museum melewati gedung mahkamah yang berasitektur kuno dan tetap terjaga keindahannya. Museum ini menempati sebuah bangunan kuno yang terawat dengan baik. Harga tiket masuknya yang sangat murah (hanya 1 RM) sungguh tidak sebanding dengan koleksinya yang beragam, sangat terawat dan disajikan dalam perpaduan yang menarik. Dalam museum ini saya banyak belajar tentang asal usul kota Penang dan bagaimana kehidupan masyarakatnya dari waktu ke waktu. Seakan melewati lorong waktu, pengunjung dibawa untuk menikmati sejarah kota Penang dari jaman kuno hingga modern. Tidak hanya berupa dokumen-dokumen, museum ini juga menyajikan berbagai macam alat, contoh-contoh pakaian, contoh-contoh kerajinan dan hal-hal menarik lainnya.
Masjid Kapitan Keling
Dibangun lebih dahulu dari St. George Church, masjid ini merupakan masjid tertua dan paling terkemuka di Penang. Dinamakan Kapitan Keling karena dibangun oleh komunitas muslim India yang tinggal di sekitar masjid itu. Masjid ini letaknya sejajar dengan Klenteng Kuan Yin dan Gereja St. George.
Kuan Yin Temple
Beberapa meter dari Masjid Kapitan Keling terletak Kuan Yin Temple, klenteng tertua di Penang yang dibangun hampir bersamaan dengan Masjid Kapitan Keling. Di depannya terdapat dua tungku besar yang dipergunakan untuk membakar kertas emas dan perak bagi pemujanya. Halaman kuil ini juga dipenuhi sekelompok burung merpati yang biasanya diberi makan oleh para pengunjung kuil. Dari klenteng ini, saya berjalan kembali ke depan St. George Church untuk naik CAT bus menuju Church Street.
Church Street Pier
Pelabuhan ini menjadi sangat terkenal karena dibangun tahun 1897 dan masuk dalam UNESCO World Heritage Building. Dari pelabuhan ini kita dapat melihat lalu lalang ferry dari Butterworth ke Penang. Selain itu juga terdapat kapal-kapal pesiar yang bersandar di dermaganya. Setelah puas berfoto-foto dan menikmati pemandangan saya meneruskan perjalanan ke halte CAT untuk menuju ke pemberhentian berikutnya.

Church Street Pier (Sumber: http://www.asiaexplorers.com)
Pinang Peranakan Mansion
Museum ini sangat istimewa karena dulunya merupakan rumah tinggal dan kantor dari seorang kapitan China yang bernama Chung Keng Kwee. Arsitektur luar dan dalam dibiarkan sebagaimana aslinya lengkap dengan perabotan dan pernik-pernik lainnya. Masuk ke dalamnya kita bisa membayangkan bagaimana kehidupan ‘Baba dan Nyonya’ jaman dahulu kala
Dari museum ini saya naik CAT kembali ke Komtar. Dalam perjalanan kembali ke hotel dari Komtar saya mampir untuk makan siang di RM Al-Hass Nasi Kandar untuk mencicipi makanan khas Penang yang terkenal. Mulanya saya pikir Nasi Kandar seperti nasi uduk tapi ternyata lebih mendekati nasi padang. Harganya juga bervariasi tergantung lauk apa yang kita beli.
Setelah makan siang, saya kembali ke hotel untuk check out dan jalan kaki ke Komtar untuk naik bis menuju bandara. Perjalanan menuju bandara menghabiskan waktu hampir 1,5 jam melewati Penang Bridge dan Queensbay Mall yang baru dibuka. Bandaranya sendiri kecil tapi cukup lengkap. Setelah boarding dan naik pesawat maka berakhirlah perjalanan saya keliling Thailand selatan selama 7 hari. Senang karena perjalanan lancar dan sesuai rencana tapi juga sedih karena harus kembali kerja. Tapi yang lebih penting, saya ingin cepat sampai di rumah karena kangen rumah dan anak-anak. Rumah, memang tiada duanya….
Biaya Hari Ke-7
- Titip Tas di Hotel Rp. 12.000
- Makan Pagi di 7 Eleven Rp. 5.000
- Makan Siang di Al Hass Rp. 9.600
- Tiket Museum Rp. 3.000
- Bis ke Bandara Rp. 9.000
- Travel ke Malang Rp. 60.000
- Total Rp. 98.600
Esther
February 21, 2012 at 5:08 pm
Halo Mbak… Aku juga tahun ini rencananya mau jalan ke Penang. Waktu itu Mbak nginapnya di hotel mana ? Kalau mau cari informasi soal bis ke bandara di Penang, bisa dimana ? Makasih sebelumnya ya Mbak…
aremaronny
February 21, 2012 at 6:33 pm
Waktu itu saya menginap di Tune Hotel Penang. Reviewnya ada di hari ke 6. Informasi bis menuju bandara bisa ditanyakan di KOMTAR. Nanti naiknya dari KOMTAR juga.
irma
May 27, 2012 at 12:10 am
hallo mbak, saya udah boking hotel tune 1 hari unt okt, cukupkah untuk berkeliling penang?atau nambah 2 hari lag mumpung ada promo tune. trims y
aremaronny
May 27, 2012 at 6:48 am
2 malam akan lebih baik, jadi tidak tergesa-gesa..
joko wicaksono
October 11, 2012 at 1:10 pm
saya akan traveling 4 hari ke thailand, tapi bingung tempat tujuan yang asyik buat kesana.
persoalnya saya sudah booking hotel di bangkok, jadi musti pp balik ke hotel di bangkok. mohon masukannya.
aremaronny
October 11, 2012 at 1:24 pm
Saran saya hari pertama : Wat Arun, Wat Pho, Grand Palace, National Museum dan Khaosan Road. Hari Ke 2 : Dusit dan Amphawa Floating Market. Hari ke-3 : Chatuchack (kalau pas weekend), Jim Thompson House, MBK, dan Dinner Cruise. Hari ke 4 : Ayuthaya dan Asiatique. Tapi ini hanya saran ya mas, semuanya tetap berpulang pada mas Joko sendiri lebih suka pada wisata apa.
widia
March 28, 2014 at 5:32 pm
saya suka baca blog ini ? btw, gak ke batu ferringhi ?
aremaronny
March 28, 2014 at 6:17 pm
Waktu itu nggak ada waktu mbak Widia. Kapan-kapan pengen lagi ke Penang.
karin
June 5, 2015 at 10:43 pm
hal mba salam kenal.. saya berencana trip indochina bln nov ini. saya ingin jelajah phuket-krabi-malaysia-singapur dengan jalur darat. ada saran rute dan infonya ga mba?? tak lupa pertimbangan waktu dan budgetnya ya mba hehehe trims
Vicky Kurniawan
June 23, 2015 at 9:26 am
Kalau mau jelajah dengan jarak jauh begitu mending di luangkan waktu yang agak banyak supaya enak dan tidak tergesa-gesa. Untuk menghemat waktu nanti beli tiket pesawatnya yang open Jaws saja mbak Karin. Jadi mendarat di Phuket dan terbang kembali dari Singapura atau sebaliknya.